-The baby is moving

13.5K 1.1K 89
                                    


"Aku ingin naik bus saja." Ucap Jimin berdiri dari tempat duduknya dan berjalan kearah pintu sembari mengusap perutnya.

"Tunggu, kamu mau kemana baby?." Jungkook meninggalkan pekerjaannya dan mengejar omeganya.

"Aku mau naik bus." Jimin menatapnya datar.

"Tapi baby, kita mau makan malam dulu." Jungkook menarik pinggangnya pelan dan mendudukkannya kembali ke sofa dekat meja kerjanya, omeganya pun menurutinya.

"Tapi apa iya naik helikopter?."

Jungkook mengangguk tersenyum.

"Kita mau makan malam atau pindah ke Eropa?." Ucap omega cantik itu memiringkan kepalanya menatap suaminya.

Suaminya hanya mengusap leher belakangnya dan menggelengkan kepalanya pelan.

"Kita makan malam, aku tahu tempat dimana kamu pasti akan menyukainya." Antusias Jungkook sambil duduk disebelah Jimin.

"Aku tahu kita akan makan malam tapi kenapa harus pakai helikopter?." Jimin menyilangkan tangannya.

"Karena Mingyu terkena macet dan tak ada kendaraan yang aman selain helikopter."

Jimin hanya mendengus pelan.

"Kita naik bus saja."

"Tidak, kita naik helikopter karena pilot pribadiku akan kesini 5 menit lagi."

"Kau saja yang naik helikopter, aku naik bus." Jimin bangkit dari sofa namun Jungkook mencegahnya.

"Naik bus itu berbahaya dan bisa mengancam nyawa bayi kita." Protes Jungkook dan Jimin menatapnya tak percaya.

"Kau pikir naik helikopter tidak berbahaya? Bagaimana kalau aku jatuh atau kau yang jatuh? Atau mungkin bahan bakar-nya habis saat kita masih ada dilangit?." Elak Jimin karena ia sudah muak dengan semuanya.

"Naik bus bisa terkena polusi dan itu membahayakan bayi kita!." Bentak Jungkook membuat omeganya terkejut dan menundukkan kepalanya takut, ia takut jika Jungkook memperlakukannya seperti dulu lagi.

"Sayang?." Panggil Jungkook namun Jimin hanya diam saja, Jungkook menghela nafas dalam-dalam lalu ia berkata lagi, "Oke aku akan membatalkan pilot pribadiku dan kita naik bus tapi jika terjadi sesuatu dengan kandunganmu-- Aku akan memberikan keamanan khusus untuk menjaga bayi kita dan termasuk omegaku."
Ucap Jungkook membuat Jimin tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Kemudian mereka menaiki bus dan melaju ketempat dimana mereka akan makan malam.

"Pelan-pelan sayang." Kata Jungkook sambil menggandeng erat Jimin saat mereka menaiki bus.

"Iya." Jimin tersenyum dengan kelembutan suaminya.

Jungkook melihat kekanan dan kekiri namun tampaknya tak ada tempat duduk untuknya dan omeganya.

"Kamu tak apa-apa berdiri terus?." Tanya Jungkook penuh dengan perhatian dan melihat omeganya bersandar pada dinding bus.

"Tak apa, sudah lama sekali aku tak menaiki bus." Jawab omeganya tersenyum sambil mengamati sekelilingnya.

"Oh ya?." Jungkook berdiri didepannya dengan tangan kirinya menyentuh dinding bus, melindungi omeganya.

"Terakhir aku naik bus dengan Ayah." Kata Jimin tersenyum tipis.

Wajah Jungkook seketika hancur mendengarnya.

"Maafkan aku." Lirih Alphanya.

"Hey, ini semua bukan salahmu-- mereka melindungi kita karena mereka menyayangi kita." Jimin tersenyum dan mengusap leher belakang suaminya.

Jungkook meraih tangan Jimin dan menciumnya, hingga bus tiba-tiba mengerem mendadak.

Jimin hendak terjatuh namun seseorang menangkapnya.

"Kau baik-baik saja?." Tanya seorang Alpha yang tampan sambil mencengkeram lengan Jimin.

"Eh? Aku baik-baik saja, terima kasih." Ucap Jimin menatap Alpha tampan didepannya.

"Wow--." Alpha itu sedikit terkejut.

"Eh?." Jimin pun ikut bingung.

"Apa kau memakai kontak lens?." Alpha tampan itu tak henti-hentinya menatap Jimin.

"Uh? Tidak? Ini--."

"Cantik." Belum sempat Jimin menyelesaikan ucapannya namun, Alpha tampan itu memotongnya.

"Omegaku memang cantik dan terima kasih." Kata Jungkook mengejutkan Alpha tampan itu.

"Oh-- maaf aku benar-benar minta maaf, aku pikir dia--." Gugup Alpha tampan itu terkejut melihat Jungkook didepannya.

"Kau pikir dia masih single? Bodohnya aku tadi lupa membagi pheromone-ku dengan pheromone-nya." Jungkook menatap Alpha tampan itu dengan tajamnya.

"Maafkan aku, aku benar-benar minta maaf." Alpha tampan itu menundukkan kepalanya.

"Jungkook, jangan begitu-- dia tadi menolongku, kalau dia tidak menolongku, aku pasti terjatuh tadi." Bela Jimin membuat Alpha tampan itu sedikit tersenyum.

"Oh, makasih." Cuek Jungkook tanpa melihat Alpha tampan itu.

***

"Woah." Kagum omega bermata violet itu sambil melihat lampu-lampu gedung, mereka makan malam diatas atap hotel yang sengaja Jungkook pesan dengan privasi.

"Kau suka?." Jungkook memeluknya dari belakang dan memandangi pemandangan lampu-lampu gedung.

Jimin mengangguk bahagia dan membiarkan suaminya memeluknya.

"Cantik." Lirih Jimin tersenyum memandangi lampu-lampu gedung.

"Kau tahu siapa yang lebih cantik?." Ucap Jungkook sambil mencium leher Jimin.

"Huh? Siapa?." Jimin membalikkan tubuhnya menatap Jungkook.

"Seokjin." Jungkook tertawa terbahak-bahak dan Jimin menahan tawanya.

"Yah, jangan bercanda seperti itu." Jimin mencubit pipi Jungkook.

"Aku berkata benar, dia selalu memaksaku mengatakan kalau dia ini omega paling tercantik didunia." Alphanya mengerutkan hidungnya, merinding jika mengingat Ibunya memaksanya untuk mengatakan kalau ibunya paling tercantik didunia.

"Eomma memang sangat cantik." Ucap Jimin.

"Ah kau benar, tapi bagiku kaulah yang tercantik." Jungkook memeluknya lagi dan Jimin bersandar di dada bidang suaminya.

Jungkook mencium pucuk kepala omeganya, "aku sangat mencintaimu Jimin, aku tak sabar menunggu kelahiran bayi kita dan kita akan pergi traveling, piknik bersamanya." Jungkook mengusap perut Jimin.

Jimin hanya tersenyum saat Jungkook berjongkok didepannya dan mengusap perut omeganya.

"Hey jagoan, aku tak sabar mengajakmu bermain-- kalau kau setuju tolong katakan sesuatu." Kata Jungkook sambil telinganya ia letakkan di perut Jimin.

Buk

Jungkook dan Jimin pun terkejut.

"Oh!." Kejut mereka berdua.

"Bayi kita bergerak!." Antusias Jungkook dan meletakkan telinganya diperut Jimin lagi.

Buk

"OH! Dia menendangku!." Jungkook tertawa hingga gigi kelincinya keluar.

"Dia mendengar kita." Ucap Jimin bahagia.

"Oke, aku ingin saat kau melahirkan nanti naik pesawat agar bayi kita dan kamu tidak terkena polusi." Kekeh Jungkook dengan pendiriannya.

Jimin hanya menghela nafas perlahan dan tersenyum mengangguk, meskipun terkadang suaminya menyebalkan namun Jimin memakluminya dan disitulah ia menyadari bahwa ia sangat mencintai suaminya, seperti Jungkook yang sangat mencintainya..

______

The End

______

Bad Alpha [Kookmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang