Taehyung berjalan menuju sebuah pemakaman umum, dia menatap sekelilingnya yang terlihap sepi hanya ada sosok seorang remaja yang tertunduk diam didepan sebuah makam yang masih terlihat baru. Dia berjalan menuju sebuah makam disamping gadis remaja yang masih terdiam itu.
'Anak SMA,' batin Taehyung saat melihat seragam abu-abu yang masih melekat ditubuh gadis remaja berambut sepunggung itu, dia masih begitu fokus menatap nisan yang disana tertulis nama
'Jeon Jungkook..'
"Aku pamit kak," bisik gadis itu masih dapat terdengar oleh Taehyung, dia melirik sekilas nampak terlihat tidak begitu jelas nama yang tertulis di nametag gadis berkulit putih itu.
'Nancy J'
"Jangan terlalu terpuruk dek karena yang dia butuhkan bukan keterpurukan kamu tapi ketegaran kamu dalam menghadapi hari-hari tanpa dia disampingnya,"
Tap!
Langkah kaki gadis berwajah cantik itu terhenti saat suara asing terdengar. Dia membalikkan tubuhnya menatap seorang pria yang kini terlihat berjongkok menatap sebuah nisan yang berada tidak jauh dari makam Jungkook.
"Kakak enggak ngerti gimana sakitnya kehilangan," balas Nancy membuat Taehyung terkekeh sinis. Dia merasa lucu dengan perkataan gadis remaja itu, Taehyung mengangkat kepalanya memperlihatkan wajah rupawan itu.
Dia tidak mengerti? Bahkan Taehyung sangat tidak asing dengan kata kehilangan, dia begitu mengenal dan memahami apa arti kehilangan. Berulang kali, ah rasanya Taehyung seperti terbiasa dengan perasaan nyeri tercabik-cabik saat kehilangan sesuatu yang sangat dia cintai. Taehyung tahu, dia teramat mengerti dan begitu memahami. Arti dari sebuah kata yang menjadi mimpi buruk untuk miliyaran orang dimuka bumi.
'Bagaimana aku tidak mengerti jika aku telah berkali-kali kehilangan gadis yang ku cintai. Hanya satu gadis, tapi membuatku harus merasakan nyerinya kehilangan hingga lebih dari sekali.'
"Ngerti koq, lebih dari siapapun kakak ngerti."
Nancy tertegun melihat senyuman menenangkan itu, hatinya berdesir saat melihat sosok pria muda yang sepertinya seusia Jungkook tersenyum ramah padanya. Sekilas Nancy seperti melihat sosok Jungkook ada pada diri pria itu terutama saat pria muda itu melukiskan senyuman yang menggetarkan hati siapapun yang melihatnya. Sama seperti Jungkook, hanya senyuman Jungkook jauh lebih indah dari siapapun.
'Kakak jangan menghukumku aku mohon.'
***
Lembayung senja terlukis indah di atas kanvas besar semesta. Sinar kemerah-merahan terlihat indah walaupun menyilaukan mata. Lalu lalang kesibukan kendaraan terlihat memadati jalanan, semua orang nampak mengeluhkan tentang rentetan berbagai macam kendaraan yang menghambat mereka menuju tempat tujuan. Namun, sekeras apapun mereka berkeluh atau bagaimana pun mereka berpikir agar terbebas dari kemacetan yang terjadi semuanya tetap berakhir pada keputusan yang memang teramat menyebalkan untuk dikatakan.
'Menunggu dan bersabar.'
Jiyeon terdiam mengamati semua orang yang terlihat sibuk dalam pikiran masing-masing, mereka terlihat acuh pada sekitarnya dan hanya terfokus pada diri mereka. Yah memikirkan masalah sendiri saja sudah sangat melelahkan untuk apa memikirkan masalah orang lain.
Gadis berambut sebahu itu meminta dengan sopan pada supir taksi yang dia naiki untuk berhenti. Dia merogoh beberapa lembar uang dalam sling bagnya lalu menyerahkannya pada sang supir.
"Kenapa berhenti disini mbak?" tanya sang supir menatap bingung remaja yang sejak tadi hanya terdiam dengan wajah tidak berekspresi itu, bahkan dalam sekali lihatpun sang supir dapat melihat wajah menanggung beban kesedihan yang begitu besar dimata indah sang gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLIND
Fiksi PenggemarPark Jiyeon seorang gadis berusia 18 tahun harus menerima kepedihan saat sang kekasih mengalami kecelakaan hingga merenggut nyawanya. Dalam keputusasaannya menerima takdir yang digariskan Tuhan Jiyeon bertemu dengan Kim Mingyu seorang pelukis muda...