PROLOG
Dari mana ia harus memulainya?
Matanya telah terbuka saat ini. Bukan sebagai dirinya, namun sebagai orang lain. Jati dirinya adalah saat dimana ia menjadi orang lain. Rasa sakit itu terasa lagi ... Ia menutup matanya. Mencari sebuah pelarian terbaik untuk menutupi lukanya.
Cukup baginya menoreh luka lama!!! Ia tak mau bayangan hitam itu muncul lagi ...
Bayangan yang setiap malam mengikutinya dan menderanya tanpa ampun!. Sebuah bayangan mengerikan yang menceritakan kembali bekas luka besar yang menganga lebar disudut hatinya. Orang itu sembunyi lagi.
Hanya waktu yang tau ... Apakah ia 'melakukan' nya lalu menutup matanya? Atau menutup matanya baru 'melakukan' nya?! Hanya sang waktu yang bisa menjawabnya. Sebuah pertayaan yang tak bisa dijawab oleh semua orang, bahkan dirinya sendiri!
Ia sadar. Banyak manusia mengalami kehidupan sulit dan menyakitkan. Mereka tak pernah memintanya. Tak pernah ingin terlahir dalam keadaan yang membuatnya harus lari dari kenyataan. Hidup bagai terjebak dalam labirin masa lalu tak berujung.
Tangannya kembali bergetar, saat besi dingin alias borgol ditangannya saling berdentuman. Tatapan kosong itu menyusun kembali mozaik memorinya yang hilang ... Semakin tersesusun, semakin terasa!. Kengerian luar biasa itu mengejarnya. Menariknya kembali pada sebuah pusaran menyakitkan yang tak bisa ditelan akal!
Wajah datar itu diam sejuta bahasa. Tatapannya menyimpan beribu makna yang tak bisa diterjemahkan kamus manapun ... Untuk kesekian kalinya, matanya terbuka lagi ... Memaksa dirinya menghapus semua memori yang terpajang pikirannya yang telah terisi dunia buatan. Dunia yang telah menjadi tempat baginya bersembunyi dari dirinnya sendiri!
Pada akhirnya, ia menyadari ... Ia takut pada bayangannya sendiri!
***
BAB I
Ritual 'Sakral'
Kuda itu menjerit sekali lagi! Disampingnya, seekor kambing yang digantung sudah dikuliti dan kehabisan darah untuk sebuah upacara keji. Kematiannya menjadi saksi betapa kejamnya orang-orang ditempat itu! Tulang-belulang lainnya berceceran dibawah kaki-kaki mereka. Tanpa menghiraukannya, kaki-kaki keji berjumlah ratusan itu terus-menerus saling mendesak dan melompat, menyerukan sebuah nama tak lazim yang terpatri dihati mereka. Nama sebuah mahluk jahat yang setiap orang hindari dengan cara memohon perlindungan pada tuhan. Kalian tentu sudah tau ...
Mula-mula mereka memotong ekornya! Adrenalin semakin terpacu saat darahnya ditumpahkan diatas kepala salah seorang dari mereka. Dihadapan sebuah patung bertanduk hewan, darah itu dipersembahkan demi menunjukan keagungannya ... Tempat yang lebih mirip terowongan itu dipenuhi para penghianat agama. Tembok-temboknya digambar seolah-olah menjadi media lukisan kematian yang tak akan pernah dilupakan. Darah itu mengalir! Terjadi saling dorong-mendorong!. Saat tubuh hewan tak bersalah itu dimutilasi dengan cara yang sangat brutal. Bejat ...! Itu kata yang pantas untuk meganggambarkan mereka.
Salah seorang dari mereka, yang berdiri paling depan. Paling tinggi dan paling dihormati. Tangannya menggenggam samurai!. Tangannya yang lain melukiskan sebuah lingkaran dan sebuah bintang sudut 5. Diatas bekas-bekas jelaga obor ...
"Majulah!. Majulah kaumku!. Kita hidupkan apa yang selama ini ditimbun dalam-dalam dan dilupakan dalam kelam! Kita akan bangkit ...!"
Orang berkepala botak itu menyeringai penuh kemenangan. Taringnya terlihat berkilau diterpa kilauan api obor. Tawa, tangis, rasa takut dan kepuasan jahat menyatu dalam kerumuan manusia yang tersesat. Patung dihadapan mereka itu menjadi saksi betapa aneh dan brutalnya sifat seorang manusia.
"Semuanya akan mengakui keberadaan kita. Ya, semuanya!"
Seruan itu makin menjadi saat kepala mereka ditumpahkan amisnya darah segar dari hewan lemah yang baru saja tewas secara kejam. Sebagian lainnya mual. Sebagian lainnya semakin berteriak puas!. Sangat mengerikan bagi orang normal! Perbuatan memuakan mereka tak dapat dicerna akal manusia begitu saja ...
Ada sesuatu yang tak diketahui banyak orang tentang dirinya sendiri. Hanya tuhan yang tau ... Begitupun kerumunan manusia yang terjerat oleh rantai busuk berdarah panas ... Jika ia ingat kodratnya sebagai manusia, tentu upacara aneh itu tak akan dilakukannya. Tapi memang sudah takdirnya, mahluk jahat itu telah ditakdirkan untuk menyesatkan mereka!.
Dari berbagai agama, suku, ras dan kepercayaan menyatu sebagai sekumpulan orang yang melupakan tuhan mereka yang nyata. Sangat mengerikan!. Sebuah kehormatan besar yang mereka taruh diatas kepala mahluk jahat bertanduk runcing!. Orang-orang menghindarinya, sementara mereka ... Datang kepadanya untuk berbagai tujuan, dengan upacara yang sama!.
Pujaan dengan berbagai teriakan itu terngiang-ngiang ditelinga masing-masing ... Itu mengerikan! Sangat mengerikan!. Membuat orang normal berlari menjauh sambil menutup mata dan telinga mereka. Membuat orang normal menjerit dan menghantam hati mereka tanpa ampun! Tempat yang dalam dan tersembunyi itu tak dapat didengar dari luar oleh orang normal. Bukan sembarang orang bisa masuk kesana!.
Salah satu dari mereka mengambil cahaya ... Cahaya yang dianggapnya terlalu singkat untuk dimiliki. Ia hidup saat cahaya itu redup. Bisa dibilang, dia berbeda dari yang lain. Dan dia ..... Nokturnal!.
Taring-taring tajam itu satu persatu menyerukan nama sang putra fajar sambil mengoleskan cairan merah kental nan amis diatas kepala mereka ... Menjijikan. Tapi bagi mereka, itulah hal tersakral dalam pemujaan sesat itu ...
Sambil menyalakan obor, sang nokturnal itu memandang cahaya api yang menjadi lambang kebesaran sang agung yang mereka sembah. Merah, menyala dan makin berkobar kobar!. Sebuah altar telah dipersiapkan untuk upacara besar!.
Dan ritual ... Baru saja dimulai!.
***
YOU ARE READING
ABNORMAL
Mystery / ThrillerCerita Thriller Mystery psychology tentang rahasia dibalik pembunuhan berantai yang melibatkan perkumpulan pemuja setan (Satanisme) yang berambisi menguasai kota Jakarta!