MY FRIEND

17

MY FRIEND

HunKai

Rating : T-M

Cast : Sehun, Kai others

Warning: Typo, BL, Mpreg

 Harsh Word (kalimat yang cukup kotor mungkin ada yang tidak nyaman terimakasih sudah membaca semua warning)

17

I'm a Thorn but Let Me Be Your Rose

Jongin tidak tahu siapa yang menemuinya, ia tidak memiliki janji dengan siapapun. Orang itu meminta mereka bertemu di balkon Kafe dan meminta semua orang yang ada di sana pergi. Memesan seluruh lantai. Jongin pasti menebak Sehun jika laki-laki itu tidak menghubungi beberapa detik yang lalu mengatakan jika dia sudah membereskan semua permainan kecilnya dengan Taemin. Jongin tidak memiliki nama lain di dalam kepalanya, bisa saja Sehun mengejutkannya seperti yang sering dia lakukan. Namun, untuk kali ini Jongin yakin seseorang itu bukan Sehun.

Mendorong pintu kayu yang membawanya menuju balkon. Punggung ramping seorang perempuan menyambutnya, dia berdiri bersandar pada pagar pengaman. Kedua kakinya jenjang dan rambut sepanjang punggungnya tergerai, hitam mengkilat. "Selamat Pagi...," Jongin menyapa ragu.

"Hai Jongin!"

"Bibi?!" Jongin tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Jangan memanggilku dengan Bibi, aku masih sangat cantik." Ujar si perempuan. "Panggil aku Emma."

"Hmmm...," Jongin ragu.

"Baiklah aku lebih tua darimu dan aku ibu kandung sahabatmu, panggil aku dengan Miss saja tidak perlu ditambah V." Canda Emma.

Jongin mencoba tersenyum mendengar lelucon Emma yang lumayan vulgar. Jongin mendekati salah satu meja dan duduk di sana. Udara terasa panas dan lembab meski dia duduk di bawah payung pelindung meja.

"Kita bisa pindah tempat duduk, ayo berteduh. Aku tidak mau membahayakan bayimu dan Sehun, dia cucuku."

"Ah!" Jongin terperanjat. Dia hanya tidak siap mendengar hal itu, meski kenyataannya dia memang sedang hamil dan bentuk perutnya sudah berubah sekarang.

Emma mengajak Jongin untuk menduduki gazebo yang lebih dingin dan memiliki tempat duduk yang lebih nyaman tentu saja. Perempuan cantik itu juga tidak lupa membawa bersama dua jus semangka dalam gelas besar. Jongin terlihat gugup duduk di sisi kanan Emma. Namun, Emma tersenyum ramah dan mencicipi jus semangka dinginnya.

"Ahhh aku rindu dengan suasana musim panas di Korea, sudah lama aku tidak pulang."

"I—iya." Balas Jongin.

"Hei, tidak perlu gugup seperti itu. Kau sudah tahu Sehun yang sebenarnya kan? Sedikit banyak?" Jongin mengangguk cepat. "Jadi kau tentu tahu apa yang bisa aku lakukan." Tatapan Emma berubah serius.

"Maaf Bibi—ah maksudku Miss, saya tidak menggoda putera Anda untuk...,"

"Untuk menidurimu?!" pekik Emma, ia lantas tertawa. "Aku tidak akan menuduhmu melakukan itu, bahkan terpikirpun tidak. Kau terlalu baik untuk menjebak Sehun dan kurasa Sehun akan aku ubah statusnya dari anak kandung menjadi kerabat jauh jika dia jatuh dalam trik murahan, jika kau benar-benar melakukannya. Ayolah, aku tahu Sehun itu brengsek, jalang, dan..., yah tidak perlu menyebutkan semua hal buruk tentang dia. Aku tidak mau membuatmu mual." Emma tersenyum. "Jadi—kau menerima Sehun? Atau kau tidak memiliki pilihan lain?" Jongin menahan napas raut wajahnya benar-benar kebingungan sekarang. "Jika kau tidak mau menerima Sehun, aku bisa membantumu pergi dari Sehun tanpa diketahui olehnya. Kau percaya saja padaku. Aku lebih mengerikan dari Sehun."