09 - New Audrey

77 14 24
                                    

Setelah mengobati mata Audrey yang perih, lantas Aslan dan Audrey bersama-sama memasak di dapur dengan tugas mereka masing-masing untuk Tisha yang sudah kelaparan dan menunggu di ruang keluarga sedari tadi.

Mereka akhirnya pun memasukkan semua bahan yang sudah dipotong halus ke dalam kuali, nasi putih, ditambah dengan telur dan juga kecap manis. Resep itu diciptakan sendiri oleh mereka. Harus enak dan juga sedap untuk dimakan agar Tisha bisa menghabisi makanan anaknya dengan nikmat.

Setelah nasi sudah matang, kini Audrey memindahkan nasi goreng yang telah jadi itu ke dalam piring. Ia menambahkan sedikit potongan timun di atasnya.

"Ini, ma. Nasi goreng cinta buatan Audrey. Cobain, ma," ucap Audrey seraya meletakkan nasi goreng di atas meja, hadapan Tisha.

"Buatan lo? Lah, gue kan masakin buat mama. Lo mah cuman ngeliatin." semprotnya tidak santai.

"Apaan? Jangan fitnah! Gue ada nyentuh spatula kok tadi," Audrey kembali menyemprot kata-kata pedas untuk abangnya itu.

Suara berisik yang berasal dari mulut Audrey dan Aslan sukses membuat kepala Tisha pusing. Baru saja ia mau mencoba makanan buatan mereka, tapi sudah diserang oleh sebuah perdebatan di antara mereka.

Tisha menutup kedua telinganya dan ia mengomel, "STOP! Kalian kenapa berantem terus, sih? Mama pusing liat tingkah kalian. Kalian itu melebihi dari Tom and Jerry."

Mereka serentak menundukkan kepalanya saat menerima omelan dari Tisha. Tidak tahu siapa yang salah dan sebenarnya benar di antara mereka, yang pasti mereka selalu berdebat hanya karena hal kecil.

"Mama mau nyicipin masakan kalian dulu. Jangan bikin mama tambah pusing," lanjutnya lagi, ia sudah membuka kembali telinganya.

Selagi Tisha sedang menyantap nasi goreng itu, Audrey diajak oleh Aslan ke ruang tamu untuk menonton sebuah acara TV kesukaannya, yang tayang di setiap minggu malam. Aslan juga masih menunggu temannya yang akan datang ke rumah.

Lumayan lama sih, sekitar 30 menitan ia sudah menunggu, tapi belum ada kabar juga dari temannya itu.

"Lama banget, sih!" gumam Aslan kasar sambil melirik sekilas ke arah jam tangannya.

Audrey menoleh, "Kenapa?"

Mampus, keceplosan! batin Aslan.

"Ha- hah? Eh, anu. Maksud gue, lama banget sih iklannya." Aslan berusaha menutup-nutupi perkataan yang hampir saja diceplos tadi.

"Hmm." Audrey menaikkan satu alisnya, melirik sinis mata Aslan. Kecurigaan timbul dalam pikirannya. Sepersekian detik, ia pun mengurung kecurigaannya.

🍃🍃

TOKK!! TOKK!! TOK!!

Suara ketukan pintu yang kasar sebanyak tiga kali terdengar kencang dari arah pintu utama di rumah Audrey.

Kayaknya itu dia, tebak Aslan dalam hati.

Aslan segera berdiri dari posisi duduknya dan ia langsung membukakan pintu untuk temannya yang sudah hadir.

Ia membukakan pintu rumah dan ternyata benar tebakannya. Itu adalah Jasmin, salah satu temen cewek Aslan yang dari dulu bersama dia sejak SMP dan pastinya sangat dipercayainya.

"Hei, Aslan!" sapa gadis itu sambil melambai kecil dengan Aslan.

"Eh, Jasmin. Kok lo lama, sih?" Belum diajak masuk, Aslan sudah memprotes. Ya, dia memang begitu sifatnya. Suka asal ceplas-ceplos dengan semua orang.

UNEXPECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang