Haechan tidak henti-hentinya merutuki dirinya sendiri sambil berlari mengimbangi laju kaki tiga temannya.
Rombongan besar mereka rontok satu persatu akibat musuh yang menghadang mereka terlalu banyak. Jika semua difokuskan mengurus musuh-musuh kecil itu, Renjun dan New tidak akan bisa mereka temukan dengan cepat.
Dan kerusuhan ini tidak akan berhenti dalam waktu dekat.
Sempat terjadi perdebatan alot ketika mereka tinggal bertujuh. Jinyoung bersikeras untuk memisahkan diri dari rombongan demi membantu Han dan Felix yang harus berhadapan dengan seorang witch dan meminta Haechan untuk tetap lanjut bersama Hyunjin, Jeno dan Nana.
Demi apapun, Haechan masih merasa belum bisa mengimbangi kemampuan Jinyoung yang dari awal adalah putra seorang penyihir agung. Kalau diminta melanjutkan perjalanan dengan resiko bertemu bos besar seperti werewolf atau vampir, Haechan tentu akan memilih untuk melawan bos witch dengan senang hati.
Setidaknya mereka sejenis.
Belum bertemu kata sepakat pada perdebatan dua pemuda ini, Felix terbanting cukup keras pada salah satu pilar di ruangan luas itu yang berakhir menyebabkan tertutupnya celah di antara rombongan Haechan dengan rombongan Jinyoung secara tiba-tiba.
"Kita benar-benar cari mati dengan menghampiri musuh blak-blakan seperti ini." Keluh Nana.
Setidaknya rombongan kecil ini bisa sedikit lebih tenang karena ada Nana yang memiliki kemampuan medis cukup kuat bersama mereka.
"Teman-teman," panggil Haechan pada tiga temannya itu, "aku belum ingin mati."
Tiga pemuda lainnya tercenung.
Haechan semakin gemetaran dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Tangannya mulai mengeluarkan keringat dingin dan wajahnya semakin memucat.
Sebelumnya tentu pernah terbersit bayangan jika mereka kalah karena rencana mereka sangatlah tidak matang apabila dibandingkan dengan musuh. Tapi, memikirkan bahwa kematian mereka benar-benar bisa sedekat ini, tiba-tiba saja rasanya perut mereka bergejolak tidak nyaman dan mual.
"Aku-aku juga sangat takut, sebenarnya," celetuk Nana berusaha memecahkan atmosfir mereka yang sangat tidak nyaman, "tapi, berpikir kalau sudah ada teman kita yang situasinya lebih kritis dari kita saat ini, rasanya agak tidak pantas kalau kita bilang seperti itu."
Lee yang paling muda di situ mengangkat kepalanya dan menatap pada Nana dengan pandangan kosong yang mengerikan.
Seolah-olah ia siap menghabisi pemuda Na itu saat ini juga demi tidak bertemu pimpinan musuh lainnya.
"Oh," Haechan mendengus geli sambil melangkahkan kakinya mendekati temannya itu, "Na Jaemin ini berkata seperti itu karena dia punya kekuatan super yang diidam-idamkan semua orang kan? Sudah kuduga."
"Apa maksudmu, Hae-"
"JANGAN PONGAH KAU!"
Hyunjin yang daritadi siaga berada di antara dua pemuda itu segera berusaha memisahkan mereka karena Haechan sudah mencengkeram kerah Nana cukup kuat dan mendorongnya ke dinding.
"Hentikan, Haechan!" Jeno melingkarkan tangannya pada bahu teman kecilnya itu dan berusaha menariknya lepas dari Nana, "ini tidak saatnya untuk marah pada teman sendiri!"
"Dengar ya, Na Jaemin," cengkeraman serta dorongan yang ditujukan pada Nana semakin kuat bersamaan dengan Haechan yang menatapnya tidak suka, "aku benar-benar sudah muak denganmu."
*
*
Han memejamkan matanya kuat-kuat. Tangannya merentang lebar untuk mempertahankan kubah pelindung miliknya.
