4 hari terlewati begitu saja. Jiyeon menatap sebuah undangan yang dia dapatkan dari Mingyu, pemuda itu mengundangnya untuk menghadiri pembukaan galeri seninya. Jiyeon menghela napasnya, rasanya begitu berat untuknya keluar setelah kejadian itu hingga kini Jungkook masih belum menghubunginya, pria itu tidak meminta maaf ataupun berusaha memperbaiki hubungan mereka.
Baik waktu terulang ataupun tidak Jiyeon tetap kehilangan Jungkook, dia tetap tidak bisa mempertahankan kekasihnya itu untuk pergi. Jungkook tetap meninggalkannya dia tetap pergi meninggalkan Jiyeon dengan derai airmata yang berjatuhan. Jiyeon beranjak dari tempat tidurnya, dia menegakkan tubuhnya melirik sekilas pada cermin meja riasnya.
"Aku harus memakai apa?" bisik Jiyeon dia membuka pintu lemari pakaiannya, memilih-milih baju yang sekiranya pantas untuk dia kenakan di acaranya Mingyu. Jiyeon meraih sebuah kemeja dan celana jeans berwarna biru dongker dia memantaskan pakaian itu lalu melemparkannya keatas ranjang begitu saja.
"Dia pasti akan mengomeliku tidak punya pakaian," ketus Jiyeon meraih sebuah mini dress selutut berwarna peach, Jiyeon membalik beberapa kali pakaian yang sangat tidak ingin dia kenakan itu. mencoba memantaskan dirinya apakah cocok atau tidak memakai itu.
Dia kembali memandangi mini dress itu, cocok namun sepertinya masih ada yang kurang.
***
Sudah sejak pagi Mingyu begitu sibuk dengan keperluan pameran seninya, dia berjalan dengan beberapa berkas di tangannya membalik lembar demi lembar berkas itu dan terus berlalu lalang dengan sebuah ponsel yang menempel di dekat telinganya.
"Mingyu ambil ini!"
Taehyung melemparkan sebuah apel pada Mingyu yang terus saja berbicara dengan beberapa orang yang sepertinya panitia pembukaan galeri seni miliknya, mereka nampak begitu patuh mendengarkan setiap intruksi yang Mingyu berikan.
"Thank's tan."
Mingyu menerima lemparan apel itu dengan baik, dia tersenyum kecil pada Taehyung yang hanya mengangkat jempol tangannya lalu berjalan keluar membiarkan Mingyu dengan kesibukannya yang sangat penting.
***
"Makasih yah mas, nanti aku ganti pake baso mang Sooman."
Jiyeon tersenyum pada Suga yang menampilkan raut wajah datar nan dinginnya, gadis yang hari ini berpenampilan manis itu lalu keluar dari mobil Suga.
"Awas kalau enggak gue kubur lo dakocan!"
Jiyeon mengerutkan bibirnya kesal mendengar perkataan Suga yang menyebalkan membuatnya merasa malas untuk meladeninya, rasanya sangat disayangkan dia akan membelikan Suga makan.
"Iya cerewet!" ketus Jiyeon berjalan memasuki galeri seni Mingyu.
Suga terdiam memandangi punggung mungil itu. Kejadian kemarin benar-benar membuat Suga sangat ingin merebut Jiyeon dari Jungkook, jika tidak ingat Jungkook adalah sahabatnya mungkin sudah sejak lama mereka terus bersitegang karena merebutkan Jiyeon.
***
Pandangan Jiyeon mengedar kesegala arah mencari sosok yang dia kenal diantara banyak orang disana, namun nihil Jiyeon tidak menemukan siapapun.
"Ji? Jika seperti ini kamu sangat cantik yah."
Jiyeon mengenal suara ini dia seperti sangat tidak asing dengan suara yang selalu muncul tiba-tiba.
"Aish tidak bisakah kamu muncul dengan cara yang lebih manusiawi?"
Suho menatap polos pada Jiyeon yang menatapnya tajam- pria itu melirik sekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLIND
FanfictionPark Jiyeon seorang gadis berusia 18 tahun harus menerima kepedihan saat sang kekasih mengalami kecelakaan hingga merenggut nyawanya. Dalam keputusasaannya menerima takdir yang digariskan Tuhan Jiyeon bertemu dengan Kim Mingyu seorang pelukis muda...