16. Mine

9.2K 353 1
                                    


"Setitik perhatian dapat menghangatkan hati."

.

.

Vote sebelum baca

"Kau itu bodoh Keenan" Singgung Reiner, begitu mereka masuk kedalam ruang kerja Keenan dan mendudukan dirinya disalah satu sofa.

"Maksudmu apa?" Tanya Keenan mengernyit kearah Reiner.

"Wanita itu, kau mencintainyakan?"

"Tentu saja. Aku mencintainya sejak dulu."

Keenan tidak paham bahwa yang dimaksud Reiner adalah Angel. Bukan Grace. Pria itu pintar dalam dunia hitam. Tapi bodoh soal perasaan.

Reiner geleng-geleng kepala atas kepolosan Keenan. "Semoga suatu hari kau sadar akan perasaanmu sendiri."

Keenan lagi-lagi bingung dengan ucapan Reiner.

"Sudahlah, aku kesini ingin memberitahumu sesuatu." Reiner menunjukan sebuah foto seorang wanita berpakaian serba hitam dan juga kacamata hitam serta masker yang menutupi setengah wajahnya. Wanita itu nampak familiar dimata Keenan.

"Ini ketua geng mafia yang menjadi musuhmu, The mask."

"Kau tau siapa dia?"

"Tidak."

Tahu

Reiner bohong. Dia tahu sebenarnya siapa wanita ini. Tapi ia ingin Keenan mencaritahunya sendiri. Sedikit bermain-main dan melibatkan perasaan nantinya cukup menyenangkan.

"Hei, Wanita itu yang pernah kau bawa ke club bukan? Cantik juga. Sayangnya aku sudah ada Amanda"

Keenan mengalihkan pandangannya dari foto itu kepada Reiner.

"Apa dia sudah punya keka.."

"Tidak."

Wajah Keenan berubah dingin. Sampai kapanpun dia tidak akan memberikan Angel kepada siapapun. Angel miliknya. Tidak siapapun.

"Kau tau Keenan. Kau tidak boleh egois. Pilihlah salah satu, yang benar-benar kau cintai. Kau akan menyakiti mereka karena keegoisanmu."

Keenan tertegun. Reiner benar. Tapi siapa yang akan ia pilih. Dua-duanya penting bagi Keenan.

"Aku bingung"

"Tanyakan pada hatimu, dia tau mana yang benar."

Disisi lain. Ada seseorang yang mendengar ucapan mereka dengan tangan mengepal.

"Akan kuhancurkan wanita itu." Janjinya lalu pergi dari tempat itu.

________

Malam telah tiba. Angel sudah terlelap dengan pulasnya ditengah kegelapan kamarnya. Ia memang sering tidur dengan lampu dimatikan. Jadi lebih gampang tidur pikirnya.

Pintu kamarnya tiba-tiba terbuka. Seseorang masuk dengan sebilah pisau ditangannya. Ia menatap Angel yang tengah tertidur. Pisau itu hendak ia tancapkan kearah Angel.

"Siapa kau?"

Orang itu sontak terkejut dan berbalik menatap Keenan yang mulai mendekat kearahnya dengan rahang mengeras.

"Menjauh darinya." Desisnya tajam.

Orang itu tak peduli. Ia kembali mengayunkan tangannya hendak menancapakn pisau itu. Namun sebelum itu terjadi. Keenan lebih dulu sampai dan memiting tangan pria itu. Pria itu dibanting Keenan kelantai dan mengunci pergerakannya.

"Siapa yang menyuruhmu?"

Orang itu tak menjawab. Ia malah balik melawan Keenan hingga sekarang Keenan yang berada dibawah. Orang itu dengan cepat hendak menancapkan pisau itu kearahnya. Namun Keenan segera menghindar.

Tidak lama kemudian adu kekuatanpun terjadi dikamar itu. Hingga menimbulkan suara berisik yang membuat Angel terbangun dari tidurnya. Ia menyalakan lampu begitu melihat siluet seseorang yang tengah berkelahi dikamarnya.

"Ada apa ini?" Ucapnya yang membuat kedua orang itu berbalik padanya.

Angel dapat melihat Keenan yang sudah babak belur dan mengeluarkan banyak darah diwajahnya.

"Angel, keluar dari..akh"

"Keenan!!"

Keenan lengah. Pria itu sudah menusuk perutnya berkali-kali.

"Tuan!"

Dor

Para bodyguard Keenan telah berdatangan. Salah satu dari mereka sudah menembak orang itu hingga terkapar kelantai penuh darah.

"Keenan hiks.. Ka-kau tidak apa-apa?"

Angel begitu khawatir dan panik sekarang. Banyak darah yang keluar dari perut Keenan. Apa Keenan akan mati. Sial. Kenapa ia harus menangis. Keenan dapat curiga kalau ia menyukainya. Ah..dia tidak peduli. Dia begitu takut sekarang.

Keenan hanya tersenyum melihat kekhawatiran Angel. Hatinya menghangat melihat kekhawatiran itu. Apalagi itu ditujukan padanya. Tangannya perlahan naik dan mengelus pipi Angel yang dibasahi air mata.

"Aku...mencin..taimu.."

Hingga tidak lama kemudian semuanya menjadi gelap. Keenan telah menutup matanya dipangkuan Angel dengan seyuman dibibirnya.

"Keenan!!"

***

Jangan lupa comen.

21 agustus 2018

Devils line(Book 4 : Mafia Lovers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang