PROLOGUE

559 110 16
                                    


Lhokseumawe,  Aceh,  26 Desember 2004.


"Abang, jangan lari-larian nanti kamu jatoh!  jangan jauh-jauh dari bunda!" tegur Nadia Hervita Ragandi pada anak laki-lakinya Dilan Galih Ragandi yang sedang aktif bermain itu.  Dilan merupakan anak pertama dari pasangan Deny Ragandi dan Nadia Hervita Ragandi yang kini masih berusia enam tahun. Berjarak satu tahun dengannya, Dilan memiliki seorang adik perempuan yang bernama Dilora Anastaya Ragandi.


"Iya Bun," patuh Dilan sambil berjalan mendekati Nadia yang sedang duduk di salah satu bangku yang ada pusat perbelanjaan.


"Adek sama ayah mana bun?" tanya Dilan yang tidak lagi melihat adik dan ayahnya itu.


"Ayah tadi nganterin adek ke toilet, kebelet pup dia," jawab Nadia sambil mengusap lembut rambut putra sulung kesayangannya.


                                                                               ****** 

 Gadis itu baru saja keluar setelah selesai menginvestasikan sebagian isi perutnya di sebuah toilet umum yang ada di pusat perbelanjaan.


"Ayah, udah, ayo ke bunda," ajak Dilora kepada Ayahnya.


"Oke sayang, putri ayah memang yang paling cantik sedunia," ucap Deny Ragandi seraya mensejajarkan tingginya dengan tinggi badan Dilora untuk merapikan baju serta rambut putri kesayangannya itu dan tak lupa memberi kecupan pada kedua pipi gembul putri kecilnya lalu mengamit tangan Dilora menuju ketempat istri dan putra nya tadi berada. Namun setelah beberapa langkah mereka berjalan ...


"Ayah ayah , aduh yah balik lagi yah ke toilet, adek mau pup lagi," rengek Dilora sambil mengayunkan tangan ayahnya. Deny pun menurut dan membimbing Dilora menuju ke toilet lagi.


Saat Dilora masuk ke toilet, Deny pun menunggu diluar sambil mengecek ponselnya, barangkali ada panggilan dari bawahannya. Iya, saat ini keluarga kecil Ragandi itu sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan yang ada di Lhokseumawe, Aceh untuk membeli jajanan khas Aceh yang selalu menjadi icon Provinsi Aceh, karena senin besok mereka sudah harus kembali ke Jakarta.


Awalnya Deny ingin pergi sendiri untuk menyelesaikan proyek kerjanya. Namun kedua anaknya merengek tak ingin ditinggal oleh sang ayah. Alhasil Deny pun memboyong keluarga kecilnya untuk ikut bersama.


Setelah mengecek dan tidak menerima notifikasi apapun dari bawahannya, dia pun memasukkan ponselnya kembali kedalam saku celananya. Tiba-tiba ponselnya berdering, Nadia menelpon.


"Ayah, ayah sama adek dimana? cepetan kesini, abang sama bunda udah mau karatan disini nungguin ayah sama adek," omel Dilan pada ayahnya.


"Ha ha ha, iya sabar adek masih di dalam toilet. Bilang aja kamu kangen sama adek?" balas Deny sambil menggoda Dilan.


"Iya ayah, cepeten, abang mau ngomong sama adek," Balas Dilan lagi.Dilan memang sangat menyayangi Dilora, adik perempuan satu-satunya itu. Sikapnya yang tak ingin lama-lama berjauhan dengan adiknya itu menunjukan betapa Dilan sangat mengasihi adiknya Dilora.


"Ha ha ha, kamu ini baru juga sebentar ditinggal sama adek udah main kangen-kangen aja, kan nanti juga ketemu adek," balas Deny lagi disertai tawanya.


Tapi siapa yang menyangka omongan Deny bertolak belakang dengan fakta yang terjadi, karena pada detik berikutnya tempat dimana dia menginjakkan kaki berguncang dengan sangat kuat nya hingga dia pun tak mampu menyeimbangkan tubuhnya lagi. ponsel nya pun terlepas dari genggamannya , ia terduduk di lantai.


"Gempa," batin Deny. Air muka nya seketika berubah menjadi panik, kemudian ia melihat keluar dan ternyata sudah banyak orang yang berteriak sambil berlari menyelamatkan diri.Deny pun tersadar bahwa putrinya masih berada di dalam toilet. Berniat ingin menyelamatkan Dilora, tiba-tiba saja tubuhnya sudah terhempas oleh kencangnya ombak air.


Tsunami, ya tsunami lah yang terjadi saat itu , ia menghempas dan menyeret apapun yang dilaluinya. Semuanya terjadi begitu saja, begitu cepat dan tak disangka-sangka. Puluhan, ratusan,bahkan ribuan orang berteriak menyebut nama Tuhan berharap Tuhan berbelas kasih mau menyelamatkan mereka dari bencana yang mengerikan itu.


Tsunami itu berhasil memporak-porandakan Aceh dalam hitungan menit.Tsunami itu jugalah yang memisahkan Dilora dengan Dilan serta ayah dan bundanya.


                                                                                                ******

DILAN AND DILORA   -Dear Sibling-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang