17 - Wow!

1.7K 364 50
                                    

*

*

*

Selamat membaca~

Tolong vomment yaaa

*

*

*

Daehwi dan Chenle buru-buru membuka pintu rumah mereka dengan lebar begitu derap kaki sembilan hyung mereka terdengar di teras.

"Tapi, Na," Seungmin tampak terus melanjutkan ucapannya dengan menggebu-gebu, "kekuatanmu kan cuma menyembuhkan. Kok bisa??"

"Bisa lah," pemuda Na itu menjentikkan jarinya penuh gaya, "menyembuhkan berarti menghilangkan luka. Menurut data dari Kun-ge, kekuatan yang kita punyai ini seperti penyakit atau luka. Kalau aku bisa mengembangkan kekuatanku dengan baik, maka aku bisa menetralkan kekuatanku."

Delapan temannya asik menyimak dengan penuh minat sambil sesekali mengucap "oh" panjang dengan kagum.

"Jadi, itu alasan selama ini kau pakai sarung tangan?" Heran Felix. Matanya melirik ke arah tangan Nana yang tidak terbungkus sarung tangan kulit yang biasanya ia pakai, "Dan itu juga alasan kenapa kamu tidak mau bersinggungan langsung dengan kami?"

Nana menggaruk tengkuknya canggung, "Soalnya, kemarin-kemarin kekuatanku di luar kendali terus. Tanya saja pada Jeongin dan Chenle yang kekuatannya sempat hilang beberapa hari."

"Iya," Chenle mengiyakan sambil mengganti perban Haechan yang sudah amburadul, "benar-benar tidak bisa digunakan sama sekali, ya ampun."

"Tapi, kenapa kekuatan Renjun ngga hilang waktu dia kamu gendong?" Tanya Jeno yang baru saja bertransformasi menjadi manusia. Tangannya menepuk kasar beberapa anggota tubuhnya untuk menghilangkan debu.

Nana diam saja tidak berminat menjawab pertanyaan Jeno. Yang lain justru semakin melayang pandangan penasaran pada Nana yang memilih diam.

"Karena kekuatanku bukan kekuatan murni kayak punya kalian." Jelas Renjun mewakili diamnya Nana dari tadi.

Seungmin tertawa sumbang, "Ngga murni kayak gimana, Njun? Semua kekuatan kan murni. Paling jauh juga kekuatannya kombinasi karena klasifikasi orang tuanya berbeda."

"Itu karena Renjun dari awal diciptakan untuk memiliki kekuatan besar yang tidak bisa ditampung oleh tubuh manusia normal." Jelas Nana sedikit menggumam. Dia masih tidak yakin dengan menjelaskan hal ini pada teman-temannya.

"EEHH??!!!"

"Jadi, beneran Renjun ngga manusia?"

"Renjun objek uji coba dong??"

"Kok bisa gitu, Njun?"

"Njun, trus kamu gimana ini?"

"Renjun kok ga pernah bilang sihhhh."

"Ren—"

"Aku manusia biasa kayak kalian," potong Renjun agak canggung, "tapi, karena aku lahir prematur, fisikku lebih lemah dari manusia umumnya. Ayahku yang seorang peneliti menyiasatinya dengan mengembangkan kekuatanku yang sama lemahnya dengan tubuhku."

M A G I C ! - NCT x W1 x SK (00L)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang