Chapter 2

351 50 17
                                    

Sungmin memasuki rumahnya dengan pelan. Ia memijat pelan lehernya. Samar samar ia mendengar suara dari arah ruang keluarga rumahnya. Ia berjalan cepat, dan melihat sosok yang sangat dirindukannya.

"Appa!" Teriaknya sambil berlari dan memeluk ayahnya erat.

"Hai princess~"

"Kapan appa pulang ? Kenapa tak meneleponku dulu ? Aku bisa menjemputmu hari ini." Rajuk Sungmin.

"Kejutan untukmu, princess." Jawab ayahnya.

"Tapi tetap saja aku kesal karena bukan aku yang menyambut appa." Ujar Sungmin.

"Hei, princess, ibumu bilang kau selalu sibuk belakangan ini. Kau sibuk dengan siapa ?" Tanya ayahnya.

"Tidak, aku hanya pergi bersama temanku, tapi eomma selalu tak percaya." Jawab Sungmin sambil duduk disamping ibunya.

"Benarkah ? Biarkan saja jika eomma percaya, tapi appa selalu selalu percaya padamu." Kata ayahnya.

"Kau selalu saja memanjakannya Kang in-ah." Ujar ibunya.

"Tentu saja! Dia putri kecilku selamanya." Balas Kang in.

"Appa memang terbaik."

"Sekarang appa tanya, apa kau juga selalu percaya padaku ?" Tanya Kangin.

"Apakah pantas aku meragukanmu, appa ?" Tanya Sungmin.

"Tentu saja aku mempercayaimu, appa. Kau selalu memberikan kebagahagiaan untukku." Ucap Sungmin.

"Benarkah ? Berarti rencanaku baik." Kata Kangin.
"Rencana apa ?"
"Tentu appa pulang untuk rencana pernikahanmu, nak ?"

Sungmin langsung berdiri dari duduknya.

"Kau lihat, Teuk-ah. Dia pasti senang sekali. Dia lelaki yang mapan dan tampan, nak. Dia lelaki yang baik juga bijaksana." Jelas ayahnya.

Sungmin terdiam dan duduk kembali di kursi yang diduduki ayahnya sebelum dia memanggilnya tadi. Ia jadi teringat janjinya untuk seseorang.

Flashback

"Aku seorang ibu yang hamil diluar penikahan, Sungmin."

Kata kata itu membuat Sungmin diam karena kekagetan yang luar biasa.

"Itu adalah sebuah kecacatan hidup. Sebuah luka yang abadi." Tambah perempuan setengah baya itu.

"Dan luka itu juga yang melukai putraku. Membuat putraku mengharamkan dirinya sendiri." Kata ibu Yesung.

"Tapi aku tak menyesal, Sungmin. Karena bagitu cinta itu bukan sesuatu yang haram." Tambahnya.

"Kumohon Sungmin. Teruslah bersamanya. Yakinkan bahwa dirinya tidak semenjijikan ibunya. Hilangkan kekacauan di hatinya. Kumohon, Sungmin." Pintanya.

Sungmin memeluk sosok rapuh itu. Air matanya ikut terjatuh ketika mendengar permohonan lirih itu kembali.

"Tentu saja bibi, aku akan selalu berdiri disampingnya, memegangin tangannya, dan menghilangkan kegundahan hatinya. Aku akan lakukan itu. Aku berjanji, bibi." Kata Sungmin sambil berurai air mata.

Flashback end

"Kau dengar nak ? Dia seorang pembisnis muda. Dia meneruskan perusahaan mendiang ayahnya. Dia pasti bisa membahagiakanmu, nak." Jelas ayahnya lagi.

"Aku…"
"Aku tak bisa, appa." Tolak Sungmin.

"Kenapa, nak ?" Tanya Kangin.

"Aku sudah memiliki janji pada seseorang." Jawab Sungmin.

KYUMIN Heart to HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang