Bagian 3

40 6 0
                                    

Di sebuah ruang tamu yang terdengar suara anak gadis meringik, "Ayo yaaaah, pergi ke pasar malam. Aku mau naik biang lala, makan arum manis, naik komedi putar" dia meringik pada ayahnya. Ayahnya yang tak tega melihat air mata putrinya menetes itu menuruti permintaannya pergi ke pasar malam dengan motor matic teman ayahnya bekerja sepanjang hari. Pekerjaan yang melelahkan namun membahagiakan ayahnya itu, pelatih kesenian jaranan di berbagai sekolah dengan melatih ekstrakulikuler disana.

Ayah dan ibunya mengantar anak gadisnya itu untuk menaiki biang lala. "Wuhuuuuuu, ayah aku bisa memegang bintang" raut wajah gembira terlukis di wajah yang memiliki pipi seperti bakpao. "Paaaaak naikin lagi biang lalanyaaa" teriaknya lagi kepada bapak pengendali biang lala.

Belum merasa puas, gadis kecil itu ingin menaiki komedi putar yang sedari tadi sudah menunggu kehadirannya. Dengan beraninya gadis kecil itu menaiki komedi putar sendirian dengan ayah dan ibunya hanya memantau dari jauh. Raut kebahagiaan mereka tambah terpancar ketika melihat putrinya merasa senang. "Ayah aku mau makan arum manis" celoteh gadis itu pada ayahnya setelah turun dari komedi putar.

Arum manis telah didapatkannya dan sudah digenggam. Tetapi, seperti tak ada habisnya dia menginginkan sesuatu. Belum saja arum manis itu telah habis ditelannya, muncul keingunan baru lagi. Dia menginginkan ice cream setelahdia melihat anak laki-laki memakan ice cream dengan nikmat.

"Ay, sudah malam kita pulang ya besok kamu sekolah" ujar ibunya dengan lembut. Gadis itu mengangguk sembari menjilati ice creamnya. "Tapi, aku mau membawa pulang boneka itu" menunjuk boneka sapi besar.

"Mataaaaahari terbenam hari mulai malam terdengar burung hantu suaranya merdu kuku kuku kukukukuu....." menari dengan riang menjadi teman perjalanan menuju pulang ke rumah. Jalann yang semakin malam semakin banyak truk truk besar berlalu lalang. Gadis kecil yang duduk diantara ayah dan ibunya sementara boneka besar yang duduk di depan ayahnya itu terus bernanyi tak ada hentinya.

Sampai dia melontarkan pertanyaan ketika dia melihat seseorang yang membawa kendaraan tak berjalan lurus. "orang itu kenapa?". "Mungkin ada kecoaknya di kakinya" sahut ayahnya.

Ayahnya yang tak mau lagi melihat kondisi orang yang mengendarai motor tak berjalan lurus berniat mendahuluinya. Tetapi, brak! Ciiiiiit!
Gadis malang bersama ayah dan ibunya tergulung-gulung di jalanan dan terpisah dengan ayahnya yang berada di seberang jalan. Ayahnya yang melihat keadaan anaknya terpisah darinya itu merangkak menuju anak dan istrinya. "Ayaaaaaaaaaaah" gadis kecil itu menjerit sekeras-kerasnya melihat tubuh ayahnya hancur terlindas truk besar yang sedang melewati jalan itu. Seperti ada bunyi kletus!! Mungkin itu suara tulang-tulang yang patah karena ban besar itu.

Ibu dan anak histeris menangisi kepala keluarganya yang hancur. Boneka sapi yang tergeletak di sebelah ayahnya itu penuh dengan darah dari ayahnya. "Ayaaaaaaahhhhhhh" teriak gadis kecil itu.

Tiba-tiba, seorang gadis ber-umur 16 tahun membuka matanya dengan cepat dengan nafas yang cepat pula. Keringat yang seukuran jagung memenuhi tubuhnya. "Ayah" ucapnya lirih.

Gadis kecil yang bernama Ayleen kini telah menjadi remaja tanpa seorang ayah yang biasanya mengantar dan menjemput sekolah. Nama ayahnya yang tertulis di batu nisan. Tertulis pula di dalam hatinya. Ayleen yang setiap rindu kepada ayahnya selalu bermimpi hal yang sama seperti hari kejadian.

Ayleen memeluk boneka sapi dari ayahnya 8 tahun yang lalu walaupun kondisi dari boneka itu tak sepenuhnya seperti baru. Jahitan yang sudah tak kuat mengikat kain boneka itu, manik-manik mata dari boneka sapi yang sudah di lem berkat tangan Ayleen, baju boneka sapi yang sudah tak sama lagi itu dipeluk oleh Ayleen setiap malam. Berbeda dengan Gaauri yang malam itu tidur dengan Ayleen nyenyak tanpa gangguan sama sekali.

Untuk menenangkan pikirannya, Ayleen berencana untuk pergi ke dapur menenggak segelas air putih. Ceguk! Tertelahlah air itu masuk ke dalam perut Ayleen. Nafas Ayleen yang masih terengah-engah itu terdengar samar-samar. Ditambah lagi suasana sangat sepi karena masih larut malam.

Tap! Tap! Tap!
Ayleen mendengar suara langkahan kaki yang berasal dari tangga. Ayleen mulai gemetar ketakutan mendengar suara itu semakin lama semakin mendekati dirinya yang sendirian. Dia bingung akan berbuat apa. Dia berusaha memalingkan wajahnya dari sumber suara itu. Semakin menunduk semakin memejamkan mata. Semakin memejam, semakin memejam. Hap!. Ayleen membuka matanya yang terpejam itu. Dia dibuat bingung. Saat dia membuka matanya dia berada di kamarnya. Apa ini maksud mimpi dalam mimpi?. Ayleen terlihat sangat ling lung. Dia masih di tempat tidurnya dengan Gauri masih di sampingnya. Boneka sapi yang masih berada di pelukannya. Semua benar-benar seperti nyata bagi dirinya.

Hari sudah pagi ketika Ayleen membuka matanya untu kedua kalinya.

Punk-eranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang