Di sebuah desa yang baru saja ku tinggali beberapa minggu ini, aku selalu melihatnya melintas depan rumah ku dengan keadaan yang selalu sama. Selalu saja dengan wajah tertunduk dan berjalan kaku. Entahlah, aku heran padamu. Kau sungguh cantik bukan? Kau bahkan teramat cantik untuk seorang gadis desa biasa...
Aku ragu untuk menyapa mu, bahkan tak berani sama sekali karena kau terlalu cantik. Itu lah alasan kenapa aku selalu menghindar saat kau lewat.~~~~~~
Ini adalah pagi yang cerah di hari minggu yang indah. Sejuk dan permai sekali desa ini. Terlebih hidup seorang wanita cantik di sini menambah warna yang indah untuk menjalani hari-hari ku yang sempurna.
Pagi ini kau belum terlihat melintas di hadapan ku. Aku selalu menunggu saat itu tiba setiap kali ku buka mata ku. "Ahhhh indah sekali hari ini..." aku sedang menjemur pakaian ku kala itu.
Dan pada beberapa lama kemudian, ku lihat seorang wanita berparas cantik berkulit putih berjalan dari kejauhan. Ini yang aku tunggu, hari ini akan ku beranikan diri untuk menyapa dirimu. Kau semakin dekat dan dekat sampai tibalah kau di depan pagar rumah ku. Aku bingung dan gemetar, bagaimana cara mengawali ini semua? Baiklah aku coba..."S-slamat p-pag-gi" nafas kecil terhembus.
Namun dia tampak malu dan berjalan lebih cepat sembari menundukan kepala nya. Heran yang ku rasakan.
Aku hanya bisa melongo melihat perilaku darimu, dan kembali melanjutkan aktifitas ku.Siang hari~
aku sedang berjalan-jalan menikmati suasana di tepi danau yang tak jauh dari rumah. Saat sedang asik berjalan tak ku sangka , kau ada disana di sebrang sana. Namun kenapa? Keadaan mu lain dari tadi pagi. Baju putih mu kotor, rambut indah mu acak-acakan dan terlihat kau sedang menangis tersedu. Aku pun menghampiri dirimu. "K-knapa kamu?" tanya ku dari belakang.
Dia pun berbalik menatap ku dengan wajah cemas. "Tak apa, aku hanya sedang berjalan di tepi danau. Lalu aku melihat kamu di sini sedang menangis dan kenapa baju mu kotor sekali?" tanya ku lagi.
Dia pun berbalik dan bermaksud pergi meninggalkan ku. Ku tarik tangan nya karna aku tak mau semua ini menjadi sia-sia untuk bisa mengenal mu. Namun tak ku sangka, kau berbalik dan mencekik leher ku dengan keras. Matamu melotot, terlihat urat-urat di wajah mu timbul dan wajah mu merah. "J-jangannn sentuh akkhu" ujar nya dengan penuh amarah.
Aku meronta dan berhasil lepas dari cekikan maut nya.
"Ukhukh...uhkhukk...ada apa denganmu?" Tanya ku sembari memegangi leher dengan kedua tangan.Dia pun kini menangis dan terduduk di rumput sembari memeluk lutut.
Kini aku semakin penasaran, sebenarnya apa yang terjadi padamu. Ku pegang pundak mu secara perlahan dan bertanya "kamu kenapa?"
Dia hanya menunjuk ke sebuah pohon dalam keadaan yang tak berubah.
Aku pun mendekati pohon tersebut. Terlihat sebuah ukiran yang tak terlalu jelas karena terlihat sudah lama. Dan ukiran tersebut berupa kata-kata. "SAMPOERASUN, HUTANG PATI BAYAR PATI, HUTANG NYAWA BAYAR NYAWA,..." dan hanya itu yang mampu ku baca. Aku tak tau apa maksud tulisan ini. saat aku berbalik dan ingin menanyakan apa arti semua ini, betapa terkejutnya aku ketika milihat dirimu sudah berada di hadapan ku dengan tatapan tajam."A-apa maksud semua ini?" aku bertanya dengan perasaan cemas.
"Kau membaca dan telah mengucapkan perkataan itu" jawabnya dengan hambar.
"Itu artinya?" aku bertanya kembali.
"Kau selanjutnya!"
Damnn... Apa maksud semua ini?
Secara tiba-tiba tubuh ku lemas dan tak berdaya. Kini kau memeluk ku dengan erat dan menangis. Perlahan kesadaran ku menurun terus menurun dan hilang.Apa yang sebenarnya terjadi?
*****
Saat aku mulai sadar, kini aku berada dalam sebuah ruangan yang minim pencahayaan, kumuh, dan bau busuk.
Ku lihat kesana-kemari dan betapa terkejutnya aku saat melihat tubuh yang tak utuh bergelantungan bak di tempat jagal. Saat aku berusaha bangkit dari kursi ada sesuatu yang menahan tangan ku. Aku melihat sebuah pasak besi panjang menancab di telapak tanganku."Akhhhh" kini aku mulai merasa kesakitan. Darah mengucur dari telapak tangan ku.
Rkeetttt... Suara pintu dibuka, dan terdengar suara seseorang menuruni tangga kayu. Sreng....srengg. ..kini aku mendengar seperti suara golok yang sedang di asah. Keringat dingin membasahi tubuh ku yang tak berdaya.
Aku melihat seseorang dari balik sudut gelap ruangan itu. Tampak dia membawa sebuah pisau daging dan palu di kedua tangan nya. Perlahan aku mundur, dan saat beberapa langkah lagi tiba-tiba sesuatu menarik kaki ku dan membuat ku terjatuh. Aku tak menyadari banwa sendari tadi ada sebuah tambang yang mengikat kaki ku. Tambang itu terus menarik ku sampai akhirnya aku bergelantungan dengan posisi badan kepala di bawah. "Akkkhhhh...." terasa dengan jelas bahwa saat itu persendian kaki ku terlepas dari posisi nya. Kini seseorang itu mendekat, dan ternyata itu adalah kau gadis cantik yang selalu ku impikan di setiap malam, yaaa kau si gadis misterius yang selalu melintas depan rumah ku.
"Ada apa ini? Kenapa kau lakukan semua ini padaku?" tanya ku.
Kau hanya tersenyum bengis dengan tatapan yang penuh kebencian. Aku tak tahu apa salah ku sampai-sampai membuat ku terjebak di posisi ambang kematian.
Kini kau melemparkan palu yang kau pegang mengenai wajah ku , druukkkk... Terasa tulang hidung ku patah dan darah memuncrat begitu saja. "Aakkkhhhhh" sakit yang ku alami melebihi sakit yang belum pernah ku rasakan sebelum nya.
"Akku m-mohon lepaskan aaa" dammmmm... Belum selesai ku berbicara kau potong dengan sebuah tendangan si wajah ku dan sangat keras. Darah memuncrat dan berceceran dimana-mana. Kini aku hanya bisa pasrah dengan semua yang akan terjadi.
Sekarang kau melucuti pakaian ku., kini aku telanjang bulat tanpa sehelai benang yang menutupi badan ku.
Perlahan kamu mulai menggoreskan pisau daging itu di paha ku, kau tarik pisaunya menuju selangkangan dan terus kau tarik sampai perut. Crassssss....darah segar mengalir membasahi tubuh ku yang telanjang. Rintihan kesakitan tak lagi kau hiraukan.
Perlahan kau potong penis ku sengan sangat lambat dan terus menggesek-gesekan pisau itu. Setelah kau selesai memotong nya, kini kau mengambil sebuah cutter. Perlahan kau iris kulit perut ku layaknya menguliti hewan kurban.
Aku masih merintih kesakitan.Kini kau beralih ke pergelangan tangan ku. Perlahan kau potong urat nadi ku. Darah segar mengucur deras membasahi lantai. Di sini kesadaran ku mulai lemah dan terus melemah. Pandangan ku mulai blur dan hitam. Namun aku belum mati, aku masih bisa merasakan luka dari tubuhku.
Kini kau jongkok dan mengikat leher ku, kemudian menarik tambang yang mengikat leher ku dan mengikat ujung lain nya di tiang. Sekarang posisi ku melayang di udara.
Kau berjalan ke bawah perut ku yang berlumurkan darah. Sebuah pisau kau tusukan di dada ku dan menarik nya dengan kencang yang mengakibatkan semua isi perut ku jatuh dan menimpa dirimu. Saat ini aku sudah tak merasakan apa-apa lagi. Kini nafas ku sudah berhenti.
Kacau sekali keadaan di ruangan itu. Usus berceceran, darah dimana-mana, potongan organ tubuh berserakan di lantai.
Dan itu semua adalah sebuah pengorbanan nyawa yang kau butuhkan untuk menebus imajinasi mu saja. Kau cantik namun sayang kau seorang psikopat.
Sekian...
Vote N Comment... 🙏🙏🙏