tiga belas

6.8K 757 65
                                        

Gue meraih remote ac yang terletak di atas nakas samping ranjang. Kemudian menekan tombol turn on dan menyetel di suhu yang sedikit rendah. Seluruh badan gue dipenuhi  keringat dan rasanya ga enak banget. Pastinya ini karna pengaruh obat demam yang tadi pagi gue minum.

Hari ini gue absen ke sekolah. Bukan apa, gue pikir kemarin cuma pantat gue yang nyeri, tapi taunya badan gue juga ikutan panas. Plus, pilek dan teman-temannya.

Syukurlah sekarang gue udah merasa mendingan.

Gue melirik ke arah jam dinding, sudah waktunya pulang sekolah. Niat mau nelfon papa tapi ga jadi, karna disana pasti lagi tengah malam.

Bolak-balik ngecek hape juga ga ada manfaat apa-apa. Sia-sia aja karna ga ada seorang pun yang nanyain kabar gue gimana. Cuma pesan dari operator  yang gue sendiri ga tau mereka nawarin apaan.

Daripada gue nganggur ga jelas, gue mutusin buat mandi aja. Sekaligus nyegerin badan yang udah lengket sama keringat.

Tak butuh waktu lama, setengah jam sudah cukup untuk jalanin ritual mengguyur air. Itu pun gue buru-buru karna dengar suara ribut di luar kamar mandi. Dimana lagi kalau bukan di kamar gue.

Gue keluar dengan kedua tangan mengelap rambut yang masih basah menggunakan handuk kecil.

Gue hanya melihat Jihoon seorang diri. Terus tadi ribut-ribut kenapa?

Beruntung gue bawa baju ganti ke kamar mandi. Kalau aja gue ga bawa, ya gitu..

"Kayanya lo sehat-sehat aja deh"

Gue menatap si pemilik suara, "Jadi lo berharap gue sakit? Gitu?"

"Ya katanya lo absen karna sakit"

"Emang gue sakit"

Jihoon menatap gue bingung, "Lah? Lagi sakit kok mandi sih? Pake keramas segala lagi"

"Gerah. Badan gue juga lengket" ucap gue setelah menduduki kursi di depan meja rias.

Jihoon yang tadinya duduk di atas kasur, bangkit dan meraih hairdryer.

"Kok lo bisa tau kamar gue, Mbul?"

"Tanya Jaemin"

"Terus yang lain mana? Belum pulang?"

Jihoon mengedikkan bahunya, dengan tangan kanan yang masih sibuk mengeringkan rambut gue.

"Itu katanya lo jatuh, ga dibawa ke tukang urut?"

"Ga usah. Entar juga sembuh sendiri"

"Kalau nanti kenapa-napa gimana?"

"Ga bakal. Tenang aja"

Jihoon ngangguk-ngangguk. Kemudian, gue diam dan dia juga diam.

"Lain kali hati-hati, Biya. Gue ga suka liat lo sakit" ujar Jihoon sambil mengusap rambut gue yang sudah kering. Menyelipkan beberapa helai rambut ke belakang telinga dari arah belakang.

"Iya iya" balas gue sambil mengelus lengannya.

Tenang gimana gitu ya dikhawatirin sama sahabat sendiri.

"Kakak"

Empunya suara tadi menyembulkan kepalanya di balik pintu.

"Icung boleh masuk, ti.. "

"KAGA BOLEH" potong Jihoon.

Icung mendelik, "Aku ga nanya Kak Jihoon" sahutnya kesal dan menyosor masuk.

"Ngapain juga lu nanya. Belum juga dijawab udah main masuk aja"

Icung menatap Jihoon tak suka, "Apaan sih?! Sewot bener. Orang kakak biasa aja"

Dititipin | NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang