"Ge..ayo bermain bola denganku . . ."
Wenjun membuka kedua matanya saat mendengar sebuah suara di dalam kamarnya. Ia berusaha bangun dari tidurnya, walau rasa kantuk masih menderanya. Sesekali wenjun menguap, lalu merenggangkan tubuhnya yang terasa sedikit kaku. Kemudian mengusap-usap matanya beberapa kali.
Seketika matanya membulat sempurna, saat melihat sosok anak kecil laki-laki yang sudah berada di atas ranjangnya. Anak itu memegang sebuah bola sambil tersenyum ke arah wenjun.
"Gege... ayo bermain bola denganku . . ."
"HUAAA!!!"
BRUK!
Tubuh wenjun sukses membentur lantai saat berusaha menghindari anak kecil atau lebih tepatnya roh anak kecil. Sejak mengetahui dirinya bisa melihat hal-hal berbau mistis seperti justin, wenjun semakin sering melihat sosok mistis di dalam rumahnya.
Namun Wenjun belum terbiasa dengan kemampuan baru yang dimilikinya. Terkadang, reaksi ketakutan seperti sekarang ini selalu muncul tiap kali bertemu sosok mistis.
"Ge, ada apa?" Justin menerobos masuk ke dalam kamar wenjun begitu mendengar suara teriakan. Ia datang dengan wajah panik, namun tangan kanannya masih bertahan memegang sepotong sandwich kesukaannya.
Melihat kakak sepupunya jatuh terjembab di lantai, wajah panik Justin justru memudar dan berganti menjadi raut wajah geli. Pemuda itu tak mampu lagi menahan tawanya.
Wenjun tidak menjawab dan hanya berusaha bangkit dari posisinya, sambil mengusap bagian punggungnya yang terasa nyeri. Matanya menatap tajam ke arah Justin yang masih tertawa sambil duduk di atas ranjangnya.
"Huh, teganya kau menertawakanku seperti itu, Huang Minghao," sergah wenjun.
Sehun berhenti tertawa, seiring tangan kanannya yang bergerak perlahan mendekatkan sepotong sandwich ke mulut, untuk dinikmatinya. Ia belum membalas ucapan wenjun, melainkan memilih untuk memakan apa yang dibawanya.
"Kau ini-" Wenjun semakin kesal dengan sikap justin.
Justin terkekeh. Kemudian pandangannya beralih pada roh anak kecil yang berhasil membuat wenjun berteriak. Justin bangkit dari ranjang, lalu berjalan mendekatinya.
"Adik kecil, maafkan atas sikap kakak sepupuku. Dia belum terbiasa untuk berinteraksi dengan kalian," ucap Justin seraya tersenyum.
Roh anak kecil tersebut mengangguk. "Iya, tidak masalah. Dulu waktu aku sedang mengobrol dengan Zhengting jiejie, kakak ini juga terlihat ketakutan. Kata zhengting jiejie, kakak ini sangat takut dengan sosok seperti kami."
Justin terkejut mendengar penuturan roh anak kecil di depannya. Begitu juga dengan Wenjun. Ia teringat peristiwa saat zhengting tengah asyik mengobrol dengan roh anak kecil di dalam kamarnya.
Setelah diperhatikan baik-baik, rupanya roh anak kecil yang sekarang di dalam kamarnya, adalah sosok yang sama dengan roh anak kecil yang diajak bicara oleh zhengting.
Perlahan wenjun mendekat pada roh anak kecil tersebut, mencoba memberanikan diri untuk berinteraksi dengannya.
"Siapa namamu?"
"Zhenghao," jawabnya sambil tersenyum.
Raut wajah takut wenjun perlahan berubah lebih tenang. Senyum polos Zhenghao itulah yang membuat wenjun merasa tak takut lagi. "Zhenghao-ah, maaf jika sikapku tadi membuatmu tersinggung."
"Tidak apa-apa, gege tampan," balas Zhenghao. "Apakah, Zhengting jiejie sudah kembali ke tubuhnya?"
Wenjun menaikkan salah satu alisnya karena pertanyaan yang dilontarkan zhenghao. "Apa kau merindukannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Beautiful Ghost
Fiksi PenggemarAku sangat membenci hantu. Tidak. Lebih tepatnya aku takut dengan hantu.