Part 19

728 21 1
                                    

Kesya pov

Pagi ini aku malas untuk berangkat kuliah, karena bayang bayang chandra bersama wanita lain dan yang paling penting dia bohong atas keberadaannya. Saat membuka gerbang ternyata Rendi sudah berada disana, mengenakan jaket bomber dan celana khaki warna cream satu kata keren

"Ngapain lo disitu"tanyaku

"Lagi ngitung bintang"jawab Rendi asal

"Garing"jawab ku,hendak masuk lagi namun di tahan olehnya

"Mau kemana?ayuk naik nanti telat"ucap Rendi sambil menarik kesya menuju motornya

"Males, mau jalan sendiri aja"tolak ku sambil menarik tangannya namun nihil kekuatan Rendi lebih besar

"Udah naik cepetan, bandel banget sih, kamu kuliah dimana?"rendi langsung duduk di kemudi dan menyerahkan helm half cap untuk ku pakai,"Universitas Global Persada"jawabku sambil  kupasang wajah cemberut sambil memakai helm dan duduk di belakang Rendi sambil memegang punggungnya. Rendi hanya menggas motornya tanpa melepas remnya

"Buruan, katanya takut telat"ucap ku yang mulai kesal

"Tolong tangan dikondisikan kesya"ucapnya sambil menghadap ku sedikit menarik tangannya menuju pinggang "begini baru benar"ucapnya sambil matanya memandang ku intens dan menoel pelan ujung hidung ku kemudian dia melajukan motornya.

Wangi tubuh Rendi tidak berubah, sama seperti dulu, wangi yang selalu aku rindu, kenangan yang dulu begitu indah bersamanya tiba-tiba muncul dalam benakku, ku erat kan pelukanku dipinggangnya membuat ku semakin dekat dan bersandar dipunggungnya,tempat ternyamanku dulu, bodo amat dia mulai geer atau apalah tapi saat ini aku butuh sandaran menikmati aroma parfum yang menyeruak ke hidungku.

"Sayang..mau kuliah gak?atau mau aku antar pulang lagi?"ucap Rendi tepat berhenti di depan gerbang UGP

"Eh sudah sampai ya"buru-buru aku turun dan berlalu, ku lihat Rendi mengejarku sedikit kupercepat jalanku, ini juga kenapa yang lain pada memperatikanku, apa pagi ini aku sangat cantik? Atau gara-gara rendi mengejarku? namun langkah kakinya lebih besar dari langkahku membuat ku mau tidak mau menyerah.

"Mau apa lagi sih ikutin gue?mau kuliah lagi hah?"tanyaku sewot

"Kamu gak usah grogi atau malu sayang, kalaupun kamu rindu bilang saja, aku tak keberatan selalu berada disampingmu mendekap erat tubuhmu"ucapnya pelan berbisik di telinga sambil membuka klik helm untuk membukanya. Aku memegang kepalaku dan shit ternyata helm ini masih setia menutupi rambut indahku. Dapatku pastikan muka ku pasti sudah seperti kepiting rebus sementara Rendi sudah tertawa terpingkal pingkal. Demi mempertahankan gengsi ku, kuberikan helm dengan sedikit menghentak ke tangannya dan ku injak kakinya sekeras-kerasnya lalu ku tinggal pergi.

"Haduh" kudengar dia merintih tapi peduli setan siapa suruh bikin aku malu "Sya nanti pulang jam berapa?"teriaknya lagi, tetap saja tak kuhiraukan aku terus berjalan menjauh dari nya, siapa suruh bikin aku malu pagi-pagi.

"Cie siapa tuh Sya? Cowok baru?emang lo ude putus ya sama Chandra?bukannya Chandra sayang banget ya sama Lo?"selidik Lidia sahabatku

"Sepupu gue"jawabku singkat, ah Chandra sejak kemarin aku melihat dia bersama wanita itu, chandra belum menghubungiku, aku juga malas untuk menghubunginya aku rasa masih kecewa.

"Ih tapi kok mesra banget ya gue liatnya?beneran sepupu lo?masih jomblo gak?kece banget sya?kok lo gak bilang-bilang seh punya sepupu kece badai begitu?"lidia terus membombardir pertanyaan, ku lirik jam ditanganku sudah menunjukkan pukul 08.20 "ayuk masuk kelas, ke buru Pak Said masuk"ku seret Lidia yang terus berceloteh tentang Rendi.

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang