Bagian 1

89 8 6
                                    

Ayleen, putri satu-satu ibunya yang seorang diri.Tanpa saudara, tanpa ayah yang seharusnya mencukupi kebutuhan hidup. Ketika umur 8 tahun Ayleen ditinggal sang ayah. Ayah meninggalkan Ayleen karena truk yang melindasnya. Hancur perasaan Ayleen sama seperti hancurnya tubuh ayahnya yang berada di bawah truk besar itu. 8 tahun yang lalu ayah menyisakan kenangannya bersama mereka. Artinya, sekarang Ayleen berusia 16 tahun. Murid SMA kelas awal.

"Ibu mau nikah lagi???" ia menggertak ibunya "Karena ibu sudah tidak sanggup menghidupimu Ay, maafkan ibumu ini. Ibumu tidak becus menghidupimu" kata ibunya. "Ayleen bisa bekerja bu, Ayleen bisa kerja sampingan apapun itu" katanya. "Jika kamu bekerja, ibu lebih menganggap rendah diri ibu". "Tapi buu,,". "Kali ini biarkan ibu" kata ibu lembut. "Hufffhhh,". "Tenang saja, ibu tidak melupakan posisi ayahmu" katanya lagi. "Ijinkan aku bertemu dengannya dulu".

Sofa ruang tamu yang saat itu sedang diduduki oleh tamu spesial ibunya. Ya, dialah calon ayah Ayleen nanti. Namun, dia tetap tak bisa menggantikan posisi ayahnya yang sepatutnya.
"Apa om benar-benar ingin menghidupi ibu dan saya?" tanya Ayleen raut wajah tegang.
"Saya siap"
Beberapa pertanyaan telah Ayleen lontarkan. Namun hanya satu yang membuat Ayleen yakin.
"Saya, tak masalah ibumu mencintai saya atau tidak. Tapi saya tahu, ibumu kesulitan dalam mengurusmu. Jujur, kami berdua hanya menikah dalam unsur kehidupan, bukan percintaan. Saya juga tahu tentang ayahmu, walaupun tidak semuanya. Saya juga tahu tentangmu, ibumu yang bercerita. Jangan khawatir, ayahmu tak akan tergantikan" kata om itu lembut meyakinkan Ayleen.

Pernikahan yang dinantikan ibu Ayleen adalah hari ini. Dekor pengantin Jawa terpasang di rumah om Iman. Bunga-bunga plastik ikut mewarnai acara pernikahan ibu Ayleen. Ayleen yang tampak cantik dibalut kebaya putih serta kain batik disertai riasan wajah yang membuat kecantikannya tambah terpancar. Ayleen duduk bersimpuh disamping ibunya yang kini menjadi pengantin itu. Namun Ayleen mengernyit ketika Aylee melihat seorang perempuan mengenakan kebaya cantik dan seoranh laki-laki yang mengenakan beskap serta blangkon. Ayleen bertanya-tanya siapakah mereka.

"Huffffh, untung cepat selesai" Ayleen mengeluh karena dia merasa tersiksa dengan kebaya itu setelah ijab qabul diucapkan.

"Tok tok tok"
"Siapa?" Ayleen kedatangan tamu ketika dia melepas anting.
"Oh, halo" dilihatnya, seorang perempuan yang duduk di samping om Iman.
"Halooo, aku Gauri anak kedua ayah. Umurku sebaya denganmu" dia menyapa Ayleen lembut.
"Hay, kamu pasti sudah tau namaku. Oh, sini masuk" Ayleen mempersilahkan Gauri mengunjungi kamarnya yang masih berantakan.
"Banyak orang bilang, saudara tiri tak pernah akur. Semoga kita tidak seperti itu ya" kata Gauri.
"Berarti laki-laki itu?"
"Zidan, Kakakku yang sekarang kakak tirimu" katanya.
"Kamu perlu bantuan?" tanyanya.
"Sini aku bantuin hapus make up" Gauri mengambil kapas dan pembersih muka, hendak membantu Ayleen.

Syukur, Ayleen dan Gauri, saudara tirinya yang sebaya memulai hubungan dengan baik. Ayleen yang pernah membayangkan bagaimana sifat dan perlakuan saudara tirinya pada Ayleen, terpecahkan dengan perlakuan yang sebenarnya pada Ayleen. Namun entah bagaimana dengan saudara tiri laki-laki.

Merasa cukup Ayleen membersihkan riasan yang masih menempel di wajahnya itu, Gauri berpamitan pada Ayleen. Untuk itu, Ayleen pergi bergegas ke kamar mandi yang terletak tepat bersebelahan dengan kamar Gauri.

"(Tok tok tok) apa bisa gantian?" Ayleen meneriaki orang yang ada di dalam kamar mandi. Rupanya, Zidan lah yang berada di kamar mandi. Wajahnya nampak datar ketika keluar dari sana. Ayleen pun tak menyapanya.

Dengan kaki kiri Ayleen memasuki kamar mandi. Namun Ayleen tiba-tiba mengibaskan tangannya dengan cepat ketika sudah memasuki kamar mandi. Asap rokok dan baunya memenuhi kamar mandi sehabis Zidan memasukinya. Dengan yakin, Ayleen menebak jika Zidan lah yang merokok disini.

Mungkin om Iman tak membolehkan Zidan merokok sehingga Zidan merokok dengan diam-diam.

"Gauri, punya kuncit rambut nggak?" Ayleen meneriaki di depan pintu kamar Gauri. "Masuk aja" kepala Gauri muncul separuh mempersilahkan Ayleen masuk ke kamarnya.

"Kamu suka dandan?" pertanyaan itu Ayleen lontarkan ketika dia melihat beberapa alat make up di meja rias Gauri. "Lumayan, ya belajar sedikit sedikit gitu" kata Gauri. "Ri, minta hair spray dong" Zidan ikut nimbrung tiba-tiba saja muncul. "Tuh, ambil aja". Ayleen yang melihat keberadaan Zidan menatap Zidan dengan tajam. Zidan yang menyadari jika Ayleen menatap dirinya, Zidan pun menatap Ayleen sangat tajam melebihi tatapan Ayleen.

"Zidan perokok ya?" tanya Ayleen begitu Zidan keluar kamar. "Enggak, siapa bilang?" kata Gauri. "Ohh, enggak. Cuma nanya, misal dia perokok ya, aku mau minta tolong aja suapay kalo ngrokok nggak di dalam rumah" kata Ayleen mengalihkan pembicaraan.

Di balkon, Ayleen menikmati suasana jingga di sore hari. Sembari menikmati susu dingin yang diambilnya dari kulkas dapur. Ayleen tampak resah, merenung di ayunan. Entah dia menikmati suasana sore dengan santai atau dia sedang memikirkan hal yang lain. Ayleen tampak diam termenung dan lesu sendirian di balkon.

"Ayleen" panggil ibunya lembut. Ayleen yang sedang melamun tak menggubris panggilan lembut dari malaikatnya. "Ayleen" suara ibunya mulai mendekat. "Ayleen" disertai tepukan di bahu Ayleen. "Iya bu?" kata Ayleen ketika menyadari kehadiran ibunya. "Om Iman mengajak kita makan malam bersama" kata ibu Ayleen. "Oh ya? Dimana?" tanya Ayleen.

Restoran yang lumayan besar om Iman mengajak Ayleen dan ibunya makan malam saat ini. Dengan sejumlah uang yang ia miliki, om Iman dapat membeli apa yang ia inginkan.

Seperti ekspresi sebelumnya, Zidan memasang raut wajah yang datar dan tak berkutik sedikit pun. Ayleen mulai mengira, jika Zidan tidak menyukai kehadiran ibu Ayleen di rumahnya itu. Tatapan Zidan pada ibu Ayleen berbeda dengan Zidan menatap om Iman. Dengan itu Ayleen meragukan kembali keputusan ibunya itu. Apakah ibunya dengan om Iman dapat berlanjut ataukah hanya setengah jalan.

Punk-eranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang