12

65 6 0
                                    

"Kau mau kemana, ge?"

Wenjun yang sedang mengenakan jaketnya, hanya tersenyum saat Justin bertanya padanya. "Aku mau keluar sebentar."

"Kemana?" tanya Justin penasaran sambil mengkerutkan dahi. Sesekali ia meneguk air putih yang sedang dipegangnya.

"Ke rumah Zhengting," jawab Wenjun kali ini wajahnya tampak bersedih. "Aku ingin meminta maaf padanya, soal ciuman itu."

"Kenapa?" Justin terlihat kaget dengan keputusan wenjun. "Apa kau mau menyerah? Kau ingin melepaskannya dan merelakan dia untuk Xukun gege?"

Helaan nafas panjang kembali keluar dari wenjun. Ia yang semula sudah siap untuk pergi, kembali duduk di sofa ruang tengah. 

Wajahnya terlihat frustasi. Ia mengacak-acak rambutnya dan mendesah kasar. Justin tertegun, tak pernah ia melihat kakak sepupunya tampak kacau seperti ini.

"Entahlah, Justin. Aku tidak tahu apakah yang kulakukan ini benar," ujar wenjun dengan kepalanya yang menunduk. 

"Rasanya aku sudah tidak kuat lagi,Justin. Aku benar-benar lelah, sangat lelah. Melihat mereka berdua datang dan Kun mengatakan bahwa mereka sudah resmi menjalin hubungan, hatiku sakit. Bahkan yang lebih menyakitkan, saat aku memandangi zhengting, dia langsung mengalihkan pandangannya. Dia tidak lagi terbuka seperti sebelumnya. Seolah tidak mau menatapku, Justin. Aku yakin perubahan sikapnya itu semenjak aku menciumnya."

"Ge . . ."

"Ah! Aku benar-benar bodoh!" runtuk wenjun. "Kenapa aku melakukannya? Kenapa aku tidak bisa mengendalikan diri? Kenapa?!"

Justin berjalan mendekati wenjun. Ia menepuk pundak pria itu berkali-kali, mencoba menenangkan suasana hati kakak sepupunya.

"Sudah tidak ada harapan lagi, Sehun. Aku harus merelakannya," lanjut Wenjun "Karena itulah, agar aku tidak terbebani dengan rasa bersalahku atas sikapku kemarin, aku harus meminta maaf padanya."

"Kau yakin dengan keputusanmu itu?" tanya justin sekali lagi.

Wenjun menoleh ke arah Justin. Sorot matanya terlihat sendu. Sebenarnya pria itu belum yakin sepenuhnya dengan keputusan tersebut. Namun, demi persahabatannya dengan Xukun, keputusan itu memang harus diambilnya.

"Aku sudah yakin, Justin. Seperti apa yang pernah kukatakan, aku tidak ingin mengkhianati persahabatanku dengan Kun," jawab wenjun.

Justin menghela nafas. Ia tahu, sulit bagi wenjun untuk mengambil keputusan berat tersebut. Ia biarkan wenjun beranjak dari sofa dan pergi melewatinya begitu saja. 

Ia menatap punggung wenjun sampai tak terlihat lagi. Pemuda itu merasa kasihan padanya. Ia ingin kakak sepupunya itu bersatu dan hidup bahagia dengan Zhengting. Tapi, apa yang diharapkannya tidaklah semulus yang ia kira. Fakta bahwa wenjun sangatlah setia kawan memang tidak terbantahkan. 

Jelas jika wenjun akhirnya memilih untuk melepaskan zhengting demi sahabatnya sendiri.

Setelah masuk ke dalam mobil, wenjun segera melesat menuju rumah zhengting. Beruntung ia sempat menanyakan alamat rumah zhengting pada Shenyue beberapa waktu lalu. Mungkin ini kesempatan terakhir yang bisa dilakukan wenjun, untuk memperbaiki semua keadaan dan mengembalikannya seperti semula.

Tak butuh waktu lama bagi wenjun untuk tiba di rumah zhengting. Hanya membutuhkan waktu kurang dari dua puluh menit. Ia memang sengaja memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Mobil wenjun berhenti di depan sebuah rumah yang cukup mewah. Wenjun mengatur nafasnya dan suasana hati yang tiba-tiba gugup. 

Ia segera turun dari mobil lalu berjalan menuju pintu rumah. Tangannya perlahan menekan bel rumah. Wenjun menunggu dengan raut wajahnya yang tegang.

You Are My Beautiful GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang