Sembilan Belas

1.7K 92 0
                                    

''Siapa kau?Dimana Omar?''

''Aku Claudia.Omar sedang di kamar mandi.Kau ingin menitip pesan,aku akan menyam....''

Agatha tiba-tiba memutus sepihak sambungan teleponnya.

''Ha...halo...halo...''Claudia memamdangi ponsel Omar dengan heran.''Ehm...aneh''

Claudia kembali meletakkan ponsel Omar di atas meja.Ia kembali memperhatikan sekeliling ruang apartemen pria itu yang tidak berubah sama sekali sejak beberapa tahun lalu.

Lukisan-lukisan abstrak yang dulu ia beli kini masih terpajang rapi di dinding bercat krem itu.

Claudia juga menemukan patung-patung kecil yang tertata rapi di atas meja kayu dipojok dinding.Semuanya masih terlihat sama dan tidak ada yang berubah sama sekali.Semua itu dia yang melakukannya.Dia sendiri yang menata apartemen pria itu dan ia cukup senang Omar tidak berniat mengubahnya atau pria itu sama sekali tidak punya waktu untuk merubahnya karena setahu Claudia,Omar adalah tipe pria yang tidak peduli pada sekitarnya.

Setelah puas melihat-lihat,Claudia memilih duduk di sofa merah yang menghadap pada jendela besar yang tidak di tutupi tirai sehingga menampakkan pemandangan gedung-gedung di sekitar yang tampak begitu cantik di malam hari.Ini adalah tempat favoritnya bersama Omar di kala mereka masih bersama dulu.Claudia tersenyum miris mengingatnya.

Beberapa menit kemudian Omar keluar dari kamarnya.Ia baru saja selesai mandi itu terlihat dari wajahnya yang segar dan rambutnya yang basah.

Claudia tertegun melihatnya,jika dulu ia yang selalu mengeringkan rambut pria itu kini ia tak bisa melakukannya.Claudia sadar diri ia bukan siapa-siapa lagi bagi Omar.

''Kau lapar?Aku akan memesan makanan.Kau ingin makan apa?''
Omar berkata seraya mengambil ponselnya.

''Tidak usah.Biar aku yang memasak.Kau punya bahan masakan,kan?''

''Ya,ada.Kebetulan aku baru memenuhi kulkasku kemarin.Kau yakin?''

''Tentu.Aku akan membuat yang mudah''

''Baiklah''

Claudia beranjak dari duduknya lagi melangkah menuju dapur sedangkan Omar meletakkan lagi ponselnya dan duduk di sofa yang di tempati oleh Claudia tadi.

Omar mengusap-usap rambutnya yang basah.Claudia hanya memperhatikannya dari belakang dan tersenyum penuh arti.

''Kau masih suka carbonara,kan?''tanya Claudia.

''Ya.Aku selalu memakannya''jawab Omar tanpa menoleh.Ia sibuk membaca majalah.

Dua puluh menit kemudian masakan Claudia pun tersaji.Ia meletakkan sepiring di hadapan Omar dan tidak lupa segelas jus jeruk di sampingnya.

''Semoga kau suka''

''Terima kasih''

Claudia kembali ke dapur kemudian mengambil bagiannya lalu duduk di samping Omar.

''Bagaimana rasanya?''

''Enak.Sama seperti dul...''Omar tiba-tiba menghentikan ucapannya.Ia merasa ada yang salah dengan ucapannya.

Claudia tahu apa yang ingin di katakan Omar.Ia merasa sedih karena pria itu tidak meneruskan ucapannya.Ia berharap Omar masih mengenang masa lalu mereka dan tidak melupakannya.

Mereka kemudian makan dalam diam tanpa ada yang membuka suara.

Omar baru saja meneguk habis jusnya ketika suara bel apartemennya berbunyi.

Omar sedikit kesal pada sang tamu karena memencet bel nya berkali-berkali seperti tidak punya rasa sabar.

Omar segera membuka dan terkejut melihat siapa yang ada di depan pintu apartemennya.

''Agatha?''

''Awas!Minggir!''bentak gadis itu.

''Hei!Ada apa?Kenapa kau terlihat marah?''tanya Omar bingung dengan sikap pacarnya itu.

Agatha tidak menjawab.Ia mendorong Omar kesamping karena merasa pria itu menghalangi jalannya.

Agatha masuk keruang tengah dan menemukan wanita yang sedang memandanginya dengan bingung dan Omar menyadari itu.

''Di...dia Claudia.Temanku.Dia baru saja datang....''

''Teman?''Agatha berbalik memandang Omar yang wajahnya memucat.

''Teman wanita mana yang bisa memegang ponsel teman prianya?''

''Apa maksudmu,Agatha?Ponsel?''

''Jangan pura-pura bodoh.Aku tahu dia bukan temanmu.Tapi,dia adalah pacarmu,iya,kan?Kau selingkuh,brengsek''

''Aku tidak berselingkuh,Agatha.Sungguh dia hanya teman''

''Aku tidak percaya.Tidak ada teman wanita yang datang bertamu malam-malam kerumah seorang pria kecuali mereka punya hubungan.Dan kau berselingkuh dengannya.Iya,kan!''

''Sungguh,Agatha.Aku tidak seperti itu''

''Brengsek.Jangan membodohiku''Agatha berteriak.Airmatanya menetes tanpa disuruh.

''Aku tahu kalian telah melakukan sesuatu.Aku kecewa padamu,Omar.Aku pikir aku mempercayaimu tapi,ternyata tidak.Kau sama saja seperti yang lainnya.Penipu''

Suara Agatha semakin merendah.Nada suaranya terdengar kecewa.Omar menggeleng-gelengkan kepala tidak percaya dengan situasi sekarang ini.

''Agatha,kumohon dengarkan penjelasanku''

''Tidak ada yang perlu kau jelaskan lagi,Omar.Dengan adanya wanita itu di tempatmu itu sudah membuktikan segalanya''

Sekali lagi,Agatha mendorong Omar ke tepi dan ia berlari keluar dari tempat pria itu.

''Agatha,Agatha''teriak Omar.Ia mengejar gadis itu.Claudia mengikutinya.Ia ingin melakukan sesuatu tapi,ia takut akan memperburuk suasana.

''Damn it''Omar mengumpat ketika kakinya tersandung sesuatu.Ia terjatuh.

''Kau baik-baik saja?''Claudia berjongkok di hadapan pria itu yang meringis kesakitan.

''Ya.Aku harus mengejarnya''

Omar mencoba berdiri tapi,ia merasakan sakit yang sangat di pergelangan kakinya.

''Aww!Shit''Sekali lagi Omar mengumpat.

''Kakimu terkilir,Omar.Kau tidak bisa mengejarnya''

''Tapi,aku harus.Aku harus menjelaskan pada Agatha bahwa tidak terjadi apapun antara kita''

Ada Omar,Ada.

Hatiku masih memilikimu

''Memangnya dia siapa?''

''Dia Agatha Brooklyn.Pacarku''

Claudia kemudian teringat sesuatu.

''Jadi,miss brooklyn yang tertulis ponselmu adalah pacarmu''

Omar mengangguk.

''Maaf.Aku lupa memberitahumu bahwa tadi ada panggilan atas nama miss brooklyn dan aku mengangkatnya.Aku tidak tahu kalau itu adalah pacarmu''

''Astaga.Jadi,itu sebabnya''Omar menghela napasnya dengan berat.

''Maafkan aku seharusnya aku tidak lancang mengangkat teleponmu''Claudia terdengar menyesal.

''Sudah terlambat,Claudia.Kau tidak perlu meminta maaf.Ini semua sudah terjadi''

TBC









Finding Oscar (New Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang