11. Khawatir

9K 340 4
                                    


Maroon 5 ft. Sza _  what lovers do

.

.

.

Angel kini sedang diobati oleh dokter pribadi dari Keenan disalah satu kamar hotel di Beer club milik Ethan, sahabatnya. Semua sahabat Keenan menunggu di kamar itu, terkecuali Keenan. Mereka saat ini sedang duduk disofa yang tersedia dikamar itu. Sebenarnya tembakan itu hanya menggores bahu kanan Angel. Yah, walaupun sakitnya bukan main. Tapi, entah mengapa ia diperlakukan seperti orang yang sedang terkena sakit parah.

Sebenarnya, mengapa harus memanggil dokter jika salah satu dari mereka bisa mengobatiku, ini cuma luka ringan, batin Angel.

Lama-lama ditempat ini sungguh membuatnya bosan.

Bagaimana tidak?

Melihat adegan romantis dikamar ini sungguh membuatnya jengkel dan juga risih. Apa tidak ada kamar lain untuk memperlihatkan adegan dewasa itu.

Tidak ingin membuatnya semakin panas, Angel membalik tubuhnya perlahan kearah tembok. Lebih baik menatap tembok daripada adegan pamer kemesraan bukan.

Tidak lama kemudian pintu terbuka. Derap langkah kaki orang masuk terdengar. Angel langsung memutar tubuhnya ke sumber suara tersebut. Matanya langsung melotot begitu melihat Keenan dengan pakaian penuh darah.

Darah siapa itu, batin Angel khawatir.

Tunggu. Apa tadi ia merasa khawatir. Tidak mungkin ia khawatir pada orang ini kan.

"Bagaimana, apa dia tidak apa-apa?" Tanya Keenan pada para sahabatnya, namun pandangannya kearah Angel.

"Kau bertanya pada siapa?" Goda Ethan.

Keenan memutar bola matanya malas. Ia sedang tidak ingin bercanda sekarang.

"Lalu kau bagaimana, darah siapa itu?" Kali ini Reiner yang bertanya.

"Yang jelas ini bukan darahku, jika kalian merasa khawatir." Cetus Keenan, lalu mendekat kearah Angel. Ia menyibak sedikit rambut yang menutupi bahunya yang terluka. Angel hanya diam atas perlakuan Keenan padanya. Entah kenapa, jawaban dari Keenan tadi membuat hatinya sedikit lega.

Keenan mendekatkan wajahnya kebahu Angel dan sedikit mengendusnya.

"Dia kaya anjing saja, memangnya apa yang dia cium." Ucap Ethan pelan. Sehingga hanya orang duduk disofa itu saja yang mendengarnya.

"Kau tidak akan paham anak kecil." Balas Peter. Yang sontak membuat Ethan kesal.

"Aku bukan anak kecil." Ucap Ethan memberenggut kesal.

"Lalu untuk apa kau bertanya, bukankah kau juga menyukai aroma tubuh kekasihmu itu?"

Ethan diam. Otaknya mendadak berfungsi dengan benar. Dia paham maksud dari Peter sekarang.

Disisi lain.

"Bau darah dan obat. Aroma tubuh-mu hilang karena ini." Ucapnya, dengan menyentuh luka yang sudah diperban pada bahu Angel.

"Apa maksudmu?" Tanya Angel bingung. Memang aroma apa yang Keenan maksud. Karena seingatnya, dirinya sama sekali tak mengenakan parfum apapun.

"Jangan buat aku khawatir lagi Angel."

Apa?

Khawatir? Sejak kapan manusia seperti Keenan mempunyai rasa khawatir didirnya. Namun itu faktanya. Bayangkan saja, hanya karena segores luka ditubuh Angel, seorang Keenan yang terlihat dingin dan kalem, tiba-tiba kehilangan kendali saat melawan musuh-musuhnya tadi. Dia sungguh tidak memiliki ampun sama sekali.

"Kenapa kau mendadak bisu sekarang? Apa tembakan itu membuatmu trauma."

"Eh?" Angel mengerjab-ngerjab bingung. Dia juga bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya. Terlalu banyak pertanyaan yang melintas dipikirannya saat ini.

Melihat tingkah Angel yang terlihat lucu dimatanya. Sontak membuatnya tertawa. Semua yang ada diruangan itu bahkan ikut terkejut. Keenan yang kadang hanya tertawa saat bersama sahabatnya, kini tertawa hanya karena wanita itu. Ini merupakan keajaiban menurut mereka. Bahkan Angel sendiri ikut terkejut, melihat tawa mempesona itu. Terlalu mempesona hingga membuatnya tak bisa berkutik.

"Aku bersyukur, bertemu wanita sepertimu."

Ada apa ini? Jangan lakukan itu, batin Angel.

Cup

Sebuah ciuman singkat mendarat dibir Angel.

Jangtungnya serasa mau copot sekarang karena tindakan Keenan. Angel bingung. Mengapa Keenan mendadak manis sekarang.

Kumohon..hentikan. kau membuat semua kebencianku akan dirimu lenyap hanya karena satu tindakan manis darimu

Tiba-tiba sebuah tangan mendarat di pipinya. Keenan mengelus lembut pipi Angel.

"Entah pikiran darimana...dan sejak kapan, aku tidak ingin kehilangan dirimu sama sekali Angel."

Oh god, bunuh aku sekarang.

***

Hai, readers😁

Maaf baru update🙏

Sedang banyak kesibukan. Tapi Jangan bosan untuk menanti kelanjutan cerita ini ya.

Dan jangan lupa juga untuk tinggalkan jejak kalian.

Thankyu😘

Devils line(Book 4 : Mafia Lovers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang