Nenek

545 28 4
                                    

Malam berganti pagi dan aku masih tertidur di atas ranjang.
Ku lihat ke arah jendela dan sesosok bayangan hitam berada dibalik kaca yang ditutupi embun. Aku berfikir itu adalah nenek ku yang sedang berkebun. Aku beranjak menuju jendela kamar dan saat ku mulai membuka jendela , terdengar nenek memanggilku dari arah belakang.

"Denis udah bangun kamu nak,"

Betapa terkejutnya aku saat itu. Perlahan aku mulai membalikan badan ke arah pintu kamar ku.

"Ehhhh ..nnn..nne...nenek ko ada disini?" Aku terheran-heran.

"Nenek mau bangunin kamu nak, ayoo kita sarapan sayang" Ujar nenek langsung pergi gitu aja.

"Denis nyusul nek,"

Kini aku sendirian di kamar. Dan aku teringat dengan sesosok bayangan tadi dibalik jendela. Perlahan dan gugup aku berbalik ke arah jendela.
Betapa terkejutnya aku , karna sesosok bayangan itu masih ada di balik jendela.

Ku langkahkan kaki ku dengan perasaan yang tak bisa ku jelaskan. Begitu sampai di depan jendela , perlahan aku membukanya...
Perlahann ....
Pelann...
Senyap terasa....
Sampai tiba-tiba...

(Blllaarrrr)

Terdengar suara ledakan dari arah dapur yang terus terang mengagetkanku.

"Nenek???" Aku berlari dan histeris.

Sesampainya di dapur. Tubuhku lemas tak berdaya saat ku lihat nenek terdeletak dangan kepala yang bersimbah darah dan lemari besar yang menindih sebagian badannya.

"Bertahan nek, tetap bersama denis nekk" Kucoba mengangkat lemari itu dengan sekuat tenaga. Air mataku mengucur dengan deras...

"Nekkk bertahan ....tetap bersamaku nek , denis mohon" Dan akhirnya lemari besar itu bisa ku singkirkan dari atas tubuh nenek.

Ku lihat badan nenek saat itu. Aku mulai pusing dan seakan badanku mau ambruk ketika kulihat darah dari balik baju nenek. Ku beranika diri untuk menyingkapkan baju nenek , perlahan tangan ku menjulur...
Air mata bercampur was-was mulai menutupi pemikiran ku.
Dan saat ku singkapkan baju nenek, tiba-tiba benda panjang yang sembraut memudal keluar dari dalam perut nenek yang tak lain itu adalah usus halus milik nenek.

Seketika itu aku muntah dan menjauhi nenek.

"Nek denger Denis kan?" Aku bertanya pada nenek yang mungkin saja sudah tak bernyawa.

"Kenapa semua terjadi begitu saja" Aku terpuruk dalam derasnya air mata. Sampai sesaat setelah itu aku teringat lagi dengan bayangan yang ada dibalik jendela.

"Kurang ajar... Apakah dia pelakunya!!!" Seketika ku ambil sebuah pisau belati dan berlari menuju kamarku.

Bayangan itu masih tetap berada di balik jendela. "Siapa kau? Apa kau yang melakukan semua ini?" Aku mulai tak sadar seakan setan menguasai tubuh dan pikiranku.

Aku mengambil sebuah kursi yang berada di kamar. Tanpa pikir panjang aku melemparkan kursi itu ke arah jedela dan memecahkan kaca jendela.

Aku terkejut ketika bayangan itu ternyata adalah sesosok perempuan setengah tua yang tersenyum lebar kepadaku.

"Sialaannn kau...." Aku berlari dan melompat keluar jendela dan langsung menikam wanita tersebut.

"Heaahahahaha" Seketika aku tertawa dengan kerasnya. Perasaan ku saat itu sangatlah terasa puas... Ku tikam wanita itu si bagian atas mata nya.

"Mati kau , rrrhhhhhh..." Aku menatap mata wanita tersebut.

Sekejap wanita itu berubah wujud menjadi keriput dan semakin keriput. Sampai terpapar jelas wajah nenek di hadapanku.

"Nenek??? Tidak mungkin" Aku menangis dan berjalan mundur menjauhi tubuh tersebut.
Dengan tubuh bersimbah darah kuratapi semua yang telah terjadi.

"Apa ini?" Seketika aku tersentak dan berlari menuju dapur rumah ku. "Neneeeeekk"

Saat ku buka pintu dapur. Ternyata semua menjadi seperti biasanya. Lemari besar yang menimpa tubuh nenek masih di posisi biasanya, dan jasad nenek tidak ada. Setetes darah pun tidak terlihat saat itu.

Aku terperanga dan tanpa kata-kata. Lalu aku bergegas menuju kamar ku. Sesampai didepan kamar kulihat pintu masih tertutup. Entah mengapa aku mulai merasakan takut, perlahan ku tarik pintu kamarku... Dan saat pintu terbuka , aku melihat sesosok anak yang sedang menundukan kepalanya dan mengarah ke hadapanku. Gelap sekali wajahnya bagaikan gelapnya malam. Di tangan kanan nya terkepal sebuah pisau belati yang jelas-jelas itu adalah pisau yang ku pakai menikam wanita setengah tua yang kemudian berubah menjadi neneku. Saat itu aku mundur dari hadapannya , dan anehnya anak itu mendekatiku semakin dekat. "Apa ini? Tolong aku ..." Aku mulai histeris. Di tengah langkahnya , tiba-tiba dia berhenti. Aku mula merasakan keanehan. Ku beranikan diri untuk menghampirinya....
Perlahannnn...
Tenaaang......
Tenang....

Seketika Dia menatap kearahku. Aku tersentak ditengah langkahku. Dan yang terjadi berikutnya dia langaung melompat dengan kecepatan super melebihi sekelibat cahaya tiba-tiba berada dihadapan wajahku. Dengan mata yang menyala bak mata kucing di malam hari dia pun berkata

"Denis sayang bangunn..."

Seketika datanglah sebuah cahaya menghantam tubuh kami berdua. "Ahhh apa ini..." Dan dari balik silaunya cahaya tersebut , terdapat sesosok bayangan hitam berada tepat di hadapanku. Perlahan-lahan samar bayangan itu mulai menjadi sebuah wujud manusia.

"Ayoo bangun sayang , nenek udah buatin sarapan buat kamu"

Aku terkejut sekali ketika sesosok bayangan itu adalah nenek.

Aku pun tersadar , dan melihat sekitar. Terlihat sebuah ruangan yang nyaman dan tak lain adalah kamarku. Ku tengok ke arah jendela , dan yang kulihat hanyalah kilauan cahaya yang di biaskan embun di atas daun hijau.

"Cepetan cuci muka , langsung ke dapur ya... Kita sarapan" Nenekku tersenyum dan mengusap kepalaku penuh kehangatan.

"Iya nek denis nyusul" Jawabku.

"Yaudah nenek tunggu..."

Tapi seakan teringat lagi kejadian yang barusaja dialamiku. Aku langsung beranjak menyusul nenek untuk sarapan.

"Nek aku mau langsung sarapan aja bareng nenek" Aku tersenyum lebar.

Ternyata itu semua hanyalah mimpi buruk ku. Dan semua terasa sangat real , aku pun tak mengira bahwa itu mimpi... Tapi aku tetap bersyukur untuk semua ini.

Sekian...
...............

Mimpi BurukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang