enam belas

2.9K 379 68
                                    

Kali aja kalian mau tau, selesai gue dadah-dadah ke Lucas, bukannya langsung melesat pergi, tu cowo gila malah tetap anteng diposisinya.

"Bagi id line lo dong, hehehe" ucapnya.

Ketimbang yang lain keburu keluar atau mungkin aja baru pulang dan ngeliat gue dianterin sama laki-laki yang baru aja gue kenal, ya meskipun mereka ga tau sih temen laki-laki gue siapa aja. Tapi ini kan rumah bunda, kurang nyaman aja gitu.

Langsung aja gue kasih supaya dia pergi.

Jahat bener ya gue.

"Terima kasih, Jelita. Tunggu aja pemberitahuan dari Lucas Bieber ini"

Hadeuh, ada-ada aja.

Suasana rumah sedikit lenggang ketika gue masuk. Kayanya belum pada pulang deh, atau ga ya udah pada ngedekem di kamar masing-masing.

Gue mutusin untuk langsung menuju ke kamar dan bersih-bersih.

Namun belum juga kaki gue terangkat naik ke tangga pertama, Mark turun dengan santainya. Penampilannya style rumahan, beda dengan gue yang masih berseragam.

"Baru pulang, bi? Darimana aja?" tanya Mark.

Gue memenjamkan mata dan menghembuskan nafas perlahan, kemudian beralih menatap Mark yang posisinya sudah dekat dengan gue. Hanya berjarak beberapa anak tangga.

"Hm. Abis main" jawab gue pendek.

"Sama siapa? Kok ga ajak gue?" tanyanya lagi.

Sabar, Nobi.

Ini Mark kayanya emang tipe yang ga pekaan. Jadi jangan terlalu dibawa hati. Gue harus bersikap biasa aja, sewajarnya aja.

"Temen. Udah ah, gue mau ke kamar. Gerah banget"

Mark menaikkan sebelah alisnya, mungkin tak menyangka dengan respon gue yang meskipun sudah gue tahan tetap kedengaran jutek.

Ini kayanya kebawa emosi gegara ngomong sama Lucas deh.

Maaf Lucas. Gue keselnya sama Mark, tapi malah nyalahin lo:(

***

Mendekati pukul setengah delapan, gue turun untuk makan malam. Sempat tertidur beberapa menit tapi kemudian terganggu dengan suara keras Haechan dan Jisung yang beradu mulut.

"Haechan, Icung, kok ribut sih?" tanya gue.

Bukannya menjawab, Icung malah semakin bersungut-sungut, "Kan udah Icung bilang kalau itu punya Icung kenapa masih dimakan"

"Kin idih Icing biling kili iti pinyi Icing" balas Haechan.

Gue yang liat aja sebel banget sumpah. Pingin gue geplak itu kepala.

"Lagian kenapa ga dilabelin, coba. Tulis nama. Kalau kaya gini mau tau gue, kirain boleh dimakan siapa aja" sambung Haechan.

Gue berkacak pinggang dan menaikkan tangan menyuruh berhenti ketika Jisung baru aja mau membalas perkataan Haechan.

"Udah diem"

"Chan, minta maaf sama Icung dan beliin Icung es krim baru. Lain kali tanya dulu sebelum ngapa-ngapain" ucap gue ke Haechan.

Beralih ke Jisung, "Cung, maafin Haechan. Terus ikut dan temenin dia ke market"

"Kakak" ucap Jisung memelas kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dititipin | NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang