Sebelumnya om Iman sudah mengatakan ini dengan Ayleen dan Ayleen pun sudah memutuskan. Jika Ayleen mengikuti permintaan om Iman untuk ikut sekolah bersama saudara tirinya. Walaupun Ayleen harus berat hati untuk beradaptasi lagi dengan lingkungan yang baru, orang-orang baru. Belum lagi Ayleen yang sudah kerasan mengikuti ekstra tari di sekolahnya dengan teman-teman yang sudah ia kenal sejak memasuk esktra itu.
Berbicara soal tarian. Tarian yang diwarisi oleh sang ayah dimana ayahnya yang mengajar guru ekstrakurikuler jaranan (jaran kepang) di SMP, rupanya sang Ayleen mewarisi bakat sang ayah di dunia seni. Memang, awalnya Ayleen tak menyukai hal ini.
Ayahnya yang terus membujuk agar Ayleen mau mengikuti permintaannya ini tetap saja cemberut ketika Ayleen sudah memasuki gerbang sanggar yang dengan sengaja ayahnya mendaftarkan dirinya agar ikut bergabung di sanggar itu. Ayleen tetap menggrlengkan kepalanya saat hendak berangkat menuju sanggar. Ayleen takut untuk memulai ini semua. Sampai pada akhirnya, lambat laun Ayleen menjadi terbawa arus dunia seni. Rupanya itu menyenangkan untuk Ayleen, hingga akhirnya dia semangat untuk mengikuti kegiatan ini. Sampai tiba saatnya nyawa sang ayah hilang meninggalkan raganya, dalam lubuk hatinya dia berbisik "Aku akan meneruskan bakat dan kemampuan ayah walaupun sedikit berbeda". Di setiap dinding rumah pun masij terlihat jelas beberapa pigura yang mengurung beberapa foto seorang pemuda tampan yang menunggangi jaran kepang itu dengan gagah dan beraninya. Ya, itulah tampak ketampanan ayah Ayleen ketika masih belia. Tak hanya itu, ada juha koleksi koleksi jaran kepang yang masih tersimpan dalam lemari khusus barang kesenian ayahnya. Mulai dari jaran kepang, barongan, hingga topeng ganongan.
Pagi ini, Ayleen diantar oleh ayah tirinya pergi ke sekolah.
"Nanti om jemput jam berapa?"
"Nggak usah om, nanti Ayleen ada jadwal latihan tari. Mungkin pulang agak sore"
"Oke, nanti om juga kesini lagi untuk mengurus surat-surat pindahan kamu"
"Iya om"Di kelas yang setiap hari Ayleen tempati, dia berbicara dengan sahabat sebangkunya, Niken namanya.
"Yah, ay baru aja 5 bulan kita dipertemukan" wajahnya langsung kusam begitu ia mendengar pernyataan yang disampaikan Ayleen.
"Ya mau gimana lagi"Tempat di mana semua suara saling bersahut-sahutan dengan menggema, tempat Ayleen berlatih saat ini dengan temannya yang lain.
"1..2..3..4..5..6..7..8" instruksi dari sang pelatih.
Tubuh Ayleen terus bergerak dengan iringan musik yang ikut menggema di gedung kesenian ini. Mulai dari berputar, menggerakkan tangannya hinhha menggoyangkan pinggulnya.Menurut orang jawa, sebuah tarian dibentuk dengan adanya unsur wiraga, wirama,wirasa dan wirupa. Dimana wiraga adalah gerak dalam tarian tersebut yang memiliki unsur keindahan tersendiri dalam sebuah tarian. Wirama adalah irama tarian yang mengiringi gerakan tubuh. Wirasa, rasa ketika menarikan tarian tersebut serta wirupa ialah wujud tarian. Ayleen sangat meresapi setiap gerakan tariannya.
Di depan sekolah, Ayleen sedang menunggu seseorang menjemputnya dengan duduk di sebuah kursi bambu depan pos satpam. Kaki yang terus mengayun-ayun, kepala yang terus menoleh untuk mengecek apakah sudah mulai dekat atau belum. Tangan yang menerkam erat sebuah handphone, serta bibir yang sudah cemberut tanda bosan telah menunggu lama.
Tubuh yang sempat menunduk itu telah bangkit ketika sebuah motor mulai mendekati dirinya. Rupanya kekasih Ayleen sudah menjemputnya. Ayleen makin cemberut begitu kekasihnya mendekat.
"Kurang lama" gerutunya
"Maaf, tadi aku masih latihan"
"Kenapa nggak bilang, kan aku bisa naik ojek online" Ayleen mulai merasa bersalah.
"Ahhh, udah apa aku harus balik lagi"Ilham, kekasih Ayleen yang saat ini masih menjalin hubungan dengan Ayleen sudah menjemputnya walaupun terlambat beberapa menut dan itu membuat Ayleen sangat jengkel hingga memasang wajah cemberut. Ilham sang atlet taekwondo kebanggan sekolah itu berhasil ditaklukan oleh sang Ayleen.
Semua uneg-uneg Ayleen pasti akan disampaikan pada kekasih taekwondonya ini.
"Kamu tau nggak?"
"Hm?"
"Aku mau pindah sekolah lo"
"Kok kamu seneng?"
"Pindah di sekolah kamu"
"Y..yang bener"
Ilham seperti tak menyukai kabar dari Ayleen. Dia seperti linglung dicampur dengan gugup.Ayleen pun merasakan tingkah laku Ilham yang tak diharapkan Ayleen sebelumnya. Tetapi Ayleen mencoba merendam sebab ia berpikir jika dia hanya akan berprasangka buruk terhadap Ilham.
"Nggak mampir dulu"
"Nggak deh, udah sore dan aku belum mandi...aku pulang dulu ya...." Ilham mencubit kedua pipi Ayleen yang mengembang.Gauri yang mendengar suara mesin motor itu dengan penasaran keluar rumah untuk memastikan siapa orang itu. Rupanya sedari tadi Gauri mengintip Ayleen dan Ilham dari jendela ruang tamu.
"Waaa!!!" Ayleen terkejut, begitu masuk Gauri sudah didepannya.
"Aku pulang dulu ya" Gauri mereka ulang kejadian tadi dengan mencubit pipi Ayleen.
"Ngintip ya?"
"Itu kan Ilham yang atlet taekwondo itu kan"
"Emang iya"
"Loh, tapi......" Gauri kebingungan hendak mengatakan sesuatu.
"Apa apa apa? Udah aku mau mandi dulu terus pake maskeeeeer" Kedua tangan Ayleen mengayun-ayun di wajahnya.
"Mau dong"Wajah mereka telah dipenuhi cairan masker yang membuat mereka terbatas bicara. Wajahnya mulai kaku tak bisa tersenyum dan berbicara. Sambil menunggu kering, Ayleen bermain ponselnya dengan membuka aplikasi yang sedang hits itu. Ada satu postingan yang menarik perhatian Ayleen. Sebuah video yang menampilkan seorang laki-laki yang berlarian di tepi pantai ketika senja. Rupanya, laki-laki itu mengejar kekasihnya yang berada di ujung sana. Dengan santainya perempuan itu menunggu sang kekasih berdiri dihadapannya. Tampilan gambar yang siluet menyebabkan wajah dari mereka tak nampak sama sekali. Hanya bayangan hitam yang bergerak serta keindahan langit yang luar biasa.
"Ay" Gauri memanggil lirih dengan mulut sedikit terbuka.
"Hmmmm"
"Kamu sejak kapan sama Ilham?"
"Baru seumur jagung sih, mungkin 2 bulan...kenapa?"
"Kukira kamu nggak punya, soalnya kamu bukan perempuan seutuhnya"
"Enak aja (Ayleen menimpuk Gauri dengan bantal), emangnya kalo nggak pernah pake bedak bukan perempuan?"
"Ya abis, kayak gak pernah dandan, nggak pernah perawatan"
"Pake masker kan juga perawatan"Ayleen sedang membayangkan bagaimana jika ia sudah berada di sekolah barunya. Bagaimana dengan teman-temannya, dengan lingkungannya, Ayleen sudah membayangkan yang tidak tidak. Bak di sinetron, Ayleen membayangkan seperti anak baru yang di bully dengan senior atau orang yang populer di sekolah.
Namun bagaimana juga, Ayleen juga senang jika ia harus satu sekolah dengan kekasihnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Punk-eran
JugendliteraturBukan kakak tirinya yang membuat dirinya resah, melainkan seorang laki-laki yang tak ada bandingannya dengan tukang becak yang lusuh. Siapakah laki-laki yang membuat gadis yatim ini terombang-ambing jalan hidupnya?