Kai ngambek

1.3K 186 8
                                    

Kyungsoo memilih pamit setelah mengantarkan Che ke rumahnya. Dia memang mampir sebentar buat ngobrol hal-hal yang menurut Chen biasa aja.

Chen naik ke lantai dua, tapi bukan kamarnya yang dituju.  Ia mengetuk sebentar pintun tersebut, namun tidak ada respon sama sekali.

"Kai, gue masuk ya."

Ia mebuka kenop pintu tersebut secara hati-hati. Siapa tau Kai sedang istirahat.

Nihil, enggak ada orangnya sama sekali. Dia memilih buat kembali dulu ke kamarnya. Mengganti pakaiannya dengan pakaian rumah.

Chen turun kebawah, berpikir mungkin Kai sedang berada di ruang keluarga atau dapur.

Namum hasilnya tetap sama, Kai gak ada di kamar maupun di lantai bawah.

"Bibi, Kai belum pulang ya?"

"Gak tau tuh. Gak kelihatan juga itu bocah wujudnya."

Kai belum pulang, seingatnya tadi Kai sempat ingin mengatakan langsung pulang dan istirahat. Tapi Kai dimana??

"Chen titip rumah ya? Bibi dan paman mau ke acara teman Bibi."

"Pulang kapan?"

"Mungkin agak malem banget. Nanti kamu ya yang nyiapin makan malem. Tinggal manasin doang."

Chen mengangguk, dia sedang berusaha menghubungi saudaranya yang hampir sore ini belum juga pulang.

Kai bahkan sama sekali tidak menghubunginya. Nomornya juga mendadak tidak aktif.

"Ini anak ke mana sih. Bikin khawatir orang aja."

Chen mendumel, sudah dipastikan Kai sedang marah padanya.

Kai tidak suka jika Chen memberitahu sesuatu secara mendadak. Apalagi masalah hal pulang dengan seseorang.

Mereka telah terbiasa berangkat dan pulang bersama. Bahkan sewaktu masa sekolah saja. Kai rela menemani Chen yang sedang kerja kelompok di rumah temannya. Padahal Chen dan Kai tidak satu kelompok.

Yang berakhir Kai dimarahi oleh kelompoknya karena lebih memilih menemani Chen kerja kelompok.

.



Chen melihat jam pada ponselnya. Ini bahkan sudah pukul 5 tapi Kai belum juga pulang. Dia berniat ingin mencari Kai saat terdengar suara motor yang memasuki pekarangan.

Kai masuk melihat Chen yang sedang menatapnya.

"Dari mana aja lo." Tanya Chen khawatir.

"Main."

Kai sedang melepaskan sepatunya dan menaruhnya di tempat semula.

"Sama siapa? Udah makan?."

"Mingyu. Udah. Gue ditraktir dia."

Kai akan pergi menuju kamarnya, menoleh sebentar ke arah Chen.

"Lo udah makan?"

Chen menggeleng.

"Kenapa belum makan?" Tanya Kai lagi.

"Gue kan nungguin elo. Takutnya lo belum makan."

Kai menghela nafasnya, menyeret hyung-nya menuju meja makan. Mengambilkan piring dan nasi.

"Makan. Gue tungguin."

Chen memakan masakan bibinya dengan ditemani Kai. Kai menelungkupkan badannya. Dia sedang kelelahan.

Mengantar Mingyu benar-benar membuat badannya pegal. Lumayan memang, Mingyu memberinya ongkos bensin bahkan bisa buat jajan dia tiga bulan. Tapi jarak antara rumahnya ke rumah Mingyu benar-benar membuat pantatnya terasa panas.

"Kai, gue udah selesai makannya. Pindah ke kamar gih."

Chen membangunkan Kai yang sepertinya tertidur di meja makan.

"Mandi dulu tapi. Badan lo bau banget sumpah."

Chen mencoba bercanda seperti biasa tapi Kai tidak menanggapi bercandaannya.

Dia melihat Kai yang naik ke lantai dua. Chen mengejar Kai, dan menyuruh Kai berhenti sebentar sebelum sepupunya masuk ke kamar.

Chen mengambil barang yang telah ia beli di toko saat pulang bersama Kyungsoo.

"Kenapa?"

"Kamu tau nama asli aku gak?"

Kai sebenarnya sedang terlalu malas tapi tetap dia jawab. "Kim Jongdae."

"Ih bukan."

"Chen." Jawab Kai kembali.

"Bukan. Nama yang lain."

"Enggak tau? Emang apa?"

Chem menghela nafasnya, "Nama depannya sih Cinta."

"Sejak kapan nama lo jadi Cinta."

Chen tidak menggubris perkataan Kai dia tetap melanjutkan perktaannya.

"Nama depannya memang Cinta, tapi setelah bareng kamu. Jadi Cinta Kamu."

Chen menyerahkan setangkai bunga mawar putih yang sempat ia beli.

Kai menerimanya dengan perasaan senang.

"Karena kamu terima bunganya sekarang kamu pacarku."

Kai tersenyum bahagia melihat bagaimana sepupunya ini mencoba meminta maaf.

"Baiklah."

Mengigit tangkai bunga tersebut. Lalu mengendong Chen ala bridal style.

"Eh, mau ke mana?"

Kai membuka pintu kamar Chen.

"Ke kamar lo, mandi di kamar lo, terus tidur bareng lo."

Kai menaruh tubuh Chen di atas ranjang pemilik ruangan ini. Mengambil pakaian pada lemari yang hanya di khsuskan berisi pakaian saja.

Menuju kamar mandi untuk membersihkan tubunya.

Selasai dengan keadaan bugar dan ikut bergabung dengan sepupunya.

"Lo udah gak marah sama gue kan?" Tanya Chen saat Kai ikut bergabung dalam hangatnya selimut.

"Gak. Mana bisa gue marah sama lo."

Chen mengambil handuk yamg tersampir di pundak Kai. Meyuruh pemuda yang sama-sama bermarga Kim tersebut sedikit menghadap samping.

Membantu Kai mengeringkan rambut yang masih basah tersebut.

"Maaf ya. Lain kali gue bakal nolak kalo ada yang mau antar gue."

"Ga usah janji. Lo kan tau gue kayak gimana." Kata Kai.

"Nanti kalau lu udah punya pacar. Lu juga bakal pulang bareng pacar lo. Gak bakal bareng gue lagi." Sambungnya.

Chen hanya diam. Dia telah selesai mengeringkan rambut Kai. Ia menaruh kembali handuk tersebut ke tempat semula.

"Tumben gak meluk gue." Tanyanya saat melihat Kai yang memunggunginya.

"Mulai ngebiasain buat bisa tidur tanpa meluk lo." Jawab Kai yang masih memunggungi Chen.

Chen memeluk Kai dari belakang.

"Emang kenapa? Kan gak masalah. Selama masih bisa meluk kenapa enggak?"

Kai membalik tubuhnya. Menghadap kearah Chen dan menatapnya.

"Kok lo jadi melakonis gini sih Kai."

Kai memaninkan anak rambut milik Chen, dia hanya menggeleng sebagai jawabannya.

Chen tersenyum,"Ya udah tidur aja udah malem."

Mendekat ke arah Kai. "Kalau lo gak mau meluk gue. Biar gue yang meluk elo."

"Mana ucapan selamat malam buat gue."

Kai membalas pelukan Chen. Mengucapkan ucapan selamat malam yang selalu mereka lakukan.

.
.
.

Bangipul...

Gue bikin apa ini.

Tampar gue , juseyo....

Prank (BXB) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang