Eighteen

93 4 0
                                        

Selepas duduk di pinggir lapangan, Nita berniat kembali ke kelas. Hingga matanya menangkap sosok yang sangat ia kenali. Ia mendecih pelan saat melihat Jeno, ia berjalan santai tapi belum menyadari sosok Nita yang juga berjalan di area koridor itu.

"Siyeon!"

Ia menoleh cepat kearah kanan. Sial, batinnya. Kenapa harus cewek itu?  Dan kenapa Nita jadi cemburu begini?  Apa yang salah? Ia menatap dua orang itu cukup lama di balik pilar koridor. Nita mendapatkan kesadarannya lalu menggelengkan kepalanya cepat. Baru saja ia berniat melangkahkan kaki namun teriakan Yeri merusak semuanya.

Jeno dan Siyeon juga menyadari keberadaan Nita. Ampas si Yeri. Nita seolah terciduk memergoki Jeno yang sedang berduaan dengan cewek lain. Seperti, penguntit mungkin? Ah, Nita malu sekali, sangat malu!

Sialnya tatapan Siyeon membuat Nita terlihat rendahan,seolah ia ingin menguping pembicaraan mereka. Padahal mendengar saja tak bisa, ia hanya penasaran saja.

Dengan cepat ia berlari meninggalkan Jeno dan Siyeon dengan segala kebingungan mereka. Persetan dengan malu, sekarang yang terpenting kabur dulu. Suasana awkward sangat tidak baik bagi kesehatan mental.

Sementara Yeri dengan tampang watados terengah-engah mendapati Nita mengamuk bak bunda singa. Ia sendiri gak tau kalau ada Jeno dan Siyeon makanya ia memanggil Nita, jadi Yeri gak salah kan?.

"Lo bikin gue malu tau gak!" marah Nita dengan napas yang terengah-engah.

"Ya gue kan gak liat kalo ada mereka Nit" bela Yeri.

"Ah udahlah,lupain. Capek gue, balik kelas" Nita mengibaskan tangannya malas.

"Ke perpus neng, bukan ke kelas" sanggah Yeri.

"Gue ambil buku dulu sama botol minum"

"Oh yaudah gue duluan ya?" tanya Yeri.

Nita hanya mengangguk sebagai jawaban.

Ia berjalan ke kelas sambil memukul pelan kepalanya, bodoh. Nita merutuki dirinya sendiri. Apa-apaan ini,kenapa jadi mikirin si Jeno?  Ia mengehela napasnya kasar.

"Nita!  Nit!!" teriakan itu mengagetkan Nita, gadis itu tersentak mendapati Jeno yang berlari kearahnya.

"Lo ngapain?" tanyanya datar.

Jeno menggaruk tengkuknya, bingung juga gimana caranya memberitahu alasannya. Masa iya, Jeno bilang ia ngejar Nita untuk menjelaskan kalau di dan Siyeon gak ada apa-apa. Kan gak lucu, mantan laporan sama mantan.

"Ah, ehm– anu. Gue cuma–"

"Cuma apa?  Buruan deh Jen, gue mau ke perpus ini" tanya Nita tak sabaran.

"Ntar sore nonton yuk!?" jawab Jeno cepat. Bodoh, mulut Jeno.

"Hah? Lo ngajak gue nonton? Gak salah lo?" Nita mengerutkan keningnya, ia kaget dan bingung. Tapi di satu sisi ia juga senang.

"I-iya, lo gak bisa ya?  Kalo nggak, yaudah. Gue duluan Nit" Jeno tersenyum lalu berbalik meninggalkan Nita.

"Gue mau" ucap Nita.  Meski pelan, Jeno masih bisa mendengarnya, karena di depan kelas Nita sekarang sedang sepi.

Jeno berhenti lalu menatap Nita penuh tanda tanya. "Lo gak kesurupan kan Nit?"

Nita hanya menggeleng pelan sambil tersenyum. "Enggak, ditunggu nanti sore. " ucapnya, lalu bergegas masuk kedalam kelas.

Jeno di depan kelas Nita hanya mematung. Ia menepuk pelan pipinya. "Gak,ini gak mimpi" gumamnya tak jelas.

"WOHOOO!!  GUE JEMPUT NTAR SORE YA NITA!!!" teriak Jeno dari depan kelas. Ia loncat-loncat sambil berlari ke kelasnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[Run to You - Lee Jeno ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang