Peringatan!, Di chapter ini ada unsur darah. Bagi yang tak ingin membaca / tak kuat jangan di paksa.
"eergh" aku terbangun dari mimpiku. Kulihat Rena masih tidur. Dilihat dari wajahnya, sepertinya dia tidur dengan nyenyak karena wajahnya terlihat damai. Aku mengambil hpku dan ternyata ini sudah jam 7 pagi. Aku mengambil roti di plastik makanan dan mengolesnya dengan selai coklat. Aku membangunkan Rena dan ia bangun."Ini, makanlah" kataku sambil memberikannya roti yang sudah dioleskan selai tadi. Aku mengoleskan selai ke rotiku juga dan memakan rotinya.
"Bagaimana dengan mimpimu semalam sepertinya kau tidur dengan nyenyak" kataku setelah menghabiskan rotiku.
"Indah kok, mimpiku berbunga bunga sampai ada singa yang ingin menerkam aku ternyata itu kakak yang membangunkanku " kata Rena sambil senyum senyum.
"Aku tidak seperti singa tauk" kataku sedikit kesal.
"Pfft.Hahahaha maaf pfft.maaf" katanya sambil tertawa.
"Terserah deh" kataku capek.
"Kak, dimana tumpukan kayu dan piano kita!" Kata seseorang yang panik dari luar.
"Aku tak tahu" jawab seseorang.
"Kaca rumah kita juga hilang!" Kata anak yang tadi.
"Aku beranjak dari tempat dudukku dan melihat dari kaca apa yang terjadi. Rumah ini memiliki kaca juga. Rumah ini tertutup oleh akar dan daun daun dari pohon itu. Sepertinya kayu yang kemarin,kaca,piano,dll adalah milik mereka. Dengan berat hati aku memperbolehkan mereka tinggal di sini kalau mau. Aku melihat di kaca, orang yang tadi ternyata terluka, dia menangis. Karena merasa kasihan aku pergi ke Rena.
"Rena di bawah ada orang. Sepertinya kayu,piano,kaca,dll kecuali pohon ini milik mereka" kataku datar.
"Hah! Jadi kayu ini milik mereka?!" Tanyanya khawatir.
"Mungkin saja, ayo ke bawah" ajakku.
"Ayo"jawabnya. Kami turun ke bawah namun mereka tak menyadari keberadaan kami. Baru saja aku ingin bicara, Rena bicara duluan.
"P-per-permisi" kata Rena gugup.ereka berbalik dan terkejut melihat kami.
"Siapa kalian?!" Kata orang dengan semuanya serba putih. Matanya berwarna pink/ungu tau ah.
"A-ak-"kata Rena terpotong olehku.
"Apa kalian yang memiliki kayu,kaca dan piano itu" kataku cepat. Mereka tampak terkejut.
"Iya, benar" jawab mereka.
"Maaf tapi itu sudah kami gunakan untuk membuat rumah"kataku datar.
"Hah!, Apa kau bilang!. Sudah di gunakan!"kata orang serba putih tadi, sepertinya dia marah.
"Iya betul sudah digunakan"kataku sama datarnya.
"Kak! Bagaimana ini!, Kalau begitu kita tinggal di mana nanti" kata orang yang di sebelahnya mungkin adik. Adiknya bermata biru dan semua pakaiannya berwarna putih.
"Ck, ini semua gara gara kalian! Sekarang kami harus tinggal di mana!" Kata kakaknya.
"Terserah kal-"ucapanku terpotong oleh Rena.
"Kalian boleh tinggal di rumah kami!" Kata Rena.
"Rena!"kataku.
"Tak apa lah kak, kan kita memakai kayu mereka. Kan kasihan, kaki dia juga terluka" Kata Rena.
"Ck, yasudah, lakukan sesukamu Rena!" Kataku tak peduli. Aku berjalan menuju jalanan, saat ditengah jalan, Rena mengikutiku.
"Apa Rena?" Kataku kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazing magic Karin
Fantasypada suatu malam yang dingin ada seorang ibu yang menggendong 2 anak kecil. "ibu ingin kamu jadi anak yang kuat dan berbakat,Karin namun ibu tak bisa bersama denganmu karena itu akan membahayakan keselamatanmu jadi sebagai kenang kenangan ibu ingin...