"Agi, ini dimasukin apa lagi? Udah putih nih"
"Gula halusnya, setengah cangkir"
"Oke"
Sepasang kekasih ini sibuk saling bahu membahu, bikin birthday cake untuk mamanya Kumi.
Yang banyak kerja sebenarnya Miyu. Kumi bertugas sebagai asisten doang, disuruh ini itu. Yang belanja beli bahan aja dia.
Oh ya, ini masih di jam sekolah loh ya. Mereka enggak cabut, cuman... mereka berdua beralasan kalau lagi sibuk ngurus sisa acara festival kebudayaan beberapa hari yang lalu, makanya izin pulang lebih awal.
Sip! Mentahannya tinggal dipanggang aja.
Nunggu, sambil sibuk sama ponsel masing-masing, tapi konten yang dilihat itu samaan. Drama Korea!!
Ting! Timer pada oven udah bunyi. Wangi mentega sangat kental tercium saat Miyu membuka oven.
"Woaaaaaaah!!!! choego sekali kamu ini sayangkuuuu" tepuk tangan riuh pun dipersembahkan Kumi untuk kepiawaian Miyu membuat kue.
Miyu cuma senyum aja. Dia mulai menusuk batangan lidi ke custard cake yang baru aja matang. Setelah menarik lidinya keluar, Miyu yakin kalau kuenya matang secara sempurna.
"Yosh! Selesai!"
Selagi Miyu mencari sarung tangan untuk mengeluarkan loyang kue yang masih.... masih sangat panas, Kumi yang terlalu diselimuti rasa penasaran dan juga godaan dari aroma custard cake, tangan polosnya itu menyentuh loyang panas yang masih ada di dalam oven.
"Gyaaaa!!! Panaaaaas!!!"
"Eh? Eh? Kamu ngapain sih?!"
"Aduuuuuuuh... Eheeeeee... Tangan aku kebakaaaar"
"Jangan bilang barusan kamu pegang loyangnya.."
Kumi hanya mengangguk dan mengusap beberapa ruas jarinya yang mulai terasa perih.
"Lagian, itu kan masih panas Kumi! Kenapa dipegaaang?"
Kumi hanya memasang raut wajah cemberut yang hampir-hampir mirip kayak Memi. Miyu bawaannya jadi gemes tapi ditahan-tahan. Gengsi kalau kelihatan banget langsung larut sama kebiasaannya Kumi yang suka godain dia dengan segala macam cara.
"Duduk sini"
Kumi pun menurutinya. Kursi terdekat yang ditunjuk oleh Miyu ia duduki. Miyu malah melipir ke ruang keluarga, nyari kotak obat buat ambil salep untuk luka bakar.
Sekembalinya Miyu dengan salepnya, ia juga membawa tissue basah untuk membersihkan telapak tangan Kumi sebelum diberikan salep. "Mana? Coba lihat tangannya"
Sesuai permintaan, Kumi pun menunjukkan tiga jari kanannya yang mulai memerah.
Dengan tissue basah, Miyu menyeka jari Kumi lebih dulu, lalu ia mengoleskan salep.
"Kamu sih, ada ada aja. Udah tau panas, malah dipegang gitu aja"
"Soalnya, baunya enak. Jadi iri deh sama mama. Ulang tahun dibikinin kue sama kamu"
"Kalau kamu kan waktu itu kita belum jadian, mana kepikiran buat bikin"
"Iya ya. Kamu masih fokus penuh sama Dani"
"Tapi kan sekarang fokusnya ke kamu"
"Eheh, iya iyaaa. Maacih yaaa"
"Tuh kan, lebaynya kumat!!"
"Ehehe, sini dong ndut. Nduut sayang.." paksa Kumi ke Miyu dengan terus menarik-narik tangannya Miyu.
"Apa sih?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Caplang's Family (I) [Complete]
أدب الهواة[GxG Content available] (Also ADULT content) Daily life keluarga telinga caplang -Manaka -Rika -Miyu -Miku -Memi Beserta orang-orang di sekeliling mereka Enjoyed ~(-∆- ~)