.....
Waktu menunjukan pukul 01:00 malam.
Hyura tak kunjung terlelap karena harus mengerjakan pekerjaannya.
Sedangkan daniel masih belum pulang dari kantor.
Mereka berdua kini tinggal di rumah baru, yang di hadiahkan oleh kakek daniel saat pernikahan mereka berdua.
Waktu terus berlalu, tapi hubungan mereka tak kunjung membaik, semakin hari hyura terus merasa menyesal, sementara daniel bingung dengan perasaannya sendiri.
***
"Hoaaaam...."
Tak terhitung berapakali hyura menguap, tapi ia tetap harus menyelesaikan pekerjaannya yang kini menumpuk karena cuti yang diambilnya.
Hingga suara deru mobil terdengar dan selanjutnya bel rumah pun berdering beberapa kali.
Hyura segera bangkit untuk membuka pintu, sudah hapal betul jika itu adalah daniel.
Ceklek~...
Pintu di buka, dan benar saja, daniel lah yang ada di baliknya.
"Lembur?"daniel hanya mengangguk.
Hyura mengambil alih tas daniel dan meletakannya di meja depan tv, sementara daniel kini sudah terduduk lesu di sofa.
Hyura beranjak pergi kedapur, lalu kembali lagi dengan segelas air di tangannya.
" ini..., aku akan kembali ke kamar."ucapnya lalu pergi kembali kekamar.
Daniel menengak airnya hingga habis, lalu bangkit dari duduk dan beranjak untuk pergi kekamar, mendapati hyura yang tengah sibuk dengan laptopnya di atas ranjang.
"Belum selesai?"
Hyura mengangguk tanpa repot melihat daniel.
Daniel duduk di sisi ranjang, lalu menarik laptop milik hyura berpindah pada pangkuannya.
"YAK... Apa yang kau lakukan?"
"Diamlah, dan sebaiknya kau istirahat."
"Tidak.. Sebaiknya kau yang istirahat, kembalikan laptopnya."
Daniel menggeleng, dan segera pergi berpindah kedalam ruang kerja, membuat hyura mendengus kesal.
"Dasar,, selalu saja seperti itu , hey kang daniel, kembalikan laptopku, dan sebaiknya kau kali ini menurut."
Tidak ada jawaban, akhirnya hyura menyerah, dan membaringkan tubuhnya di atas ranjang, merasa begitu lelah karena seharian harus berhadapan dengan layar laptop.
Tidak butuh waktu lama, gadis itu sudah mulai merasa mengantuk dan akhirnya tertidur.
Daniel yang menyadari bahwa suasan mengheningpun, memutuskan untuk keluar dari ruang kerja, dan memeriksa keadaan hyura.
Dan sejurus kemudian, sebuah garis melengkung muncul di kedua ujung bibir pink daniel, menunjukan senyuman yang tidak pernah ia tunjukan di saat bersama siapapun.
Dengan perlahan, ia melangkahkan kaki mendekat kearah hyura, mencoba meminimalisir suara agar tidak mengganggu tidur gadis itu.
Tanpa di sadari, daniel ikut membaringkan tubuhnya tepat di sisi hyura yang tidur terlentang, menyingkirkan beberapa anak rambut yang menutupi wajah hyura, lalu menghela nafas saat perasaan bersalah kembali menghampiri hatinya.
"Maaf......, maaf karena sudah merenggut kebahagian dan hak milik mu."
Tanpa sadar daniel mendekatkan wajahnya dan dengan hati-hati menempelkan bibir miliknya dengan milik hyura, memberikan kecupan kecil, hingga akhirnya tersadar akan perbuatannya, ia segera menarik diri, dan turun dari atas ranjang.
Bingung dengan situasi, daniel segera melangkahkan kakinya kembali ke ruang kerja, dan melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda.
****
Malam telah berganti, hyura diusik oleh silaunya sinar matahari yang menerobos masuk kedalam kamar melalui celah-celah tirai jendela.
Gadis itu menggeliat kecil sampai akhirnya membuka matanya perlahan-lahan, mendapati sisi disampingnya kosong, tidak diisi oleh seseorang.
Dengan bingung hyura bangkit dari atas ranjang, meregangkan tubuhnya yang terasa sedikit kaku, lalu pergi mencari keberadaan daniel.
"Apa dia masih di ruang kerja yaa?" tanyanya pada diri sendiri.
Dengan perlahan hyura mendorong pintu ruang kerja dan sejurus kemudian, mata hyura menangkap sesosok daniel yang tertidur sambil menelungkupkan kepalanya ke atas meja kerja dengan laptop yang masih menyala.
"Aishh... Dasar keras kepala, sudah kubilangkan tidak perlu." ocehnya berbisik, takut membuat daniel terjaga.
Ia segera keluar dari ruangan dan kembali dengan bantal dan selimut di kedua tangannya, berniat untuk menyelimuti tubuh daniel karena jujur saja suhu hari ini sangatlah dingin.
Tangannya perlahan mengangkat kepala daniel dan menyematkan bantal di antara meja dan kepalanya, lalu beralih menyelimuti tubuh besar itu dengan selimut tebal, lalu berhenti untuk menatap lekat wajah polos daniel.
"Fyuuuhh... Aku tidak tau jika hatiku bisa memaafkanmu, tapi kurasa bisa kuusahakan." lirihnya pelan lalu segera melangkahkan kakinya pergi dari sana, meninggalkan daniel yang kini tersenyum bahagia.
"Terimakasih... Hyura"
.....
Part ini M selesai.. Yeayyyy..
Capek uy, pengen liburan tapi ngga dapet libur dari sekolah, kan gue pengen berenti dulu, pengen refresing uuh...
Semoga para guru diberi pencerahan,,, amin..
KAMU SEDANG MEMBACA
SYARAT{KDL} -Completed-
FanfictionCompleted. Seorang gadis yang harus rela menerima syarat bodoh yang diajukan oleh kang Daniel, demi melindungi peninggalan sang ayah. "Jadi istriku."-Daniel "Apa! syarat macam apa itu?"-Hyura