Malam ini hujan deras mengguyur kota Ciamis.
Petir berkilauan di balik awan hitam bak kembang api.
Aku terdiam dan menatap jendela yang terbuka menikmati setiap hembusan angin yang membawa cipratan air hujan.Aku duduk dan memeluk lutut, tatapan ku kosong sejalan dengan isi otak ku.
Kesepian adalah nafas ku, sedangkan kebencian adalah darah ku.Setahun yang lalu, aku tinggal bersama keluarga ku di daerah Rancah, Ciamis.
Kami sangat bahagia dan semua normal-normal saja. Saat suatu ketika terjadilah sebuah pertengkaran antara mamah dan papah. Penyebabnya adalah, saat papah tertangkap basah sedang berselingkuh bersama wanita lain di sebuah kost-an di daerah cileungsir. Akhirnya perceraian menjadi solusi nya. Semenjak perceraian itu, mamah dan papah telah memiliki keluarga masing-masing, dan aku? Aku terbuang begitu saja.
Bukan hanya karena perceraian saja yang membuat ku terbuang, namun juga karena tingkah laku ku yang mulai aneh.
Mungkin karena depresi berat atau kesedihan yang selalu menghantui ku.Saat mamah dan papah mempunyai keluarga lagi, aku tinggal bersama nenek. Aku tak sudi tinggal bersama kedua keluarga baru yang tak akan pernah ku anggap sebagai krluarga lagi.
***
Angin terus menerpa tubuh ku. Air mata mulai membasahi pipi bercampur luka batin yang terus menjalar. "Mengapa semua tak adil tuhan? Apa salah ku?" batin ku.
Ukhhhhhk....ukhhkkk...
"Nenek," aku bergegas menuju kamar nenek.
Terlihat nenek yanh sedang berbaring lemah tak berdaya dengan darah yang keluar dari mulut nya. "Nenek kenapa? Nenekkk...." memeluk tubuh nenek.
"Denis jaga diri mu baik-baik yaa nak, cucu kesayangan nenek harus tetap kuat" nenek membelai rambut ku dan tersenyum hangat.
"Bicara apa nenek ini? Nenek akan baik-bajk saja" aku menggenggam erat tangan nenek yang mulai dingin.
Seketika air mata ku kembali mengucur deras disertai rasa yang tak bisa ku ungkapkan. Aku menggenggam erat tangan nenek. Aku mulai bisa merasakan denyut nadi yang mulai melemah dan perlahan.
"Kumohon tuhan ... Aku tak punya apa-apa lagi" aku terus menggenggam tangan nenek. sampai pada akhirnya, denyut nadi yang sedari tadi melemah sekarang sedah tidak ada lagi.
Aku menangis sejdi-jadinya.
Keesokan hari nya~
setelah pemakaman nenek selesai, semua orang pergi tak terkecuali aku, yang selalu mengharapkan nenek kembali.
"Bahkan saat nenek pergi, papah dan mamah tak datang untuk melihat nya yang terakhir kalinya, padahal aku sudah memberi tahu mereka dari tadi malam" batin ku .
Aku mulai bangkit dan mengepalkan tanganku. Tatapan penuh kebencian atas semua yang ku alami mulai mengubah suasana hari ini. "Rrrggghhhhh... Terkutuk kau wanita perusak keluargaku" dengan tubuh yang mulai terbakar hawa nafsu, aku bergegas menuju rumah dengan penuh rencana jahat.
Malam hari nya~
Aku sedang bersiap-siap untuk pergi menuju kediaman papah. Ku ambil semua barang dan senjata yang di perlukan dan mengemasnya dalam sebuah tas.
Isi tas;
-keling berukuran jumbo
-pisau lipat
-sarung tangan karet
-topeng viktor pandetta
-cerrurit
-sebotol cairan accu
-ranjau paku"Malam ini akan lebih dramatis daripada saat malam itu ketika kau merenggut papah" tersenyum jahat.
Next~