Adam berjalan hendak ke ruang OSIS setelah bertemu dengan Jenna tadi. Tiba-tiba langkahnya terhenti saat Mitha yang setahu Adam adalah teman baik Jenna berhenti di depannya dan menghalangi jalan.
"Mitha?"Sapa Adam bingung.
"Gue mau ngomong sama lo."Sahut Mitha to the point.
"Mau ngomong disini atau tempat lain?"Tawar Adam.
"Disini aja. Bentar kok."Jawab Mitha.
Walaupun Adam sedikit merasa aneh dengan sikap Mitha yang tidak seperti biasanya, Adam tetap menagnggukkan kepalanya. Memberi isyarat supaya Mitha memulai bicaranya.
"Lo kemaren pergi kemana?"Tanya Mitha.
Sekarang Adam benar-benar merasa ada yang aneh. Lagian apa urusannya coba sama lo? Batin Adam.
"Heh lo ditanya kok nglamun ajasih."Mitha terlihat tidak sabar.
"Gue kemaren nganter nyokap belanja. Kenapa emang?"
Saat itu juga Mitha memberikan tatapan tajam ke Adam.
"Kenapa sih?"Tanya Adam mulai jengkel.
"Jangan bilang lo ngasih alasan itu ke Jenna."Balas Mitha dingin.
"Gue emang bilang gitu ke Jenna."Adam merasa ada yabg tidak beres.
"Sialan lo."Setelah mengeluarkan kalimat itu Mitha hendak pergi. Tapi tangannya dicekal Adam.
Sepertinya Adam terpancibg emosinya dengan pernyataan Mitha tadi.
"Maksud lo apasih!"
Mitha memandang sinis ke Adam."Teganya lo bohongin Jenna. Asal lo tau ya, kemaren Jenna kerumah lo nunggu lo berjam-jam buat belajar bareng."Kata Mitha tajam.
"Apa?"Adam terkejut. Jadi Jenna tau kalau tadi dia bohong?
"Lo ngebuat Jenna nunggu lo selama berjam-jam. Sedangkan lo!"Mitha menunjuk Adam dengan tatapan tajamnya."Lo enak-enakan meluk cewek yang nggak lain temen sebangku Jenna!"
Adam tertegun. Jadi Mitha tau? "Gimana bisa lo tau..."
"Itu nggak penting. Yang penting adalah sekarang lo udah berani selingkuhin Jenna."Teriak Mitha. Untung saja tidak ada anak-anak disana.
"Gue nggak selingkuh!"Seru Adam.
Mitha tertawa sinis. "Udah jelas-jelas lo pelukan sama tuh cewek."
"Lo salah paham, Mit." Tiba-tiba Adam menegang. "Jenna... Tau?"Tanya Adam. Tanpa sadar dia menahan nafasnya.
"Nggak. Gue gatega sama Jenna. Pacarnya yang selalu dia bangga-banggain mainin hatinya."Mitha menyahut dengan dingin.
"Mitha, lo salah paham."Erang Adam frustasi. Tapi dia cukup lega saat tahu kalu Jenna tidak tau kebenarannya.
Mitha mendengus. "Gue emang gatau apa yang kalian bicarain. Tapi gerak gerik kalian cukup buat gue ngerti yang sebenernya."
"Yang sebenernya apa?"Tanya Adam tidak mengerti.
"Lo nggak usah sok polos deh. Tenang aja, gue nggak akan bilang ke Jenna soal kemarin. Gue lebih menghargai kalau lo sendiri yang bilang."Kemudian Mitha benar-benar pergi dari hadapan Adam.
***
Malam harinya Adam mengajak Jenna buat dinner di luar. Jenna sempat bingung. Tidak biasanya Adam mengajak dinner. Mereka lebih sering makan di rumah Jenna atau Adam.
Adam menarikkan kursi dan mempersilahkan Jenna duduk. Jenna tetap dibuat bingung sampai makanan datang ke mejanya.
Selama makan, mereka berdua diam saja. Moment yang tidak biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side
Teen Fiction[Discontinued] Cerita ini ditulis beberapa tahun lalu saat penulis masih di bangku SMP. Tidak direkomendasikan bagi pembaca yang haus kesempurnaan.