Di dalam kubah itu, Felix menggenggam tangan Jinyoung sambil berbisik pelan-pelan mengeluarkan banyak kata-kata agar pemuda di hadapannya 'kembali'.
Sesuatu terjadi beberapa saat setelah rombongan mereka terpecah.
Musuh, yang belakangan mereka ketahui bernama Minhyun, berhasil memancing Jinyoung agar lepas kendali atas sihirnya sendiri.
Dan seluruh tongkat cadangan yang dipersiapkan pemuda Bae itu sudah habis patah seluruhnya akibat ia yang tidak mampu mengumpulkan kembali kendali atas sihirnya.
Semua menjadi semakin buruk ketika si Bae nyaris hilang kesadaran karena memasrahkan dirinya pada sihirnya yang kuat tersebut.
"Dengarkan aku, dengarkan aku," genggaman Felix menguat, "Bae Jinyoung kami pasti mampu mengendalikan sihirnya sendiri, sekuat apapun sihirnya. Tolong kembalilah, kami mohon."
"Ini benar-benar di luar dugaan," Han mendecak pelan sambil tetap waspada memperhatikan sekitarnya lewat kendali kubahnya, "hal seperti ini juga sebelumnya belum pernah terjadi pada kita. Ini yang pertama kalinya, dan aku tidak ingin ada yang kedua."
"Aku juga berharap seperti itu." Jawab si Lee yang semakin menundukkan kepalanya dalam. Tangannya mulai terasa dingin dan kebas karena sama sekali tidak melepaskan genggamannya dan justru menguatkannya.
"Satu menit lagi, Felix," pemuda Lee tersebut tersentak pelan lalu menoleh ke belakang menatap Han, "kalau Jinyoung masih tidak kembali, aku percaya padamu. Si Bae ini biar aku kendalikan. Kebetulan aku sudah sedikit menguasai sihir pengendalian atau semacamnya itu."
Felix menggeleng cepat menolak rencana dadakan rekannya itu, "Tunggu, tunggu, kita tidak ada kesepakatan tentang aku maju-"
"Saat ini, dari kita bertiga, kau yang paling kuat. Memiliki darah manusia serta vampir sama kuatnya, saat ini kamu lebih diuntungkan. Kau punya kekuatan sebagai vampir, tapi karena sisi manusiamu sudah kau latih mati-matian sebelumnya, kelemahanmu sebagai vampir sudah teratasi. Dengan begini, sebagai seorang penyerang, kamu perfect!"
"Tapi, kau lihat sendiri kan hasil latihanku?! Itu tidak sempurna." Pekik Felix panik ketika menyadari Han sangat percaya diri pada rencananya dan mulai bersiap.
"Tidak masalah," terkekeh pelan, Han mengibaskan tangannya santai lalu mulai menghilangkan kubahnya, "lagipula Minho-hyung sudah bilang padamu berkali-kali, kan? Kau yang separuh vampir ini jauh lebih kuat daripada yang vampir seutuhnya."
*
*
*
Tbc
*
*
*
Notes :Haloooo, ketemu lagi sama saya (人 •͈ᴗ•͈)
Udah lama banget ya dari terakhir update padahal saya uda sering janji buat sering update heuheueheu maafkan saya ( ・ั﹏・ั)
Omong-omong karena saya sudah update, selamat menikmati ya ( ꈍᴗꈍ) dan selamat hari Minggu ( ˘ ³˘)♥
KAMU SEDANG MEMBACA
M A G I C ! - NCT x W1 x SK (00L)
FanfictionTaeyong, Doyoung, Minho dan Jaehyun yang terpaksa menampung 9 anak pemilik darah keturunan primer bermasalah di rumah dua lantai milik mereka --milik Jaehyun, sebenarnya. . Jinyoung, Jaemin, Renjun, Hyunjin, Jisung, Haechan, Jeno, Felix dan Seungmin...