lima belas

2.1K 351 16
                                    

Setelah sepanjang jam pelajaran gue lalui dengan mood yang ga bagus, begitu bel pertanda pulang sekolah berbunyi, gue langsung beranjak membereskan perlatan sekolah secara acak.

Sebisa mungkin gue harus meninggalkan sekolah.

Entah kenapa gue pingin ke salah satu cafe langganan gue. Rasanya sudah lama gue ga kesitu semenjak tinggal di rumah bunda. Makan sepuasnya terus dilanjutkan dengan sesi bertompang dagu dan bengong-bengong tidak jelas.

Dengan langkah terseok-seok gue berjalan menuju gerbang sekolah sendirian. Ngenes banget. Mau minta tolong Jihoon juga gue ga tau itu bocah kemana.

Sembari menunggu jemputan dari abang go-car tercinta, gue ngecek room chat. Barang kali ada yang nyariin gue.

Dan faktanya, sama sekali ga ada hmmm.

Baiklah karna sebenarnya gue juga lagi ga ingin diganggu.

Masih kesel sama Mark.

Dari raut wajahnya tadi pagi ga ada sedikitpun rasa bersalah. Setelah kaget ngeliat gue, yang ada malah dia cengar-cengir kegirangan, pamit, dan berlalu dari hadapan gue.

Tau deh, benci gue.

Sabar, Nobi. Orang sabar disayang banyak orang, ga terkecuali Mark. Wkwkwkk. Itu mah maunya gue.

Ga tau dah dianya gimana.

Begitu go-car pesanan gue tiba, gue langsung cusss terbang ke tempat tujuan. Tempatnya ga terlalu jauh dari sekolah, cuma butuh waktu sekitar 10 menit.

"Makasih, mas. Hati-hati di jalan" ucap gue setelah memberikan beberapa lembar uang dua ribuan-an ke abang go-car.

***

Gue memilih tempat duduk di dekat jalan. Tempat biasa gue duduk ternyata sudah terisi oleh sepasang muda-mudi yang sedang dimabuk cinta.

Heran deh, ada aja yang bikin gue kesel hari ini.

Tanpa menunggu lama, gue langsung meng-order makanan dan minuman favorit.. gue. Yakali favorit orang lain, yang ngabisin kan gue entar.

Daripada ga tau mau ngapain selagi menunggu orderan sampai, gue memutuskan untuk membuka aplikasi kamera di hape dan berselfie ria.

Peduli sekali dengan tatapan orang, yang penting gue seneng.

"Selamat siang, mbak jelita" ucap seseorang.

Gue melongok cepat, merasa heran.

"Siapa Jelita?"

"Dan.. Ngapain lo duduk di depan gue?" tanya gue curiga.

Sekarang di hadapan gue, duduk seorang laki-laki dengan tidak tau malunya. Sok kenal lagi.

"Kamu, mbak. Mbak cantik jelita" jawabnya mantap dan kemudian terkekeh geli.

Gue yang dengernya mau muntah woii. Jangan harap reaksi gue bakal tersipu malu.

"Apa sih ga jelas. Sana-sana jangan duduk disini" usir gue setengah malas sembari mengibaskan tangan.

"Lho? Kok saya diusir sih, mbak?" ucapnya tak terima. "Kenalan dulu dong"

"Ga. Males" balas gue pendek.

Bukannya menurut, laki-laki tersebut malah memperbaiki duduknya menjadi senyaman mungkin.

Kenapa gue ga manggil petugas keamanan disini? Karena kalau gue lihat dari tampangnya dia itu bukan orang gila atau semacamnya. Dan juga, gue yakin dia ga akan berani macam-macam di tempat yang seterbuka ini.

Dititipin | NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang