Obsesi Membunuh

227 14 0
                                    

Gelap seisi ruangan ini sudah biasa. Hanya ada lentera sebagai penerangan di rumah ini. Sunyi selalu menyelimuti setiap pojok ruangan rumah.

Aku tinggal sendiri di sini. keluargaku semua telah pergi menuju keabadian... Dan aku mengabadikan semua anggota keluargaku di dalam sebuah ruangan yang ku beri nama "kamar keluarga" atau yang lebih jelasnya "kamar mayat-mayat keluargaku". Mereka ku abadikan dengan pembalsaman dan menggunakan berkilo-kilo boraks. Agar tetap utuh dan aku bisa melihat selalu keluargaku yang bahagia berkumpul. Semua mayat yang ku abadikan dalam keadaan tersenyum agar aku selalu bahagia dan menghalau kesedihan yang teramat dalam datang menghampiriku.

Hari itu aku telah duduk di kursi goyang sambil membaca koran langgananku dua tahun lalu dan itu terakhir kalinya aku mendapat koran dari seorang papper boy yang telah ku bunuh dan ku simpan mayatnya di lemari tua belakang rumah. Aku tak tau apakah mayatnya masih utuh atau sudah hancur membusuk dimakan usia.

Di belakang rumahku juga terdapat puluhan makam warga sekitar. Namun ini bukan pemakaman umum, mereka dikubur karena tak sengaja terbunuh olehku.
Semua rumah di sekitar sudah tanpa penghuni. Mengapa semua begitu mudah terbunuh? Karena desaku terletak di sebuah padang rumput yang luas dan minim penduduk. Dan yang menghuni desa ini sekarang mungkin hanya aku saja dan seekor anjing kesayanganku.

Mengapa aku membunuh semua orang di sekitarku? Yaaa... Semua bermula saat aku masih kecil. Orang-orang di desa selalu menghina dan mengucilkan diriku. Mungkin karna aku adalah seorang anak haram yang hidup dan dibesarkan keluarga tercintaku.

Saat semua orang menghardik dan selalu mengucilkanku, aku selalu berpikir mengapa aku tak mati saja? Apa aku pantas hidup? Aku lelah dengan semua itu! Cacian dan makian adalah makanan sehari-hari.

Sampai akhirnya aku tumbuh dewasa. Namun nasibku tak pernah berubah, malah semuanya semakin memburuk saat di usiaku yang menginjak 17th ayah tiriku wafat karena menjadi korban pembunuhan. Pembunuhnya adalah tetanggaku yang sangat membenci kaluergaku. Dari sini lah awal mula obsesi membunuh itu datang.

***

Dimalam hari saat kepergian ayah, aku mulai terasuki dendam dan murka. Aku menyelinap masuk kedalam rumah pembunuh ayah melalui cerobong asap. Berbekal pisau lipat dan sebuah palu, aku bersumpah untuk membalaskan kematian ayah. Darah bayar darah , nyawa bayar nyawa...

***

Aku pun berhasil masuk tanpa diketahui orang rumah. Waktu sudah mulai memasuki tengah malam dan semua orang sudah tertidur. Yang pertama aku sambangi adalah kamar anak perempuannya. Perlahan ku buka pintu kamarnya dan mulai masuk ke dalamnya. Aku melihat dia sedang tertidur dengan pulasnya. "Andaikan kau tahu , aku sangat ingin tidur sepertimu malam ini! Dengan penuh kedamaian ... Dan sebentar lagi kau akan damai untuk selama-lamanya" aku berkata sembari menempelkan pisau lipat di lehernya. Tak berselang lama, anak perempuan itu terbangun dan menjerit saat melihatku di balik kegelapan. "Aaaaakkkkhhhhh" Creb... Aku yang panik dan tanpa sengaja menekan pisau lipatku secara sepontan yang akhirnya menggorok leher anak itu.

Dan tiba-tiba suara orang rumah terdengar menghampiri kamar ini. "Sialan..."

"Nakkk kenapa ?" ayah dari anak itu menuju kedalam kamar. Aku bersembunyi dibalik bayang gelap pojok kamar itu. Dan saat dia menyalakan api di lentera yang tergantung di ding-ding, saat semua ruangan menjadi terang akhirnya aku terlihat dan berada di hadapan pembunuh ayah.

"Apa yang kau lakukan disini? Sialan kau"

Tanpa berkata-kata, aku pun langsung menghantam kepalanya dengan palu yang ku bawa. Dammmm... Darah segar memuncrat mengenai wajahku. Tak puas dengan itu semua, ku tusuk matanya dengan pisau lipat yang ku bawa. Crebb....
Ahhhh nikmat yang saat itu kurasakan.

Mimpi BurukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang