Langit cerah itu telah berganti dengan sang malam yang datang. Kedua orang yang masih tertahan dengan kesunyian masing-masing termenung menatap jendela kamar mereka. Ada perasaan bingung yang entah kenapa begitu menyergapi hati mereka. Ada pertanyaan besar dalam benak keduanya, hal yang mengganggu pikiran mereka mengenai sesuatu yang harus mereka cari dan temukan jawabannya.
"Bagaimana bisa menjawab pertanyaan yang tak diketauhi."
Flashback On.
Seperti biasa Jiyeon berjalan menuju Coffee shop Jungkook untuk menemui kekasihnya, dia tersenyum tipis membayangkan hal apa yang akan mereka lakukan hari ini.
"Kak Jungkook nya ada?" tanya Jiyeon pada Namjoon yang sedang berjaga di meja kasir, pria muda itu menggelengkan kepalanya pelan.
"Kemana kak?"
Senyuman yang tadi terlukis itu perlahan memudar. Jiyeon menatap penuh tanya pada Namjoon yang lagi-lagi hanya dapat menggelengkan kepalanya.
"Kakak juga enggak tahu, dia tadi buru-buru banget."
"Hmm gitu, Jiyeon pulang saja kak."
"Hati-hati yah dek,"
Namjoon melihat sekilas raut wajah sendu gadis yang kini tengah memutar tubuhnya itu.
Jiyeon berjalan di sekitar taman tempat dimana seharusnya keduanya menghabiskan waktu hari ini, gadis itu menghela napas kasar saat mengingat kejadian hari ini. Ini pertama kalinya Jungkook menginkari janji yang dia ucapkan pada Jiyeon.
"Kakak.."
Matanya memincing saat melihat sosok itu sedang berada di area taman. Bagaimana bisa? Apakah Jiyeon salah lihat, tapi postur itu Jiyeon sangat mengenalnya.
"Nancy?"
Jiyeon mengerinyit tidak mengerti melihat sosok Nancy yang mengekor di belakang Jungkook, wajah gadis cantik itu terlihat sumringah. Dia tidak ingin berburuk sangka, hatinya tidak ingin memikirkan hal-hal buruk yang mungkin terjadi.
Jiyeon berbalik tidak menghampiri keduanya. Dia tidak ingin terus berlama-lama melihat hal yang begitu menohoknya. Tidak! Mungkin ini hanya kebetulan saja, Nancy dan Jungkook tidak sengaja bertemu.
Flashback Off.
Jiyeon terbangun dari tidurnya. Keringat dingin membasahi wajah gadis yang sepertinya baru terbangun dari mimpi buruknya.
HOSH!
HOSH!
HOSH!
Deru napasnya terdengar begitu cepat. Jiyeon terlihat seperti baru berlari mengelilingi lapangan, gadis itu tersengal dan penuh keringat.
"Itu dua hari dari sekarang," lirih Jiyeon melirik pada pergelangan tangan kirinya.
Jantungnya berdetak sangat cepat saat manik itu menghitung jumlah helaiannya saat ini. Sisanya tinggal 6, berarti satu hari sudah Jiyeon lewatkan tanpa melakukan atau mengetahui apapun mengenai kunci hidupnya.
Drrdrrt...
Getaran ponsel diatas nangkasnya membuat Jiyeon mengalihkan perhatiannya dari kenangan yang kembali dia ingat, gadis itu meraih ponselnya yang terus bergetar menampilkan panggilan masuk dari sosok yang tadi malam Jiyeon mimpikan.
"Kakak."
[Kakak jemput yah?]
"Iya, aku siap-siap dulu yah kak," lirih Jiyeon memalingkan pandangannya pada hal lain diluar jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLIND
FanfictionPark Jiyeon seorang gadis berusia 18 tahun harus menerima kepedihan saat sang kekasih mengalami kecelakaan hingga merenggut nyawanya. Dalam keputusasaannya menerima takdir yang digariskan Tuhan Jiyeon bertemu dengan Kim Mingyu seorang pelukis muda...