UNABLE [13]

5.3K 552 65
                                    

Diharapkan sebelum membaca, Follow akun Wp saya.
MelmelQuen👑

Jimin tak tahu ada apa dengan tubuhnya, sepulang sekolah tadi ia merasakan sakit di area dadanya, tapi bukan rasa sakit seperti biasanya.
Bisa dibilang, ini lebih sakit, seakan ada ribuan jarum tak kasat mata yang menusuk dadanya secara bersamaan.

Jimin menggeliat tak nyaman ditempat tidurnya, sesekali menggeliat sakin tak tahanya menahan sakit yang semakin menjalar keseluruh tubuhnya. Keringat dingin seakan tak puas membasahi wajah dan tubuh pucatnya, bahkan untuk meraup oksigen saja dirinya kesusahan.

Ingin sekali dirinya memanggil seseorang, tapi apa daya bahkan bersuara pun seakan tak bisa lagi.

Jimin terjatuh kelantai saat ingin mengambil gelas berisi air diatas nakas lemarinya. Membuar gelas kaca itu terjatuh kelantai dan pecah.
Dirinya berharap dengan pecahnya gelas itu, ada seseorang yang memasuki kamarnya.

Sayup-sayup Jimin tak bisa mendengar suara yang mendobrak pintu kamarnya, namun suara teriakan khas itu. Ia bisa mengenalinya, "Tae Hyung," gumam Jimin lirih.

Namja itu Taehyung, Taehyung berlari menghampiri Jimin seraya berlutut. Taehyung terbelalak kala melihat pucatnya wajah adiknya itu.

"Jimin-ah, apa kau bisa mendengarku!?" Taehyung tak mendapat respon dari Jimin yang keadaanya setengah sadar.
Bahkan otak pintar Taehyung tak ia gunakan, sakin paniknya melihat Jimin tak sadarkan diri dipangkuanya. Sampai akhirnya ia menggendong tubuh Jimin dipunggungnya niat kerumah sakit.

Ia berlari kesetanan, seolah bobot tubuh Jimin bukan apa-apa. Terkalahkan oleh rasa cemas dihatinya.

Dihalaman rumah besar itu, Taehyung memanggil siapapun yang berada disana. Bibi Lee yang sedang bersih-bersih disamping rumah itupun langsung berlari menghampiri Taehyung.

Yeoja paru baya itu langsung menjatuhkan gunting rumput yang ia pegang, kala melihat Jimin tergulai tak berdaya digendongan Taehyung.

"Tolong beri tahu Baekhyun, aku membawa Jimin kerumah sakit, penyakitnya kambuh"

"Nde Tuan, berhati-hatilah dijalan"

Taehyung mengangguk, dirinya dengan cepat mengemudi mobilnya. Beruntung tadi ia pulang kerumah karna memang sedari tadi pikiranya sangat kalut.

•••

Brakk

Taehyung menghempas kasar kunci mobilnya kesembarang arah, tak perduli mau hilang atau tidak.
Tangannya bergetar hebat mengenggam amplop coklat berisi surat rumah sakit hasil pemeriksaan Jimin. Baru saja tadi pagi ia melihat senyum cerah adiknya itu yang mengantarkan roti beserta susu kekamarnya. Tapi mengapa kenyataan seperti menampar telak kehidupanya.

Dan hari ini ia harus menerima bahwa peluang hidup Jimin menipis, sel kanker itu sudah menggerogoti hampir semua bagian organ dalam tubuh adiknya itu, memperlambat perjalananya setiap organ, yang membuat adiknya itu selalu kesakitan.

Bahkan perkataan Uissa itu selalu terngiang dikepalanya.

'Kemotrapi tidak ada lagi gunanya, itu hanya memperlambat sel kanker. Bukan menyembuhkan atau mengangkat. Dan, untuk selanjutnya hanya Tuhan yang tahu'

Taehyung takut, sangat takut. Jika takdir baik tidak berpihak padanya.
Sungguh, ia belum siap untuk kehilangan adik satu-satunya.

Matanya terarah pada seorang namja yang terbaring lemah diranjang pesakitan. Hampir semua tubuh itu dipenuhi oleh beberapa alat sebagai penopang hidupnya.

UNABLE [END] + TRAILERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang