Hari ini Minggu pagi. Rere berjalan melewati puluhan nisan disamping kanan kirinya. Mencari satu nisan yang memang menjadi tujuannya datang kesini. Setelah beberapa meter memasuki area pemakaman umun itu, Rere berdiri di sebuah nisan. Menampilkan nama Olivia Hansen.
Rere menunduk untuk meletakkan sebuket bunga diatas nisan itu. Selama beberapa saat dia memejamkan mata dan berdoa. Hanya keheningan dan hembusan angin yang terasa.
"Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday happy birthday... Happy birthday Oliv..."
Dalam keheningan, Rere melantunkan lagu selamat ulang tahun, tanpa disadari matanya sudah mengeluarkan cairan bening.
"Maaf ya kak, gue datang sendiri kesini. Papa tiba-tiba ada meeting pagi ini. Mama juga gabisa kesini."Rere menatap nisan kakaknya itu sejenak lalu melanjutkan, "Papa sama mama berantem lagi. Jadi mama lagi gamau ketemu papa. Tapi mama titip salam kok."Rere tersenyum miris.
Memang orang tua Rere sudah lama bercerai. Dulu Rere tetap tinggal dengan ayahnya di Inonesia sedangkan Oliv, kakaknya ikut mama mereka di Amerika. Walaupun begitu, Rere sering berkunjung ke mama dan kakaknya di Amerika ataupun sebaliknya. Hubungan orang tua Rere juga cukup baik setelah bercerai, tapi akhir-akhir ini mereka sering bertengkar. Mamanya ingin Rere tinggal dengannya, tapi papa Rere bersikeras meminta Rere disini bersama papanya.
Saat itu Rere sangat shock mendengar kalau kakaknya meninggal. Lebih shock lagi saat mengetahui kakaknya meninggal karena menjadi korban bullying. Karena waktu itu Oliv berpacaran dengan seorang cowok disekolahnya. Dan cowok itu ditaksir oleh seorang cewek populer. Cewek itu tidak terima dan selalu mengganggu Oliv. Sampai akhirnya Oliv depresi dan bunuh diri di sekolah.
Sejak saat itu Rere bersumpah akan membalaskan dendam. Dia mencari tau siapa yang membuat kakaknya menderita. Sampai diketahi kalau pelakunya bernama Lenata. Rere bertekad akan membuat gadis itu tersiksa. Sampai dia tau kalau saudara kandung Lena adalah Jenna. Dia menjadi dilema.
Akhir-akhir ini Rere sudah mulai dekat dengan Jenna, walaupun tanpa diketahui gadis itu Rere sering pergi berdua dengan Adam.
*
Saat ini Jenna sedang ada di rumah Adam. Tadi pagi-pagi sekali Adam sudah menyeret Jenna kerumahnya. Tapi si Adam malah main futsal bersama teman-temannya. Jadilah Jenna membantu mama Adam memasak. Lalu menyuapi adik terkecil Adam makan. Dia juga sempat renang dengan Echa di kolam renang belakang rumah.
Sekarang Jenna sedang duduk-duduk di sofa ruang keluarga. Disampingnya ada mama Adam yang sedang memangku si kecil. Echa sedang duduk di bawah sambil serius nonton tv.
"Gimana kabar mama sama papa kamu?"Tanya mama Adam. Tangannya sibuk menyuapi si kecil buah.
"Baik tante. Masih sibuk sendiri-sendiri juga. Lusa mama malah mau ke Melbourne sama istri-istri kolega papa."Jawab Jenna.
Mama Adam tersenyum lalu menepuk bahu Jenna lembut. "Kamu kalau kesepian kesini aja, Jen. Nginep juga boleh. Daripada dirumah selalu sendiri. Bahaya lo. Tante sama om juga nggak keberatan."
Jenna balas tersenyum"Iya tante. Lagian Adam juga sering nyeret Jenna kesini buat dititipin ke tante. Kayak sekarang nih."Canda Jenna.Mereka berduapun tertawa.
*
Rere memasuki rumah sambil membawa sebuah kue tart. Dilihatnya papanya itu sudah menunggu di ruang keluarga. Hari ini mereka berdua akan merayakan ulang tahun Oliv. Kebiasaan setiap tahun setelah Oliv meninggal.
"Kamu tadi udah ke makam kakakmu?"Tanya papa.
"Udah pa."Jawab Rere.
Tiba-tiba ada ketukan di pintu rumahnya. Rere bergegas membukakan. Dia sedikit kaget saat Adam sedang berdiri dihadapannya, di depan pintu rumahnya. Pasalnya hari ini dia sengaja tidak meminta Adam untu bertemu. Dan Adam memang tidak pernah menemui dirinya kalau tidak diminta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side
Teen Fiction[Discontinued] Cerita ini ditulis beberapa tahun lalu saat penulis masih di bangku SMP. Tidak direkomendasikan bagi pembaca yang haus kesempurnaan.