Mata Wenjun terus menatap ke arah Xukun yang tampak sibuk membantu Zhengting berpindah ke atas ranjang.
Terkadang wenjun menunduk, tak sanggup melihat kedekatan intens yang mulai terjalin antara dua orang tersebut.
Walau demikian, ia tetap berusaha untuk tegar dan tak berhenti tersenyum ke arah zhengting, saat wanita itu sesekali memperhatikannya.
"Jadi, restoran tempat Shenyue bekerja adalah milikmu?" tanya zhengting tiba-tiba.
Kini wanita itu sudah duduk di atas ranjang dengan punggung yang menyender pada bantal.
Wenjun terkesiap saat mendengar pertanyaan Zhengting. Ia hanya mengangguk pelan dan kembali tersenyum.
Lalu pandangannya beralih pada Xukun yang menatapnya. Sorot mata Xukun masih dipenuhi tanda tanya.
Wenjun tahu, tak lama lagi sahabatnya itu akan mengajaknya berbicara serius.
"Jika kau sudah keluar dari rumah sakit, sesekali kau harus datang ke restoran kami," ucap Shenyue senang.
Zhengting menatap binar ke arah Shenyue, kemudian berpindah pada wenjun.
"Apa boleh aku datang ke restoranmu?"
"Tentu saja. Restoranku terbuka untuk siapapun. Datanglah kapan saja sesukamu," ujar Wenjun dengan senyum khasnya.
Senyum Zhengting kembali terpancar seiring jawaban yang diberikan wenjun. Hal itu membuat kesedihan wenjun kian terasa.
Sampai saat ini, Wenjun memang masih berusaha untuk menerima semua kenyataan pahit tentang ingatan Zhengting yang hilang, selama wanita itu menjalani kehidupannya sebagai roh.
Xukun sepertinya menyadari raut kesedihan dari wajah Wenjun. Ia tahu, wenjun sedang menyembunyikan sesuatu darinya.
Sesuatu yang dapat menjawab rasa penasarannya terhadap kondisi Zhengting yang sekarang.
"Wenjun, bisa bicara sebentar," pinta Xukun.
Wenjun hanya menoleh sekilas seraya mengangguk. Lalu berjalan keluar dari kamar dan memilih ujung lorong sebagai tempat untuk berbicara serius dengan Xukun.
Sementara sahabatnya itu tidak berkata banyak dan hanya berjalan di belakangnya.
"Kau ingin bertanya tentang kondisi Zhengting?" tanya wenjun yang sejak awal sudah tahu arah pembicaraan mereka.
Xukun terdiam. Matanya terus memandangi wenjun yang memilih sibuk mengedarkan pandangan ke luar gedung rumah sakit.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Xukun penasaran. "Kenapa setelah sadar dari masa komanya, ia sama sekali tidak mengingatku? Dia bahkan juga tidak mengingatmu. Rasanya, ia seperti baru pertama kali bertemu dengan kita."
Hening. Belum ada jawaban dari wenjun. Pria itu masih diam dan tetap fokus memperhatikan luar gedung rumah sakit.
"Wenjun . ."
"Itu karena ingatannya selama menjadi roh telah hilang," jawab wenjun kemudian.
"Hah?"
"Setelah roh Zhengting kembali ke tubuhnya, ingatan selama dia menjalani kehidupan sebagai roh akan hilang," lanjut wenjun.
Dahi Xukun berkerut. Ia dibuat kebingungan dengan penjelasan yang diberikan wenjun.
"Kenapa ingatannya bisa hilang? Kesepakatan apa yang sebenarnya kalian lakukan?"
"Itu sudah menjadi peraturan. Bagi mereka yang pernah menjalani kehidupan sebagai roh, saat kembali lagi ke tubuhnya, ingatan mereka sebelumnya akan hilang. Ingatan yang tertinggal hanyalah ingatan sebelum mereka menjadi roh," ujar wenjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Beautiful Ghost
FanfictionAku sangat membenci hantu. Tidak. Lebih tepatnya aku takut dengan hantu.