Seventeen!!!

515 52 2
                                    

*Ting Tong

"Iya sebentar..."

Pagi-pagi rumah keluarga caplang kedatangan tamu. Rika yang buka pintu

Siapa ya

*Cklek
"Pagi tante"

"Ooh. Daniiii. Pagi. Masuk masuk.. Miyu lagi sarapan tuh"

"Iya tante. Permisi"

Dani ternyata, datang bawa tas ransel sama kertas karton warna kuning. Katanya sih mau kerja kelompok, enggak tau bikin apaan.

Di ruang keluarga, biasa.. ada Manaka yang lagi nonton sambil nyeruput kopi. Disandingkan dengan roti bakar yang diatasnya ada telor setengah matang, dilumuri saus tomat hampir di keseluruhannya.

"Daniiiiiiii" suara Miyu membuat Manaka otomatis melihat ke belakang. Adegan romantis hampir saja terjadi, untung Manaka cepat berdehem. Kalau enggak, dua bocah kelas 6 SD itu udah saling nempel.

Saling peluk maksudnya~

"Langsung ke kamar aja ya"

"Mau ngapain kalian ke kamar!!" Teriak Manaka dari tempat duduknya.

"Kerjain tugas piii"

"Aaah! Enggak enggak enggak. Kerjain di sini aja"

"Oke. Dani, Miyu ambil bahan lainnya dulu ya"

"Oke"

Dani dengan santainya jalan ke dekat Manaka, duduk di sisi sebelah kursi yang sedikit lapang. Memang sengaja, kalau misalnya ada yang mau duduk lesehan.

Manaka jadi agak overprotektif ke Miyu gara-gara anak sulungnya itu suka colong-colongan cari kesempatan untuk 'kissu'. Info ini didapat dari wali kelasnya Miyu sendiri karena beliau pernah pergokin Miyu sama Dani ciuman di ruang kesenian sekolah waktu jam pulang dan ruangan mau dikunci.

Manaka naik darah waktu itu dan sempat berniat buat pindahin Miyu ke sekolah lain. Tapi dia enggak bisa semudah itu melakukannya, toh dia sendiri juga lebih parah. Buah jatuh enggak jauh dari pohonnya, itu pepatah yang cocok buat mendeskripsikan kejadian tadi. Tapi Manaka enggak bisa diam gitu aja kalau pun Miyu mewarisi 'bakat terpendam' miliknya, dia malah was-was kalau Miyu kelewatan dan berakhir dengan hal yang sangat... saaaangat tidak dia inginkan. Apalagi, semakin tumbuh dewasa, rasa penasaran Miyu itu makin besar, sama kayak badannya.

Ngomong-ngomong soal Miyu, dia udah kembali dengan alat tulis dan beberapa cat lukis.

"Mau bikin apa sih?" Tanya Manaka penasaran. Karena emang enggak tergambar dipikirannya, dua bocah ini mau bikin apaan.

"Rangkaian paralel pi. Tapi harus pakai rumah-rumahan gitu, biar bagus"

"Apa tuh?"

"Iiih. Pippi cari sendiri aja di internet. Susah jelasinnya"

Manaka merogoh kantong celana pendeknya, mencari ponsel yang biasanya dia taruh di sana.

Enggak ada.

Di kantong sebelahnya juga enggak ada.

Kehimpit? Enggak juga.

"Loh! Ponsel aku mana?!"

"Apa pi?"

"Ponsel pippi. Hilang"

"Kok bisa?"

"Kalau tau juga enggak bakal nanya kuritaro"

Rika lewat sambil nentengin handuk di bahunya. Dari warna dan bentukannya sih, itu handuk Miku.

"Rika, lihat ponsel aku enggak?"

The Caplang's Family (I) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang