8. Ini Seperti Mimpi

219 41 37
                                    

Jungkook memandangi wajah Jiyeon yang kini terlelap teringat akan kejadian beberapa saat lalu dimana Jiyeon terlihat begitu kacau. Hati Jungkook berdesir nyeri saat mengingat isakan tangis Jiyeon yang tanpa sebab.

“Bagaimana mungkin aku meninggalkanmu?”

Jungkook membaringkan kepalanya di samping Jiyeon yang terlelap diatas sofa didalam kantornya, tangan kanannya dia jadikan sebagai bantalan.

Jungkook menjulurkan tangannya, menghapus jejak airmata di kedua pipi kekasihnya. Dia mengamati dengan intens wajah gadis cantik itu, menelisik lebih dalam setiap inci wajah Jiyeon yang seakan tidak terusik dengan ulah Jungkook yang menyetuh hidung mancungnya yang memerah.

“Lucu.”

Jungkook terkekeh saat melihat Jiyeon mulai terusik karena tingkahnya kembali mencuil hidung mancung itu hingga membuat sang empunya terbangun karena ulahnya.

“Kakak!”

Jiyeon terbangun seketika saat dia menyadari bahwa dia malah terlelap. Dia mencari sosok Jungkook yang tidak dia sadari sejak tadi sudah ada disampingnya.

“Apa sih? Daritadi manggil kakak terus kangen?” canda Jungkook dia menegakkan kembali kepalanya, memandangi Jiyeon yang malah termenung menatapnya. Alis Jungkook terangkat sebelah, dia merasa heran dengan tingkah Jiyeon yang tidak biasanya.

Lagi-lagi Jungkook bertanya apa yang terjadi dengan kekasihnya? Biasanya jika seperti ini Jiyeon akan memukul bahunya, gadis itu akan merenggut kesal karena Jungkook mencandainya.

Tes!

Jungkook semakin mengerinyit heran karena Jiyeon malah kembali menangis. Tetesan Kristal bening itu kembali terjatuh dari manik indahnya.

“Kamu salah makan Ji? Kenapa hari ini cengeng banget?”

Jungkook kembali menghapus lelehan airmata di pipi Jiyeon. “Ini sungai atau air terjun sih? Enggak kering-kering.”

Bugh!

“Berisik!”

Jungkook tertawa kecil saat melihat reaksi Jiyeon yang kini terlihat normal.

“Sakit tahu!” keluh Jungkook mengelus bahunya yang tadi di pukul Jiyeon cukup keras, dia mengerutkan bibirnya menatap sebal pada Jiyeon yang kembali akan mengangkat tangan kanannya.

“Kakak!!” rengek Jiyeon dengan suaranya yang terdengar parau. Yah maklum gadis itu hampir 3 jam menangis tidak henti.

Namjoon saja sampai heran dengan sikap Jiyeon yang teramat sangat tidak normal, bahkan dia sampai mengatakan pada Jungkook jika Jiyeon sedang kerasukan.

“Iya, kamu itu kenapa sih yang? Padahal kakak itu tadi lagi ke kampus nyerahin tugas. Kamu sampai histeris gitu?”

Jiyeon terdiam.

Dia tidak mungkin mengatakan jika alasannya sehisteris itu karena Jiyeon tidak ingin kehilangan Jungkook untuk kedua kalinya, dia tidak mungkin mengatakan jika Jungkook yah tepat 7 hari kedepan Jiyeon akan kehilangan Jungkook untuk selamanya.

7 hari?

Jihan mengangkat tangan kanannya dia menatap pada helaian benang merah yang melingkari pergelangan tangan kanannya.

“7 hari!”

“7hari kenapa?”

Jiyeon terbelalak.

Dia mengatupkan bibirnya saat tidak sengaja mengatakan mengenai 7 hari itu, Jiyeon terdiam. Dia melirikkan kepalanya menatap sekitarnya, Jiyeon berusaha mencari kalimat lain sebagai alasan yang tepat.

BLINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang