19 - Penawaran

73 9 4
                                    

VOTE AND COMMENT GAK BIKIN JODOH LO ILANG:(

"Kenapa semesta harus memaksaku untuk melakukan
hal ini? Semoga ini hanya sementara."

-Aslan Saverio.

Air Conditioner dengan suhu enambelas derajat yang diatur dengan sengaja, mahir membuat Audrey tertidur pulas di sore ini. Namun, tiba-tiba saja dering ponsel milik Audrey berbunyi dibarengi getaran yang mengusik telinganya.

Audrey perlahan membuka kelopak matanya yang masih terasa berat, kemudian ia berdiri dari posisi tidurnya. Lantas ia melangkahkan kakinya, lalu meraih ponsel yang berada di atas meja hias. Lalu, ia melihat nama pemanggil yang muncul di dalam layar ponsel tipisnya.

Violana Nadeen memanggil...

Setelah membaca nama pemanggil, lalu ia segera mengangkat panggilan tersebut.

"Halo..."

"Drey, lo dimana? Kesini dong!"

"Gue di rumah. Lo dimana emang?"

"Gue lagi bareng dua curut di Taman Xaviera. Kesini dong!"

"Gue izin dulu sama nyokap gue. Takut gak dikasih soalnya ini udah jam lima."

"Ya elah, ke taman doang permisi segala. Emak lo kan lagi gak di rumah juga. Kita bukan ke club buat dugem, narkobaan, Drey. Cuman minum es kelapa bukan wine."

"Gue tahu. Tapi, gue juga harus permisi sama nyokap gue. Ya udah gue mau telepon nyokap gue dulu. Ntar gue kabarin ya..."

"Ya udah. Pokoknya lo harus dateng ya, gue sama Jekelyn nunggu lo di Es Kelapa Pak Husni."

Setelah itu, Audrey buru-buru memutuskan sambungan telepon antara dirinya dengan Violana. Kemudian, gadis itu menelepon Tisha—ibunya untuk mendapatkan izin keluar bersama temannya.

"Halo, Ma..."

"Ada apa, Sayang? Mama lagi meeting sama client."

"Audrey mau pergi bareng temen, ma. Pergi ke Taman Xaviera."

"Oh, ya udah. Take care ya. Jangan telat pulang. Oh ya, suruh Aslan nganterin kamu kesana. Tar pulangnya juga suruh dia jemput ya."

"Gak usah, Ma. Audrey bisa naik ojek sendiri kok. Gak perlu segala Aslan jadi supir antar-jemput Audrey."

"Jangan ngebantah. Pokoknya Aslan yang nganter dan jemput. Love you, Sayang."

Sambungan telepon itu diputuskan secara sepihak oleh Tisha tanpa menunggu balasan Audrey. Satu sekon setelahnya, ia meletakkan ponsel berwarna rose-gold kepunyaannya di tempat sebelumnya. Lantas, ia bergegas untuk bersiap-siap.

Hanya menghabiskan waktu sekitar duapuluh menit, cewek berambut panjang itu sudah nampak rapi dan wangi. Gadis itu kali ini memakai blouse bermotif dedaunan dengan celana kulot yang panjang berwarna putih.

Wajah gadis itu dirias dengan sangat cantik dan tidak menor. Kemudian ia mengambil sebuah tas totebag yang ada di lemari kaca yang berada di dekat meja rias. Tanpa perlu berlama-lama lagi, Audrey melesat meninggalkan kamar tidurnya.

Setiba gadis cantik itu di lantai bawah, matanya menemukan Aslan yang sepertinya sedang menelepon seseorang. Perlahan-lahan, Audrey pun mendekat hendak menghampiri Aslan.

"Oke. Temuin gue di kafe biasa." kata Aslan yang asik berbicara dengan temannya di telepon.

Lalu, Aslan memutuskan panggilannya dengan temannya tersebut, lantas ekor matanya menangkap gadis berparas cantik berada di samping kanannya. Audrey menatap Aslan seraya memamerkan senyumannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UNEXPECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang