Terjadi Lagi

3 3 0
                                    


Senin, 14 November 2017

Kali ini darah berceceran di sebuah ruko di Cempaka Putih. Untuk ketiga kalinya, Alfa dan timnya harus siap mencari petunjuk yang bisa membawa mereka pada si pelaku. Sangat penting!. Alfa bosan harus melihat darah dan menerima kenyataan bahwa tak satupun kasus bisa memberinya petunjuk besar. Jantungnya makin berdebar saat pandangannya membentur sebuah organ tubuh berlumuran darah. Jantung!. Yang Alfa lihat dihadapannya benar-benar asli. Jantung yang bocor. Mungkin jantung itu milik korban yang ternyata seorang koki Asal itali bernama Victor Kuratov. Disamping korban yang tertidur di tanah basah ada sebuah tulisan aneh. DCLXVI. Apa itu?!. Sebuah kode, pesan kematian atau mungkin pesan dari sang pelaku?!. Yang pasti, itu sebbuah petunjuk yang tak bisa diabaikan begitu saja ...

Lagi-lagi korban diletakkan diatas lantai bergambar lambang pentagram yang dilukis dengan darah. Posisinya searah jarum jam agak kebawah atau 120 derajat jika di bandingkan dengan kasus di Keramat Jati sebelumnya. Alfa sibuk menulis sesuatu di buku catatan kecil yang selalu dibawanya sebagai Detektif. Catatannya bertambah terus. Mulai dari misteri lambang pentagram, kode ' I 'M NORMAL ' di tubuh korban, sampai posisi jasad yang searah jarum jam masih menjadi tanda tanya besar dalam kasus ini...

"Ih, jantungnya bocor!"

"Iya yah ... jijik deh"

Inspektur Hikmal tampak menahan ekspresi kengeriannya. Memang, kalau dibandingkan dengan yang lain, dia paling terlihat sangar, kuat dan.... tegas pastinya. Alfa dan Shaina berjalan beriringan. Selangkah demi selangkah mereka menelusuri tempat penuh darah itu. Alfa masih memikirkan apa maksud dari 'I'M NORMAL' itu?. Entah itu sebuah kode atau petunjuk lain, yang jelas, tulisan itu selalu menghantui Alfa. Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa pelaku menulis tulisan rapi itu di tubuh korban? Dan, kenapa pula telinga korban selalu hilang! Kata 'Mengapa' memenuhi benaknya. Pada akhirnya, hanya waktu juga yang bisa menjelaskan semuanya... Apapun yang terjadi selanjutya, mereka harus selalu siap. Siap unutk menangani kasus kejahatan dan melindungi masyarakat...

Tak berapa lama kemudian, Jasad pun diangkut dan mereka bertiga sudah bebas kesana kemari menyelidiki tempat itu.

"Aduh, Kang ... Saya kebelakang dulu ya. Kebelet nih"

"Yaudah ... Jangan lama-lama!"

Alfa gak tahan kebelet pipis. Akhirnya, dia mencari tempat untuk kencing. Pastinya yang sepi, dan aman. Saat melakukan prosesi 'Panggilan alam'nya, Alfa melihat sesuatu terlukis ditembok belakang ruko tersebut. Entah apa. Tapi ia rasa, itu dilukis dengan darah ... Sambil menutup celananya, ia masih memperhatikan lukisan acak-acakan dihadapannya itu. Tiba-tiba ia menyadari, ternyata... tempatnya buang air tidak aman!. Akbar ternyata ada disana!. Bagaimana bisa dia ada disitu?!

"Akbar?!"

"Ketemu lagi dehhh ... Tenang, aku gak liatin kamu buang air kok"

Pemuda yang hampir mirip Kevin Hart itu malah cengengesan dengan santainya.

"Kamu ngapain disini?"

"Eh! Emmm ... Anu ..."

"Ngapain?! Ini TKP tau ... Bisa-bisanya kamu nerobos garis polisi!"

"Akbar gitu lho!"

"Udah, udah ... kamu mendingan gak usah disini deh!"

"Lho, Kenapa?"

"Gak ada kerjaan tau!"

Muka Akbar berubah drastis. Yang tadinya seger jadi mendung ...

"Aduh ... Jangan mewek dong! Kayak perawan aja!"

"Aku mau bisnis disini"

"Simpan dulu bisnis rahasiamu itu! Aku lagi sibuk"

Alfa mengambil langkah besar,meninggalkan Akbar yang masih cemberut. Entah apa yang terjadi, ia sendiri merasa dirinya agak galak belakangan ini. Mungkin faktor stress mikirin kasus yang gak kelar-kelar ...

ABNORMALWhere stories live. Discover now