12. Rencana

211 44 28
                                    

Jungkook terdiam menatap layar laptop didepannya, jemari panjangnya begitu lincah bermain diatas keyboard laptopnya. Alisnya bertautan saat melihat sesuatu yang aneh dengan beberapa angka yang tercetak didalam laporan keuangan CoffeeShopnya, rasanya ada yang janggal namun entah apa itu Jungkook cukup sulit memahami.

Dia meraih ponsel pintarnya, menekan beberapa angka untuk menghubungi seseorang yang mampu memecahkan masalahnya.

“Ma, Jungkook punya masalah dengan laporan keuangan Jungkook boleh lihat berkas-berkas laporan keuangan Restoran Mama?”

[Mama lagi nemenin papa dinas, kamu ambil saja di lemari dokumen yah.]

“Siap, terimakasih mama ku yang cantik.”

[Sama-sama anak mama yang ganteng.]

“Salam buat papa.”

Jungkook tersenyum setelah percakapan dengan ibunya, dia menyimpan kembali ponsel mahal itu disamping laptopnya melirik pada bingkai potret keluarganya yang berbaris di samping potret dia dengan Jiyeon.

Tangannya terjulur untuk meraih potret dirinya dengan Jiyeon yang diambil saat kelulusan Jungkook.

“Makin gemesin aja kamu itu dek.”

“Kakak percaya Jiyeon?”

Jungkook mengalihkan pandangannya menatap sosok yang menerobos masuk kedalam kantornya, pria itu menghela napasnya kasar saat melihat Nancy yang semakin hari makin tidak sopan.

“Tentu, tidak ada alasan untuk kakak tidak mempercayai Jiyeon.”

Nancy tersenyum miring hatinya berdesir nyeri saat melihat tatapan dan mendengar ucapan tegas Jungkook.

Pria itu begitu yakin dengan gadis yang menjadi kekasihnya. Dia seakan tidak pernah mencurigai gadis itu.

“Jiyeon tidak setia kak.”

“Jangan bercanda kakak lagi sibuk!” ketus Jungkook mengalihkan perhatiannya kembali pada layar laptop, dia mengabaikan ucapan Nancy yang mulai terdengar aneh.
Ada apa dengan gadis itu? kenapa dia mengatakan Jiyeonnya tidak setia, Jungkook mengenal siapa gadisnya. Dia sangat tahu bagaimana sikap Jiyeon, tidak Jiyeon tidak seperti itu.

“Aku serius kak tadi aku lihat Jiyeon di jemput sama laki-laki dan itu bukan kak Namjoon atau kak Suga.”

Jungkook masih mengabaikannya, dia lebih memilih meneruskan pekerjaannya yang terbengkalai tadi.

Nancy melihat bagaimana sikap acuh Jungkook padanya, dia berjalan menghampiri Jungkook berusaha menyakinkan pria muda itu bahwa yang dia katakan adalah hal sebenarnya.

“kakak serius dia menjemput Jiyeon tepat di--”

BRAK!!!

“Berisik Nancy! Sekali lagi kamu ngomong yang enggak penting kakak enggak bakal pernah mau kenal apalagi dekat sama kamu!”

Nancy terperajat saat Jungkook menutup laptopnya dengan kasar, dia menatap tajam sosok gadis yang kini terdiam membisu beranjak dari duduknya lalu berjalan keluar meninggalkan Nancy yang mematung ditempat.

***

“Kook kenapa lo?”

Namjoon menatap heran pada  Jungkook yang berjalan menghampiri mereka dengan wajahnya yang benar-benar tidak enak di lihat.

Namjoon merasa Jungkook seperti tengah menahan amarahnya.

“Diem kesel gue sama Nancy!”

“Kenapa?” tanya Suga menyajikan segelas es kopi untuk Jungkook yang mendudukan dirinya di salah satu kursi.

BLINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang