14 - Mencoba

2.1K 384 9
                                    

.

.

.

Aku sayang kalian 😘 makasih buat komen sama vote nya 🤧

Jangan bosen-bosen yaaa

Vomment juseyooo~

.
.

Kepala Hyunjin dan Jeno sudah tersungkur malas di atas meja bundar kamar pribadi pemuda Lee tersebut. Buku mereka sudah tersingkir ke berbagai arah. Laptop Hyunjin masih setia menampakkan kelas mereka yang tengah diisi seorang guru di depan kelas.

"Aku malas sekali." Ratap Jeno lelah. Pulpen di tangannya dimainkan asal dan kadang mengetuk usil layar laptop Hyunjin.

"Hush, layarnya rusak ntar," desis Hyunjin tajam sambil menepuk tangan Jeno untuk menyingkirkan kelakuan usil Jeno terhadap layarnya.

Mata Jeno berpindah objek dan lebih memilih melihat awan di luar yang terlihat mendung pekat.

Jeno tidak suka hawa seperti ini.

Rasanya tidak menentu. Dia juga jadi tidak bisa melakukan apapun. Ucapan dari hyung mereka kemarin membuatnya berpikir puluhan kali sebelum mengambil langkah bahkan hanya untuk ke jemuran membantu Seungmin mengambili jemuran.

"BUNUH CHAN BUNUH!!"

Hyunjin dan Jeno refleks menegakkan tubuhnya begitu mendengar Felix memekik ketakutan seperti itu.

"Sejak kapan Haechan satu kelas dengab Felix, Jen?" Tanya Hyunjin yang mulai mematikan laptopnya. Masa bodoh dengan guru yang masih menjelaskan panjang lebar.

Jeno memilih diam saja dan mulai bangkit dari duduknya. Tangannya meraih knop pintu lalu memutarnya pelan agar tidak menarik perhatian --yang entah perhatian siapa.

"Heh, kau mau kemana, Lee?"

"Ya, keluarlah. Kenapa make nanya sih?!"

"Ya gausah ngendap-endap gitu, kek. Mau keluar kamar kek mau keluar penjara aja."

"Elu sih mukanya kek sipir penjara." Cibir Jeno lalu segera mengambil langkah seribu meninggalkan Hyunjin yang siap mengumpati pemuda Lee tersebut.

"Bocah sialan." Desisnya.

*

*

*

Lee Felix menutup bukunya pelan. Dia lelah. Haus juga. Dari tadi hanya memperhatikan guru berbicara tanpa meminum atau memakan apapun, Felix jadi bosan rasanya.

"Mau kemana, Lix?" Tanya Nana yang menyadari langkah kaki Felix menuju pintu keluar kamarnya.

Yang ditanya hanya menunjuk lehernya memberi gestur kehausan.

"Mau ditemani?" Tawar Renjun ramah.

Felix mengibaskan tangannya pelan sambil tersenyum.

Dia cuma mau minum. Bukan keluar rumah beli minum.

Buat apa juga ditemani.

Usai menutup pintu, Felix mulai berjalan menuruni tangga dan menapaki tiap ubin menuju tempat minum di dapur yang sekarang tiba-tiba saja terasa sangat jauh.

M A G I C ! - NCT x W1 x SK (00L)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang