Sebelum pisau itu mengenai kepala Rena, aku menendang pinggang penjahat itu sampai dia jatuh lagi. Aku menarik tangan Rena namun penjahat itu lebih kuat.
"Lepas!" Teriakku keras sambil menendang keras penjahat itu. Untung saja Rena baik baik saja. Namun tanpa aku sadari penjahat itu menendang bahuku jadinya aku terlempar karena tendangan itu terlalu keras namun untung tulangku tidak patah. Penjahat itu memegang bahu Rena lalu mengarahkan pisau itu pada leher Rena. Mungkin hari ini aku beruntung karena di sampingku ada pecahan gelas yang tajam itu. Aku mengambil gelas yang setengah utuh dengan bagian atasnya yang tajam sekali itu dan aku berlari dengan cepat. Penjahat itu tak sadar maka dari itu aku beruntung. Rena menyadari itu jadi dia menunduk. Tujuanku adalah leher penjahat itu. Dari kejauhan kudengar suara mobil polisi dan ambulan. Aku menendang wajah di penjahat dan akhirnya Rena terlepas. Aku mendekat ke penjahat yang sudah bisa berdiri itu dan menusukkan bagian gelas yang tajam itu ke leher penjahat itu dan menekannya dengan cepat namun tanpa sadar aku di pukul keras oleh penjahat itu sampai aku terpental jauh tepatnya di hadapan Rena dan Anak mata biru itu dan saat saat itulah polisi datang aku tersenyum tipis, aku lega sekali. Rena menangis terisak lalu aku menjitaknya pelan kehabisan tenaga.
"Kenapa menangis Rena, kau aman sekarang. Oh! lehermu sakit ya, tadi terkena pisau kan, maaf ya aku tak menepati janjiku untuk melindungimu" ucapku, dia tetap menangis. Aku tak mengerti.
"Hei mata biru, bagaimana penjahatnya?" Tanyaku.
"Dia kesakitan dan dia menangis dengan keras, lehernya hampir tergorok tauk!" Katanya.
"Aku tak peduli" kataku cuek.
"Hiks, kakak..hiks,kakak..hiks,kakak" kata Rena.
"Kau kenapa Rena?, Hei kakak mata biru, kau tau dia kenapa?" Tanyaku.
"Ck, dasar bodoh. Dia khawatir padamu tau" katanya yang membuatku bingung.
"Kalian tak apa ap- astaga!" Kata seorang dokter perempuan.
"Cepat ke sini!,ada keadaan darurat!" Kata dokter itu lalu beberapa orang membawa 2 tandu dan mengangkat tubuhku dan kakak si mata biru kami dimasukkan ke ambulan masing masing namun dengan tujuan sama, rumah sakit. Rena bersamaku, si mata biru dengan kakaknya. Pandanganku memburam dan akhirnya semuanya hitam.
Memori memori bersama keluargaku dan Rena terngiang di kepalaku membuatku pusing. Aku merasakan sakit di seluruh tubuhku dan untuk bernafas pun susah sekali. Air mataku mengalir begitu teringat akan fakta yang terjadi dua hari yang lalu tentang ibu dan ayah yang ternyata bukan orang tua kandungku. Aku menangis namun aku teringat aku sekarang tak butuh mereka. Aku harus kuat aku juga sudah berjanji akan melindungi Rena jadi aku harus kuat. Aku melihat cahaya kecil di ruangan gelap ini lalu berlari dengan kencang ke arah cahaya itu dan menggapainya dan tiba tiba aku terbangun. Kulihat ruangan sekitarku semuanya putih. Di sampingku ada Rena yang tertidur. Kulihat di dinding depanku jam sekarang adalah jam oh astaga! Sepertinya aku tertidur atau- kutaktaulah. Saat ini sudah jam 4 sore. Aku merasa nyeri pada bagian yang tadi terluka saat ingin kulihat, aku ternyata memakai baju khusus orang di rumah sakit. Sekarang aku mengerti. Aku ada di rumah sakit. Aku membuka satu kancing baju itu dan aku melihat sesuatu yang mengejutkan. Lukaku di jahit. Aku mengkancing kembali kancingnya. Aku berniat membangunkan Rena namun ponselku berdering. Aku kaget sekali. Aku tak sadar ponselku ada di tanganku. Saat kulihat ternyata itu telpon dari kak kill. Aku membiarkannya dan mematikan suara ponselku. Sebelum aku mematikan ponselku ada pesan masuk. Saat aku melihatnya aku mendapati nomor tak di kenal. Begini pesannya.'kenapa tidak di angkat telponnya' pesan orang itu.
'apa urusannya denganmu' jawabku.
'tentu urusanku, kau sekarang bagian dari keluarga kami' jawabnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/158104221-288-k38406.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazing magic Karin
Fantasypada suatu malam yang dingin ada seorang ibu yang menggendong 2 anak kecil. "ibu ingin kamu jadi anak yang kuat dan berbakat,Karin namun ibu tak bisa bersama denganmu karena itu akan membahayakan keselamatanmu jadi sebagai kenang kenangan ibu ingin...