....
Daniel baru saja sampai dari kantor pada pukul 00:45. karena mengliburkan para pegawai, banyak pekerjaan yang tertunda, membuat ia harus bekerja lembur.
Begitu memasuki rumah, indera penglihatannya menangkap sang istri yang tengah duduk bersandar pada sofa dengan mata terpejam, terlihat begitu lelah karena mungkin juga baru saja selesai mengerjakan pekerjannya, terbukti dengan adanya laptop di meja yang masih menyala.
Dengan sedikit mengendap-endap, daniel mendekati hyura yang tertidur dengan dengkuran halus.
Di tatapnya wajah teduh hyura lamat-lamat, merasa bersalah sekaligus bingung.
Tanpa ia sadari, tangannya mulai merayap pada pipi hyura, membelainya perlahan agar tidak membangunkan sang empu.
Senyuman kecil mengembang di kedua sudut bibirnya ketika hyura menggeliat namun tak kunjung terbangun.
Daniel,,, segera mengangkat tubuh hyura ala bridal style ke atas, memindahakannya kedalam kamar.
Dibaringkannya perlahan tubuh hyura keatas ranjang, lalu segera membuka jas dan melonggarkan dasi.
Hyura kembali menggeliat namun kali ini diikuti dengan terbukanya kedua kelopak matanya.
"Euum... Kau sudah pulang?"
Daniel menatap hyura sejenak sampai akhirnya mengangguk.
"Hmm.. Kalau begitu tunggu sebentar, aku akan memanaskan air dan makanan untukmu."
Hyura hendak beranjak dari ranjang sampai daniel lebih dulu menahan pergelangan tangannya.
Merasa bingung, hyura mengerutkan alisnya.
"Tidak perlu, kau kembalilah beristirahat."
Hyura tersenyum, lalu melepaskan cekalan tangan daniel perlahan.
"Tanggung... Aku sudah bangun sekarang, sekalian saja bukan?"
Daniel tidak ingin berdebat, maka dari itu ia memilih untuk mengangguk, membiarkan hyura melangkah keluar untuk melakukan apa yang ia inginkan.
Direbahkan tubuhnya keatas ranjang, menatap langit-langit kamar dalam diam, pertemuan yang tidak disengaja itu sedikit mengacaukan pikirannya, menambah beban daniel mungkin untuk kedepannya.
Lamunan itu buyar disaat pintu kamar terbuka diikuti hyura dibelakangnya.
"Kajja... Airnya sudah siap."
Daniel tersenyum, lalu merentangkan tangannya kearah hyura, mengundang kebingungan pada gadis itu.
"Apa?"
"Bantu aku berdiri."
"Fyuuuuh~, dasar choding."
Daniel terkekeh, lalu bangkit dengan bantuan hyura.
"Thank's my wife."
Hyura memutar bola mata malas, lalu mulai memunguti jas dan dasi milik daniel yang diletakan pemiliknya sembarangan.
"YAK..~, bisakah kau berhenti memberantakan kamar disaat pulang kerja?"
Daniel kembali terkekeh menatap sang istri yang mulai mengoceh.
"Ah...~, mianhae... "
"Terserah,,, sekali lagi begini aku akan-------"
Chup~...
Hyura berhenti mengoceh, seluruh syarafnya terasa kaku, darahnya berdesir, sedangkan jantungnya sudah berdetak tak karuan, sementara daniel hanya tersenyum lebar tanpa dosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYARAT{KDL} -Completed-
Fiksi PenggemarCompleted. Seorang gadis yang harus rela menerima syarat bodoh yang diajukan oleh kang Daniel, demi melindungi peninggalan sang ayah. "Jadi istriku."-Daniel "Apa! syarat macam apa itu?"-Hyura