Votement juseyooo >,<
*
*
Sejeong mengenakan kembali sarung tangan yang biasa ia pakai. Ia tersenyum senang sembari melangkahkan kakinya riang menuju Nana yang tengah mengatur napasnya.
"Kekuatanmu benar-benar berkembang loh, Na." Puji wanita Kim tersebut. Tangannya diulurkan untuk membantu pemuda Na di depannya yang justru melengoskan pandangannya dan memilih bangkit sendiri.
Nana menghela napas pelan, "Ini belum cukup kuat untuk melindungi Renjun, Jeno dan Hyunjin yang tidak stabil."
*
*
*
Langkah kaki pemuda berkulit tan tersebut diangkat berjingkat agar tidak menghasilkan bunyi berdecit dari lantai kayu rumah besar mikik Jaehyun yang ia tempati bersama 8 temannya. Han yang mengekor di belakangnya juga mengambil langkah sama berjingkatnya. Kaki-kaki mereka bergerak perlahan menuju ruang perpustakaan salah satu rumah milik keluarga Jung tersebut.
"Kenapa tiba-tiba saja mencurigai Renjun?" Tanya Han. Tangannya berusaha menjangkau tepi pintu lalu mendorongnya pelan agar tertutup sempurna tanpa bersuara.
Manik gelap Haechan menelusuri tiap judul buku di rak perpustakaan tersebut dengan cepat. Remangnya pencahayaan ruangan itu di malam hari sepertinya tidak mengurangi sedikit pun niat Haechan untuk menyelidiki latar belakang Renjun.
"Heh, Haechan!"
"Ssst, apa sih? Kau berisik sekali."
"Aku bertanya padamu dan kau sama sekali tidak memberikan respon atas pertanyaanku."
Jemari Haechan berhenti pada sebuah buku cukup kecil, sebut saja notes, lalu menariknya keluar dari himpitan buku besar dan berdebu di sekitarnya.
SRETTT
"KOK DISOBEK SIH, CHAN?!!" Pekik Han lalu cepat-cepat menutup mulutnya ketika Haechan mendelik kesal ke arahnya.
Buku kembali diletakkan, Haechan segera menggandeng Han keluar dari ruangan itu dengan langkah mengendap lagi.
"Toh, Han, buat apa dibaca semuanya," pemuda berkulit tan itu menarik napas panjang lalu lanjut, "kalau selembar kertas ini sudah membuktikan bahwa Renjun bukan manusia seperti kita?"
*
*
*
Pemuda Lee dengan mata bulat itu mengernyit tajam pada Nana yang melengos tidak peduli dengan dirinya yang telat.
Padahal biasanya, pemuda Na itu akan terus mengejar bule Kanada itu demi memberinya hukuman bertumpuk tanpa alasan lain selain karena ia terlambat.
"Oy," Mark mensejajarkan langkahnya, "Na Jaemin!"
Nana tetap berjalan tidak mempedulikan panggilan Mark. Tangannya sibuk mengenakan almamater yang sejak tadi ia lipat di dalam tas.
"Kau," napas Mark mulai tercecer karena kesulitan mengejar langkah Nana, "hey, tumben sekali tidak menghukumku?"
Langkah lebar kaki milik Na Jaemin terhenti seketika. Sekarang Nana yang mengernyit tajam tidak mengerti pada Mark Lee yang kesusahan menata napas.
KAMU SEDANG MEMBACA
M A G I C ! - NCT x W1 x SK (00L)
FanfictionTaeyong, Doyoung, Minho dan Jaehyun yang terpaksa menampung 9 anak pemilik darah keturunan primer bermasalah di rumah dua lantai milik mereka --milik Jaehyun, sebenarnya. . Jinyoung, Jaemin, Renjun, Hyunjin, Jisung, Haechan, Jeno, Felix dan Seungmin...