Setelah melihat foto tersebut, untung saja Yena masih berusaha tenang dan mengembalikan barang-barang Sungmin ke tempatnya semula. Ia berjalan mundur dengan gemetaran, kemudian menutup pintu kamar Sungmin dengan sepelan mungkin.
"O, oke...Choi Yena, kamu harus tenang dulu..." Gumamnya menyugesti diri.
Kini Yena duduk di depan pintu kamar Sungmin dengan bersandar di pintu. Gadis itu memeluk kakinya yang tidak sanggup berjalan normal. Karena berpikir bahwa ia bisa gila kalau berada di rumah terlalu lama, akhirnya Yena memutuskan untuk keluar.
Yena yang belum berganti pakaian itu lalu membawa tas ransel kecilnya, niatnya hanya untuk beli makanan sebentar lalu pulang. Tapi entah kenapa memikirkan kata 'rumah' saja membuatnya ketakutan.
Ia mulai mempercepat langkahnya, kemudian tanpa sadar Yena pun berlari menyusuri gang-gang kecil, mencari cara menuju jalan besar. Setelah sampai di keramaian orang, ia pun menoleh ke belakang, takut jika ada yang mengejarnya.
Dengan langkah yang terhuyung-huyung karena kelelahan berlari, gadis itu menyeret kakinya untuk terus berjalan. Keringat mulai bercucuran dari pelipis, namun ia sudah tidak mempedulikan make up yang mulai luntur.
Beberapa kali Yena menabrak seseorang dan terus meminta maaf sambil menundukkan kepala, sampai ia menabrak salah satu teman satu sekolahnya.
"Eh maaf..." Pemuda itu mengedipkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya mengenali wajah gadis yang baru saja menabraknya itu. "Yena? Choi Yena kan'?" Tanyanya memastikan.
Entah kenapa, suara tapakan kaki orang yang berlalu lalang membuat Yena pusing, ia sampai memegangi lengan jas pemuda itu. Sang pemuda lalu membantunya untuk duduk di bangku terdekat. "Kamu sakit? Kubeliin minum ya?"
Sebelum pemuda itu pergi, Yena menggenggam lengannya erat-erat, seperti menggantungkan hidupnya pada sang pemuda. "Tolong aku..."
"Ha!? Eh, kamu kenapa sih??"
Dengan mulutnya yang masih bergetar, Yena mulai membuka kembali bibirnya. "Aku nggak mau pulang ke rumah..."
"Rumah...?" Tanya pemuda itu sambil memiringkan kepalanya tidak paham.
"Tolong selamatkan aku...dari kakakku!"
••••
Hyungseob lalu membawa Yena ke sauna yang dikelola keluarganya. Mana bisa ia meninggalkan gadis yang terlihat berantakan dan menangis itu. Di sana Yena ditemani adiknya Hyungseob yang lebih muda 4 tahun darinya, Ahn Yujin.
"MAMAAA, KAKAK BAWA PULANG CEWEK NANGIS"
"YUJIN DIEM NGGAK!?"
Melihat tingkah keduanya yang sama-sama cerewet itu membuat Yena menaikkan sudut bibirnya sedikit, yah setidaknya ia merasa terhibur karena sifat Yujin yang hyper. "Kalian kakak-adik tapi nggak terlalu mirip ah" ujarnya