Sinar matahari yang berhasil menembus celah jendela kamar Wenjun, membuat penghuni kamar tersebut perlahan membuka kedua matanya.
Ia tak segera beranjak dari ranjangnya, namun memilih untuk terduduk sejenak sambil mengumpulkan tenaganya kembali.
Wajahnya terlihat kelelahan. Bagaimana tidak? Wenjun sangat takut dengan hal-hal berbau mistis.
Namun sejak kedatangan Zhengting hingga kesepakatan yang mereka lakukan, hari-hari Wenjun berubah seratus delapan puluh derajat.
Mau tidak mau pria itu harus menerima resikonya, membiasakan diri dengan sosok Zhengting yang berwujud roh. Awalnya memang sangat sulit, namun perlahan Wenjun mulai terbiasa.
KLEK!
Wenjun segera mengalihkan pandangan ke arah pintu kamarnya yang dibuka.
Ia melihat justin sudah berpakaian rapi sambil menikmati sepotong sandwich.
"Oh, kau sudah bangun, ge? Aku kira masih tidur," ucapnya terkekeh.
Wenjunbberanjak bangun dan merapikan ranjangnya.
"Kuliah pagi?" tanya wenjun pada Justin.
"Hmm.. Aku harus segera mengumpulkan tugasku yang belum sempat kuserahkan pada Dosen Hou kemarin," jawab Justin.
"Ah, kejadian kemarin benar-benar menegangkan."
Mendengar keluhan adik sepupunya tersebut, wajah Wenjun memerah. Ia kembali teringat kejadian semalam, di saat ia dan Zhengting berbicara serius di kamarnya.
Wenjun menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Kini ia merasa malu atas apa yang telah ia ungkapkan semalam pada Zhengting.
"Eh ge, kau baik-baik saja?" tanya Justin heran ketika melihat reaksi aneh dari Wenjun.
Wenjun menoleh ke arah justin dan mengangguk pelan. "Ya, aku baik-baik saja."
Justin tidak bertanya lagi. Sambil menghabiskan sandwich yang dimakannya, ia tampak bersiap menutup pintu kamar Wenjun
"Baiklah, kalau begitu aku berangkat sekarang."
"Tunggu—" wenjun terlihat menahan Justin sebelum pemuda itu pergi dari kamarnya. "Di mana Zhengting? "
"Mungkin sedang pergi bersama temannya. Di saat kita tidur, zhengting memang selalu menghabiskan waktu dengan temannya, ah sosok yang datang kemarin, ge," jawab justin.
Ekspresi Wenjun terlihat tidak suka. Ada sedikit raut kecemburuan di wajahnya saat mendengar tentang teman Zhengting yang kemarin muncul di hadapannya.
"Aku pergi dulu, ge" pamit Justin.
Setelah memastikan adik sepupunya itu pergi, Wenjun kembali terdiam sebelum akhirnya berjalan keluar dari kamar untuk pergi mandi.
"Wenjun."
Wenjun melompat kaget karena tiba-tiba mendengar suara zhengting.
Pria itu menoleh ke belakang, dan mendapati sosok Zhengting sudah berdiri di belakangnya dengan senyum mengembang.
"Ah, kau mengagetkanku, Zhengting . ." ucap Wenjun sembari mengusap dadanya.
Zhengting terkekeh. Bagaimana pun reaksi Wenjun tidak pernah berubah tiap kali ia muncul mendadak di depan pria itu.
"Kau sudah mau pergi ke restoran?"
"Setelah selesai mandi dan sarapan, aku baru pergi," jawab Wenjun.
"Kenapa?"
"Tidak. Aku hanya bertanya saja," balas Zhengting dan terlihat berjalan meninggalkan wenjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Beautiful Ghost
FanfictionAku sangat membenci hantu. Tidak. Lebih tepatnya aku takut dengan hantu.