16. jealous?

531 56 9
                                    

Harry POV

Pagi yang biasa, bahkan membosankan dan membuat ku jenuh dan pusing. Entah kenapa kejadian kemarin langsung menimpa ku begitu saja tanpa kasihan.

Aku membenci dunia ini.

Mati aja lu sono! - author

Mr. Edwards memberhentikan mobil di depan kantor. Ya, hari ini aku pergi bersama supir ku. Aku hanya sedang malas untuk mengemudi.

Ia membukakan pintu untuk ku dengan senyuman nya. "Terima kasih, Mr. Edwards" ia membungkukkan badan nya sebagai tanda ucapan sama-sama.

Hendak memasuki kantor, aku melihat pemandangan yang tidak aku ingin lihat sejak dulu. Zoe dan Luke, mereka berdua keluar dari mobil Luke.

Merasa kesal, aku pun segera memasuki kantor ku dengan cepat tanpa memperdulikan para karyawan disini yang menyapa ku.

****

"Oh astaga, kenapa ini sangat rumit? Bisakah masalah ini berhenti sejenak? Otak ku serasa terbakar." Gerutu ku pada berkas-berkas perusahaan yang begitu menumpuk.

Apakah mereka semua aku gaji hanya untuk diam saja? Bukan kah mereka ku gaji supaya mereka membantu ku bekerja? Kalau begini jadinya, akan ku pecat semua karyawan.

Tok tok tok

"Masuk!"

Terdengar suara pintu yang terbuka dan muncul lah wajah gadis yang telah membuat ku dan Zoe bertengkar.

"Permisi, aku ingin memberikan laporan pengeluaran bulan ini." Ku lihat berkas tersebut dan aku pun bisa lega untuk kali ini.

Pengeluaran tidak terlalu melonjak, dan keuangan tetap aman. Huft akhirnya aku bisa merasakan ketenangan.

"Baiklah, kau bisa pergi. Dan ya, bilang ke Zoe untuk merekap semua pengeluaran yang kita gunakan bulan ini." Ia mengangguk.

Aku pun menaikan satu alis ku. Kenapa ia tidak pergi dari sini? Bukan kah tugas nya sudah selesai? Oh apakah ia dan Niall merencanakan hal yang lain?

"Bukan kah tugas mu sudah selesai? Silahkan keluar dari ruangan ku kalau begitu." Bukan nya pergi, gadis ini pun mendekati ku dan memegang pundak ku.

Dasar gadis tak tau sopan santun!

"Kau melupakan kejadian kita waktu itu?" Aku pun menaikan satu alis ku lagi. Walaupun aku tidak tahu ia melihat ku atau tidak.

Apakah yang ia maksud itu... "Kejadian yang waktu itu? Aku sudah melupakan nya dan tak ingin mendengar nya lagi. Kau bisa pergi sekarang!" Tegas ku padanya, namun gadis ini tak menyerah.

Kesal karena kelakuan aneh nya itu, aku pun menggebrak meja ku dan ku lihat ia menegang ditempatnya. "Kau bisa keluar sekarang nona Jeslyn Smith!" Ia memandang ku dengan tatapan benci nya.

Ia pun keluar dari ruangan ku lalu membanting pintu tersebut. Dasar gadis tak punya aturan, bisa-bisa nya Niall memilih nya.

Oh astaga aku lupa, jika mereka adalah pengkhianat. Mungkin mereka berpacaran karena memiliki visi yang sama.

Aku pun mengetik nama di ponsel ku dan menelepon orang kepercayaan ku.

"Halo? Selidiki mereka sekarang."

"Baik tuan, kami sedang berada di kantor tuan."

Tut.

Lihat saja pembalasan ku Mr. Horan

Zoe POV

Huft, kenapa harus meminta tanda tangan nya? Aku tahu ia adalah CEO di perusahaan ini, hanya saja aku sedikit malas melihat wajah nya.

Ku pandangi lagi berkas tersebut dan menghembuskan nafas ku kasar. "C'mon Zoe, profesional kerja!" Ujar ku menyemangati diriku sendiri.

Dengan semangat para pahlawan, aku pun bangkit dari tempat duduk ku dan mulai berjalan meninggalkan ruangan ku.

****

Ketuk, tidak, ketuk, tidak, ketuk.

Batin ku selalu bertanya apa yang akan aku lakukan. Kembali mengingat profesional kerja, aku pun mengetuk pintu perlahan.

"Masuk!" Ku hembuskan nafas ku kasar, dan mulai sedikit membuka pintu tersebut dan dapat ku lihat ia sedang fokus pada laptopnya.

"Permisi sir, ini ada berkas yang perlu anda tanda tangani." Mendengar suara ku, Mr. Styles pun melihat ke arah ku.

Kami saling memandang satu sama lain, dalam beberapa menit. Tak ada yang berubah dari nya, hanya saja matanya sedikit sembab.

Mungkin ia kelelahan?

Aku pun mengalihkan pandangan ku ke arah laptop di depan nya, dan berjalan menuju ke arah nya guna memberikan berkas tersebut.

Ia mengambil berkas tersebut dan membaca nya dengan teliti. Entah mengapa rasa itu kembali lagi. Rasa sayang, cinta, itu kembali.

Move on Zoe!

Mr. Styles mulai menandatangani berkas tersebut dan memberikan nya kepada ku lagi. "Apa kau dan Luke berpacaran?" Aku pun menaikan satu alis ku.

Apa hubungannya dengan dia? "Maaf aku tidak mengerti?" Tanya ku.

"Oh ayolah, aku melihat mu dengan Luke tadi pagi. Apa kau berpacaran dengan nya?"

"Tidak, aku tidak berpacaran dengannya. Dan kurasa itu bukan lah bagian dari masalah perusahaan yang perlu di bicarakan." Ujar ku dan ia pun mengangguk.

"Iya, tapi asal kau tahu saja. Aku cemburu melihat kalian berdua." What? Ku mohon jangan buat kata-kata manis yang akan membuat ku sakit kesekian kalinya.

"Lupakan itu, apakah Jeslyn sudah memberikan mu data pengeluaran bulan ini untuk kau rekap?" Aku menggeleng kan kepala ku.

Memang benar, Jeslyn tidak memberikan ku laporan tersebut. Dan ya, memang semenjak kejadian dimana aku dan Harry bertengkar kami sudah tidak berbicara lagi.

"Dasar gadis itu, baiklah kau bisa kembali ke ruangan mu." Aku mengangguk dan keluar dari ruangan Mr. Styles

Di tengah perjalanan menuju ruangan ku, aku mendengar suara Jeslyn dan Niall dari arah ruangan Niall. Entah mengapa gadis batin ku ingin mendengar kan percakapan mereka.

"Harry dia tidak tergoda dengan ku, Niall." Suara Jeslyn mulai terdengar di telinga ku.

Sebentar, apa hubungan mereka dengan Harry? Apa Harry dalam masalah? Atau mereka merencanakan sesuatu yang buruk.

"Baiklah, kita pakai cara ke 3. Karena cara pertama, saat kita meneror Zoe tidak begitu berpengaruh, dan cara kedua Harry tidak bisa digoda lagi. Kita pakai cara yang ketiga."

Mendengar perbincangan mereka, aku pun tak sengaja menyenggol vas bunga yang berada di meja dekat ruangan Niall.

Dengan kecepatan ekstra, aku pun lari untuk bersembunyi. Ku lihat di depan ruangan Niall, ada Niall dan Jeslyn yang keluar memantau kondisi.

"Kurasa hanya angin, atau orang yang iseng saja." Ujar Jeslyn dan diberi anggukan oleh Niall.

Aku menghembuskan nafas lega seraya mengelus dada ku. "Huft, untung saja. Tapi aku akan berbuat sesuatu agar usaha mereka gagal."

****

BEM

Akhirnya diriku apdet, sudah berapa hari kita tidak bertemu? Maafkan diriku, karena hari-hari ini banyak masalah yang terjadi.

Doakan saja aku kuat menghadapi nya.

Malah curhat.

Ayaflu.

Half A Heart [Harbara] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang