19. big plan

478 51 13
                                    

"Bagaimana, apa kau sudah mengumpulkan semua buktinya?"

"Sudah, tuan, kami sudah mengumpulkan segala bukti kejahatan yang dilakukan tuan Niall dan nona Jeslyn."

"Bagus, kau kekantor ku sekarang, dan beri itu semua kepadaku."

"Baik, tuan."

Tut...

Harry yang sedang menatap ponselnya tersebut pun menyeringai puas. "Kita mulai sekarang Horan. Apa yang bisa kau lakukan?"

Kembali mengecek semua data di laptop, Harry pun sedikit menghela nafas kasar.

"Kau kira aku bodoh?"

Tok tok tok

"Masuk!" ujar Harry sedikit berteriak.

Seseorang yang merupakan mata-mata Harry ini pun masuk kedalam ruangan Harry, dan duduk di bangku depannya.

"Tuan, ini semua buktinya." ujar orang suruhan Harry tersebut.

"Terima kasih.." melihat data-data beserta bukti foto, dan lainnya, membuat Harry tersenyum puas.

Niall POV

Sial, sial, sial!

Kenapa mereka bisa kewalahan? Astaga! Jika Harry mengetahui ini, maka semua rencana ku yang sebentar lagi jalan akan hancur!

Mereka, para anak buahku itu, dengan bodohnya berjalan-jalan menggunakan baju yang aneh sambil membawa koper. Dan, tentu ada yang mengikutinya.

"Bodoh kalian, kenapa bisa ada yang mengikuti kalian? Astaga, jika itu mata-mata Harry, bagaimana?"

"Maaf, tuan, tapi saya rasa itu bukan orang suruhan dari tuan Harry. Karena, saya sudah mengenal semua orang suruhannya. Dan tuan Harry juga tidak mengetahui rencana kita." jawab salah satu anak suruhan ku itu.

"Baiklah, aku percaya pada kalian. Tapi lain kali jangan seperti ini lagi! Kalian bisa pergi!" suruh ku dan mereka keluar dari rumahku.

Ya, aku sedang berada di rumah. Aku izin pada Harry sahabat ku yang sangat malang itu dengan alasan sakit.

Dan bodohnya ia mengizinkan.

*****

Gotcha!

Aku berhasil memanipulasi data keuangan lagi. Dan tentu, uang itu masuk kedalam rekening ku yang kubuat tanpa ada yang tahu, kecuali Jeslyn.

"Hai, babe, sedang apa?" kalian pasti tahu itu siapa bukan?

"Seperti biasa. Oh iya, bagaimana pekerjaanmu?"

"Berjalan baik, dan terkontrol. Tentu saja, Harry yang malang, dan Zoe yang bodoh itu tidak mengetahui apapun!" ujar Jeslyn lalu duduk di kursi sebelah ku.

"Harry memang tidak tahu, tapi Zoe tahu. Itulah yang ku takutkan, jika saja Zoe membocorkan kepada Harry, maka habislah rencana kita yang tinggal sebentar lagi ini."

Tampak berfikir, Jeslyn akhirnya berbicara. "Bagaimana, jika kita culik Zoe saja? Kau tahu bukan, jika kelemahan Harry itu si sialan itu?"

Benar juga apa yang dikatakan Jeslyn. "Ide bagus, baiklah, besok kita culik dia saat ingin pergi kekantor."

Jeslyn mengangguk dan langsung mengecup bibirku.

Zoe POV

"Maaf, aku tidak bisa."

"Kenapa? Apa ini semua karena lelaki itu?" tanya Luke yang mulai menaikkan satu oktaf.

Tersirat wajah Luke yang memancarkan kekecewaan, dan kemarahan yang ia pendam.

"Ini bukan salah siapa pun. Tapi sungguh, aku hanya menganggap mu sebagai kakakku, tidak lebih. Ku mohon, maafkan aku." jawab ku sambil menundukkan kepalaku.

Luke menyatakan cintanya padaku. Dan bodohnya perasaan ini tidak bisa menerima Luke. Padahal ia adalah orang yang sangat baik dan pengertian.

"Baiklah, aku hargai keputusanmu. Maaf, aku terlalu emosi tadi. Aku pergi, jaga dirimu Zoe." Luke pergi, dan tentunya itu salahku.

"Bodoh, bodoh, bodoh! Kau bodoh, Zoe! Luke adalah orang yang baik, kenapa kau menolaknya sialan?" ujarku ber-monolog.

"Shit, i'm stress!"

*****

Suara dentuman musik terdengar sangat keras di indera pendengaranku. Pergi meja bartender, aku pun memesan satu minuman.

"One Vodka, please?" ujar ku pada sang bartender.

"Ini pesananmu, nona." ujar sang bartender memberikan minumanku.

Ku teguk Vodka ku dengan cepat. Rasa panas, dan sensasi hangat terasa nyata di tenggorokanku.

"Satu lagi!" ujar ku memberikan gelas pada sang bartender.

Setelah beberapa menit, aku sudah menghabiskan kurang lebih 6 gelas Vodka ku. Sungguh, rasanya kepala ku sangat pusing.

Apa aku mabuk? Jika aku mabuk, bagaimana aku pulang?

"Kau terlihat baru, disini." ujar seseorang yang berada disamping ku.

Kulihat kearahnya yang tengah tersenyum kearah ku seraya melihat ku dari atas sampai bawah.

"Hmm, ya. Hanya ingin melepas penat." jawab ku sambil menatap gelas kosong dihadapan ku.

"Ingin pesan lagi? Biar aku yang pesankan. Btw, namaku Michael Clifford. Siapa namamu nona manis?" tanya nya.

"Zoe. Zoe McAvoy." ujarku langsung meninggalkan nya menuju dance floor

Mengikuti irama musik, tubuhku pun mulai bergerak mengikuti irama musik nya.

Saat sedang menari tidak sesuai aturan, aku merasakan ada sebuah tangan yang melingkar sempurna di pinggangku.

Kulihat orang itu dengan ekor mataku, dan ternyata itu orang yang mengajak ku bicara tadi, Michael.

"Ingin menari bersamaku?" tanya nya yang sedikit berteriak di telingaku.

Aku mengangguk. "Baiklah!"

Aku kembali menari, namun tiba-tiba Michael menarikku kesudut ruangan club ini.

Dengan penerangan seadanya, aku dapat melihat ia menyeringai kearah ku. Dengan sekejap, aku merasakan sebuah benda kenyal mengenai permukaan bibirku.

Sial, apa-apaan ini?

Dengan sekuat tenaga, aku mendorong dadanya namun apa daya, tenaga ku yang sedang mabuk ini tak bisa mengalahkan tenaganya.

"Le-paskan, sialan!" ujar ku yang berusaha mendorong tubuh nya.

"Shtt, diam!" ujarnya membentak.

Aku yang sudah tidak bisa melakukan apapun, hanya bisa diam sambil menangis merutuki kebodohan ku masuk kedalam club ini.

"To-tolong, le-paskan aku!" ujar ku seraya sesenggukan.

Tiba-tiba saja...

Brak!

Aku melihat Michael tersungkur seraya memegangi pipinya yang terkena luka pukul.

Kulihat orang yang memukulnya, ternyata dia..

"Ha-Harry? Kau disini?"

******

Awing noet

Muehehe, terima kasih semua yang sudah menyempatkan waktu yang berharga membaca cerita yang sangat abstrak ini.

Muach.

Ayaflu.

Half A Heart [Harbara] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang