2.Rumah baru

36 1 1
                                    

Peringatan! Cerita ini tidak meniru cerita apapun!
"Beep"alarm membangunkanku dengan keras. Aku bangun dan mandi lalu memakai kaos dan celana panjang. Aku keluar dari kamar dan melihat rumah sepi. Yah,tak heran rumah sepi ini hari Sabtu,ayah dan ibu tak libur di hari itu dan kakak kerja sambilan di hari Sabtu jadi wajar rumah sepi. Aku menuju ke kamar Rena dan mengetuknya. Setelah Rena mengatakan 'masuk' aku pun masuk ke kamarnya. Kulihat dia sudah siap dengan kaos dan celana panjang berwarna biru Dongker.

"Kau siap,Rena?"

"Siap kak"

"Kalau begitu ayo kita sarapan dulu"

"Oke"
Kami pun sarapan dan setelah makan aku mengambil beberapa makanan yang bisa dimakan di lemari pendingin.

"Rena,ambil makanan yang menurutmu bisa dimakan dan cukup untuk makan kita nanti, aku akan mengambilkan tasmu. Pastikan juga kau membawa makanan ringan seperti Snack dan juga ambil beras secukupnya"kataku pada Rena.

"Baik, kak"jawab Rena.
Aku mengambil tasnya dan tasku juga. Aku memasukkan gergaji ke dalam tas besarku dan membawa tasku dan tas Rena ke ruang makan dan menemukan Rena sudah selesai dengan plastik besar di tangannya yang berisi makanan.

"Rena, kau sudah membawa hp mu?" Tanyaku.

"Sudah kak"jawabnya.

"Kalau begitu ayo kita pergi dari sini" kataku  sambil mengambil plastik berisi makanan itu dan menyerahkan tasnya padanya. plastik berisi makanan itu cukup berat. Aku berlari diikuti Rena di belakangku. Kami mengambil sepeda masing masing dan menaruh beban kami di keranjang sepeda.aku mengunci pintu dan mengayuh sepeda dengan cepat, Rena mengikutiku. Aku pergi ke tempat yang sangat jauh mungkin sekitar 90 km. Yah memang jauh tapi itu adalah tempat paling aman yang aku temukan waktu tersesat di rumah temanku dulu sekitar kelas 1 SD. Rena sudah lelah jadi kami istirahat sebentar mungkin 5 menit lalu melanjutkan perjalanan dari rumah ke sini 10 km. Setiap 10 km, kami istirahat dan akhirnya kami sampai di tempat tujuan setelah 1 jam. Kami istirahat lagi dan berbaring di rumput yang empuk ini. Aku melihat ada banyak kayu yang tersusun rapi. Aku melihat ada palu juga di sampingnya. Aku pun memikirkan ide bagus.

"Kak, di mana kita akan tinggal?" Kata Rena panik.

"Di sini Rena, kita akan membuat rumah di sini" kataku.

"Memang kita bisa membuat rumah?,bahan saja tak punya" kata Rena sambil menunduk.

"Kau ingat saat kita membuat kandang kucing yang besar waktu itu?" Tanyaku.

"Ingat kak,tapi itu kan terlalu kecil dan di sini hanya ada pohon pohon besar dan sedikit kayu"kata Rena.

"Rena"

"Apa"

"Kita bisa membuat rumah pohon karena pohon itu terlalu besar dan ada juga kayu kayu sebagai pelengkap, kan?"tanyaku.

"Uh, aku lupa kalau kau itu pintar kak, aku terlalu panik"kata Rena.

"Sekarang kita harus membangun rumah secepat mungkin karena kita tak mungkin tidur di alam bebas nanti malam" kataku.

"Oke" jawab Rena.
Aku mengeluarkan gergaji dan memotong beberapa ranting pohon yang besar itu. Setelah beberapa jam kami membuat rumah akhirnya kami bisa membuat kerangka rumah yang besar dan kokoh. Beberapa saat kemudian hpku berbunyi, saat aku membukanya ternyata itu telepon dari kak kill. Aku membiarkannya dan menyelesaikan rumahku yang sekarang. Sekarang, tepatnya jam 12.00 kami beristirahat dan memakan 1 Snack. Setelah selesai istirahat kami melanjutkan membuat rumah. Akhirnya lagi setelah jam 5 sore kami selesai membuat rumah yang kokoh dan lebih besar dari pada rumah lama kami. Kami sudah membuat pintu rumah dan aku menempelkan nya pada tempat yang sudah disediakan untuk menaruh pintu tersebut. Aku menempelkannya dengan lem perekat yang bisa mengelem apapun dan tidak akan bisa copot mau bagaimanapun juga. Aku mengelem pinggirannya saja agar pintu bisa dibuka dengan leluasa dan pintu itu juga tak akan lepas. (Kalo gak ngerti maklum ya). Di dalamnya ada banyak ruangan. Kamar yang dibuat ada 4, entah kenapa aku mempunyai firasat akan ada yang datang entah kapan. Lalu ada juga meja bundar dengan 4 kursi. Ada juga ruang musik, di sana ada piano. Tadi aku menemukannya di belakang tumpukan kayu kayu yang terpotong rapi itu. Di ruangan itu entah kenapa bisa kedap suara saat pintunya ditutup. Lalu ada juga ruang melukis, di ruangan itu ada banyak peralatan melukis. Lalu ada ruang makan, ruang tamu, dapur dan kami juga membuat teras. Pintu rumah ini dibuat lebar dan tinggi agar muat jika ada barang besar yang ingin dimasukkan. Untuk masalah mandi, di belakang rumah kami ada air terjun tinggi, ada pula kolam dan didampingi air terjun itu ada tangga menuju ke atas. Kalau listrik tak usah khawatir karena di rumah sudah terhubung dengan listrik, masalahnya sekarang kami tak punya lampu jadi kami memakai lilin yang kubawa dari rumah.kami pun masuk ke rumah karena ini sudah gelap dan tak lupa mengambil tas kami dan plastik berisi makanan itu. Kami membuat tangga yang melingkar pada pohon menuju rumah kami agar terlihat lebih bagus. Di dalam kami duduk di kursi dan aku menyalakan lilin dengan korek.

"Kak,apa kita akan aman di sini?" Tanya Rena cemas.

"Kita pasti aman Rena"kataku meyakinkannya.

"Kenapa kakak berpikir begitu?"

"Karena jika kau dalam bahaya aku akan melindungimu"

"Kak"

"Apa"

"Apa kakak terluka akan kenyataan yang kemarin?" Tanya Rena.

"Tentu saja"

"Lalu, apa yang ingin kakak lakukan?" Tanya Rena.

"Belum terpikirkan. Namun-" jawabku gantung.

"Namun apa?" Tanya Rena.

"Aku tak akan mudah percaya pada orang lain di sekitarku kecuali orang yang sudah dekat denganku." Ucapku padanya.

"Apa kakak percaya padaku?" Tanya Rena.

"Tentu saja aku percaya denganmu" ucapku.

"Tapi kak, kakak harus percaya pada orang lain!" Ucap Rena.

"Tidak Rena, aku tak bisa. Makanya aku ingin kau percaya pada orang lain menggantikanku" ucapku pada Rena.

"Baiklah, aku mengerti!" Kata Rena.

"Kalau bagitu, sekarang ayo kita makan, kau pasti lapar, kan?" Tanyaku.

"Iya"jawabnya sambil mengangguk.
Aku pun mengambil plastik berisi makanan itu dan mengambil makanan di dalamnya. Aku mengambil 2 ramen cup. Lalu mengambil Termos berisi air panas dan menuangkannya ke ramen cupku dan punya Rena, tentunya dibuka dulu tutupnya. Setelah menunggu sebentar akhirnya bisa dimakan. Aku dan Rena memakan Ramen itu dengan cepat lalu membuang tempatnya ke tempat sampah yang ku buat. Setelah makan kami mengobrol dan sesekali bersenda gurau sampai akhirnya tertidur dengan lelap menunggu matahari menunjukkan wajahnya.
~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~
Hai,ketemu lagi dengan saya. Gimana ceritanya. Beneran tauk ini gak niru cerita apapun karena ini hasil ide saya sendiri dan bantuan air terjun yang waktu itu pernah saya temui. air terjun itu bagus banget apalagi di sampingnya ada tangga menuju ke atas dan pas saya ke atas saya jalan lurus dan saat sudah  agak dalam saya ngeliat banyak buah buahan yang enak loh! Sayangnya aku lupa di mana tempatnya. nantikan chapter selanjutnya ya, ada lanjutannya kok.
Salam manis!

Amazing magic KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang